atlet puzzle

22 1 0
                                    

untuk uta,
terima kasih ya untuk akhirnya benar-benar datang ke hidupku. sungguh aku senang sekali. secara satu tahun sudah aku mengagumimu dari jarak aman. melongok ke sana kemari memantau kehadiranmu di sekitar kampus. mengecek dengan teliti apakah namamu ada di daftar barisan orang yang melihat update instagramku. sekarang aku sudah tidak perlu susah-susah melakukan semuanya, karena dengan sendirinya kita sudah bertukar sapa dan kabar, bahkan aku bisa berbicara denganmu berjam-jam, walaupun hanya lewat telfon.

uta, kukira setelah kamu datang ke hidupku, bebanku akan sedikit berkurang. ternyata tidak, aku salah, bebanku makin bertambah. dua bulan mungkin waktu yang terlalu dini untuk menuntut kejelasan, karena jujur aku muak kalau harus disuruh berlama-lama dalam ketidakjelasan. kemarin pagi waktu lagi nyapu rumah, tiba-tiba aku kepikiran. kita nih kayak atlet ganda cabang olahraga puzzle ya? kita lagi sama-sama berusaha buat nyatuin kepingan-kepingannya, satu demi satu, kadang langsung ketemu yang pas, tapi juga gak jarang kita nempatin di bagian yang salah. deg-degan gak sih, ta? kalo aku iya. aku panik, takut salah, dan terus dibayang-bayangin, "bisa gak ya kita nyelesaiin ribuan kepingan puzzle ini?" apalagi di tengah perjalanan, aku ngerasa cuma aku yang berjuang buat nemuin kepingan-kepingan puzzle itu. aku ngerasa kamu cuma jadi panitia yang nyediain puzzle buat aku, dan akhirnya kamu cuma jadi penonton yang menyemangati aku.

uta, aku tau kita pasti pernah ngerasa ragu, bingung harus dilanjutin atau mending mundur. tapi nyatanya kita nyoba kan? buat aku, susah sekali buat percaya sama seseorang. tapi sama kamu, aku nyoba. ntah apa namanya, kalau kata orang-orang sih bucin. maaf aku harus bilang ini, tapi kayaknya kamu jadi susah dihubungi semenjak kerja ya. aku gak boleh marah kan? masa ada orang lagi kerja aku singutin? lagi-lagi aku percaya sama kamu, kamu pergi nggak untuk main-main, kamu beneran kerja. uta, kalo 'kejelasan' itu belum bisa kamu kasih. aku cuma minta satu, kalo kamu juga percaya sama aku, aku di sini. whatsapp dan telingaku pasti bakal seneng kalo kamu cerita tentang gimana capeknya kamu kerja, tentang gimana kamu yang kayaknya serius banget sama kerjaan itu, tentang mimpi dan keinginan kamu ke depannya. aku di sini selalu nunggu kamu buat cerita.

terakhir, jaga kesehatan. kamu harus keluar rumah setiap hari, jangan lupa protokol kesehatannya, ya! aku gak mau lho denger kamu sakit lagi kayak waktu itu.

dari luna, yang setiap hari kangen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untuk YudhistiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang