1$

26 11 5
                                    

Sebuah kelebihan belum tentu itu menjadi sebuah kelebihan bagi yang memilikinya, dan terkadang sebuah kekurangan itu adalah sebuah kelebihan~ Arina

***

Azra sudah siap dengan seragamnya dan siap untuk berangkat ke sekolah. Namun saat ia ingin membuka pintu dan berangkat sekolah, ia segera berbalik.

Ia berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Ia mencari sesuatu yang akhirnya ketemu. Tas nya. Hampir saja ia lupa untuk membawa tas ke sekolahnya.

"AZRA! CEPETAN WOY!!"

Azra yang mendengar teriakan tersebut langsung berlari menuruni tangga dan keluar rumah. Disana terlihat seorang laki-laki dengan seragam putih abu-abu.

Gio Ronald. Sahabat Azra yang samanya ngak ada akhlak kayak Azra. Mereka hari ini akan bersekolah di sekolah yang sama.

Sebelumnya, Azra sudah memberi tau Gio tentang sikapnya yang berubah itu dan juga alasannya. Dan itu membuat Gio menggeleng kepala.

"Lama banget sih lo? Kalo hari pertama sekolah telat gimana?!" Protes Gio yang setia duduk di atas motor sport berwarna hijau.

"Ye... maap."

Azra menaiki motor sport nya yang berwarna hitam dan memakai helm nya. Ia kemudian menjalankan motornya mendahului Gio yang masih terdiam di tempatnya memainkan ponselnya.

"Aih! Si monyet ninggalin gue!" Gio memasuki ponselnya ke dalam kantungnya dan memakai helm segera menyusul Azra.

Ditengah perjalanan Azra menghentikan motornya karena melihat seseorang yang tidak asing baginya sedang berdiri di halte bus.

Ia memperhatikan cewek itu yang sesekali menghentakan kakinya karena bus yang ia tunggu belum datang juga, dan sesekali melihat jam tangannya.

"Eh, kampret! Lu ngapain berhenti disini?"

"Anying! Kaget gue!" Latah Azra ketika Gio datang disampingnya. Gio sedikit tertawa melihat ekspresi kaget Azra. Sementara Azra menatapnya sinis.

"Apaan sih lo, zra? Masa gitu doang sampai latah. Mana nih yang jadi ice boy?" Ledek Gio.

"Ipiin sih li, Zri? Misi giti diing simpii litih."
Beo Azra tidak terima dengan omongan Gio. "Lu pikir jadi cowok ice gampang apa?! Apalagi cowok yang sifatnya kayak gue dari gumpalan darah."

"Ye... maaf, Zra. Lagian lo ngapain coba pura-pura jadi cowok es cuma buat ngedapetin cewek kan bi-"

Azra yang lelah mendengar nasihat sahabatnya itu menghela nafasnya, dan melanjutkan perjalanannya. Bukannya ia tidak mau di nasihati, tapi masalahnya Gio sudah mengulang nasihat itu lebih dari 5 kali setiap ketemu dirinya.

"Azra! Kampret banget sih lo ninggalin gue!!" Gio segera menyusul Azra yang meninggalkannya.

Disisi lain, seorang gadis sedang menikmati pandangan di luar jendela bus yang ia naiki sambil mendengarkan musik dari earphone-nya.

Seorang gadis dengan rambut sepundak itu bernama Arina William. Atau lebih sering dipanggil dengan sebutan Arin. Ia sangat suka mendengarkan musik melalui earphone. Ini caranya ia beristirahat dari semua suara itu.

Arin memiliki kelebihan untuk membaca pikiran orang, mendengar suara hati seseorang, bahkan terkadang ia bisa mengetahui masa lalu seseorang. Tapi menurut Arin itu adalah sebuah kekurangan.

Ia tidak ingin membuka privasi orang dengan apa yang ia dengar dari hati seseorang itu. Tapi ini sudah takdir, ia tidak bisa mengelak.

Vroom!! Vroom!!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 03, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ice BegoWhere stories live. Discover now