Perlahan, Chaeyoung mulai meraih figura itu. Ia membalikkan benda itu dengan pelan. Sedikit lagi sampai Ia bisa melihat foto apa yang ada didalamnya, sebuah tangan merebut figura foto itu secara kasar.

"Chaeng...." Tegur Mina.

Chaeyoung gelagapan. "Aduh, maaf. Gue cuma penasaran. Abisnya itu foto selalu kebalik, sih."

Mina menghela napas panjang.

"Ngga papa. Ini cuma foto ngga berguna, kok."

Sana diam-diam mengamati kejadian itu. Ia tidak memberikan respon apapun. Lebih tepatnya, berusaha untuk tidak peduli.

"Foto apa, sih? Gue juga kepo." Tanya Tzuyu.

"Ngga penting." Jawab Mina.

"Ngga penting. Udah diem." Ucap Jeongyeon. Takut kalau tiba-tiba Mina marah.






Tadi di dalem foto itu ada dua cewek, kan? Mina sama siapa ya? Mereka keliatan mirip, ngga mungkin kan kalo Mina punya saudara kembar?








"Ehm!" Dehem Sana keras. "Kerjain tugasnya sekarang aja."

"Santai sedikit kenapa, San?"

"Hooh. Masih pengen makan gue."

"Lo aja yang ngerjain bareng Jihyo sama Mina."

"Terus, kalian tinggal nyalin gitu?"

"Iyalah. Kalo ada yang gampang, kenapa harus nyari yang ribet sih?"

"Sialan emang lo."

"Eh, btw Jeong. Menurut lo, korban selanjutnya itu siapa?"

Jeongyeon mengernyit. Sedikit bingung dengan pertanyaan Dahyun yang terkesan random.

"Mana gue tau? Kan bukan gue yang bikin kodenya."

"Mungkin ngga sih, kalo korban selanjutnya itu cowok?"

"Kenapa lo bisa berfikiran kaya gitu?"

"Ya, nebak aja sih. Kemaren kan Yerin sama Eunbi. Terus Kak Yoongi. Bisa jadi yang selanjutnya itu juga cowok."

"Maksud lo, cewek dua cowok dua gitu?"

"Iya. Biar adil."

"Adil gimana bego?"

"Siapa tau mereka bisa berpasangan di akhirat nanti."

"Geblek."

"Nay, lo kalo pas pembagian otak harusnya maju paling depan. Biar otak lo ngga seperempat kaya gini."

"Tapi bisa jadi, sih."

Semua pasang mata otomatis menoleh kearah Mina. Sana yang tadinya hendak mengerjakan tugas bersama Jihyo pun, tidak jadi. Mereka berdua kembali menutup buku mereka masing-masing.

"Diantara kita, siapa yang punya masalah sama cowok dulu?" Tanya Mina.

"Eum-"

Semua saling berpandangan, mengingat siapa yang dulunya pernah berurusan bersama dengan makhluk yang disebut laki-laki.

"Jeongyeon, Jihyo, sama Chaeyoung. Bener, kan?"

Orang yang baru saja disebut namanya oleh Tzuyu itu memasang raut wajah bingung.

"Iya."

"Kalo emang bener, berarti selanjutnya itu Namjoon atau Dino. Secara Yoongi udah mati."

"Mati, lo kira dia ayam."

"Meninggal. Death. Maksud gue itu elah."

"Hem, gimana kalo kita awasin mereka berdua?"

"Maksudnya?" Tanya Momo bingung.

"Ya siapa tau emang salah satu diantara mereka yang bakalan jadi korbannya. Kalo misal iya, kita mungkin bakal tau siapa peneror itu."

"Ya ampun Chaeyoung. Lo kok pinter?"

"Karena gue ngga bodoh kaya lo."

"Sialan. Dipuji malah menjatuhkan."

"Thanks."

"Sama-sama."

"Gila semua."

"Jadi?"

Jihyo selalu yang paling waras mencoba membuat mereka kembali ke topik pembicaraan.

"Boleh lah. Lagipula, kemaren kita dapet kodenya pagi-pagi. Kalo emang waktunya 24 jam, otomatis dia bakal dibunuh sekitar jam-, jam berapa gue lupa."

"Setengah 9."

"Iya, sekitar jam itu."

"Kita besok pagi ulangan matematika. Mana bisa keluar. Lo mau disantet sama tuh guru?"

"Kan ada Mina."

"Ngga mau. Gue juga gini-gini pengen nilai bagus kali."

"Terus, gimana dong?"

"Y-"

"Mina?"

Obrolan mereka terhenti ketika seorang wanita paruh baya melongokkan sebagian tubuhnya ke dalam kamar Mina.

"Oh, kalian semua ada disini rupanya."

"Iya, Tante."

Sana langsung membuang muka begitu orang yang disebut Tante oleh mereka itu membuka pintu kamar Mina lebih lebar.

"Lagi ngerjain tugas?"

"Iya, tapi daritadi cuma ngobrol aja, sih."

"Woy, Sana. Itu ada Mamahnya Mina. Kok, lo malah buang muka, sih?"

Sana menghela napas panjang. Ia melirik Mina tajam menggunakan sudut matanya. "Halo, Tante."

Ibu dari Mina itu tersenyum. "Apa kabar, Sana?"

"Baik."

"Syu-"

"Ah, sial. Gue benci ini. Sorry, tapi gue harus pulang."

Semua menatap Sana dengan heran. Kenapa gadis itu tiba-tiba berkelakuan seperti ini?

"Tuh bocah kenapa deh?"

"Maaf ya, Tante. Sana emang suka aneh."

"Ngga papa, kok."

"Mamah, kenapa pulang cepet hari ini? Kan Mina udah bilang kalo mereka bakal main disini." Bisik Mina. Sangat pelan agar teman-temannya tidak mendengar hal itu.

























































"Mamah cuma pengen ketemu sama Sana."

CODE |Part 0.2 - ~|Donde viven las historias. Descúbrelo ahora