15 : Yeonjun, down't avoid me!

Magsimula sa umpisa
                                        

Lelah terus menerus mengucapkan nama tuannya didalam hati, buntalan menggemaskan itu menghirup nafas dalam dalam.

Ia menatap Yeonjun sebal. Sejak pulang kampus tadi hingga sekarang sedang duduk santai sambil bersender di pinggiran kasur, Yeonjun terus fokus pada ponselnya. Bahkan, Ddubin yang merupakan prioritas utama si bucin pun terkalahkan oleh pesona benda pipih yang menurut kelinci bulat itu tidak berguna.

Buntalan itu sudah beberapa kali mencoba menarik perhatian Yeonjun. Termasuk dengan menggigitinya. Tapi yang dilakukan tuannya itu malah mengusap kepala atau badannya sekilas sebelum kembali fokus pada ponselnya.

'Hum! Yeonjun!'

Geram, kelinci itu loncat ke pangkuan Yeonjun dan berusaha menaiki tubuh tuannya. Setelah bersusah payah berusaha dan berhasil naik ke pundaknya, ia mengambil ancang ancang.

Hap!

Buntalan itu menaiki kepalanya tuannya dengan menjambak rambut pirang Yeonjun sebagai pijakan. Bar bar iya, mohon dimaklumi. Yeonjun mulai meringis dan menaruh handphonenya juga mulai bertanya tanya pada kelinci bulatnya itu saat rambutnya terasa ditarik tarik.

Tapi, buntalan itu belum puas. Ia terus naik dan setelah sampai tepat diatas kepalanya, jambakan oleh kaki kecil itu semakin kencang juga mulutnya mulai menggigit dan menarik narik rambut pirang Yeonjun. 'Yeonjunnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn'

"AW AW! Kamu ngapain heh! Shh perih, Bin! AW!"

Yeonjun dengan segera membawa kelincinya menjauh dari kepalanya. Bahkan saat ada ditangannya pun, buntalan itu masih meronta ronta, terlihat seperti ingin mencakar cakarnya.

Dengan segera Yeonjun mengubah bentuknya dan bertanya selembut mungkin disaat kepalanya masih terasa sangat perih. "Kamu kenapa, hm? Sini sini, bilang sama Yeonjun"

Soobin menatap Yeonjun marah. Tangannya kembali naik dan kali ini, mengguncang kepala Yeonjun bar bar.

"Pusing Binnnnnnnn"

Beberapa saat setelahnya, Soobin menangkup wajah pemiliknya dan membuat Yeonjun bertatapan dengannya dengan mata yang menukik tajam. "Yeonjun, down't avoid me!"

Yang diteriaki mengerjapkan matanya beberapa kali, mencerna kalimat Soobin yang masih menatapnya kesal. Oalah. Marah karena dicuekin ternyata.

Yeonjun menaruh ponselnya diatas meja kecil disamping kasurnya. Ia mengusap ngusap punggung Soobin, mencoba menenangkan. "Iya iya, maaf. Ini Yeonjun udah gak pegang handphone. Yeonjun harus sama Soobin aja kan? Iya? Yeonjun gak boleh sama handphone, harus sama Soobin aja, hm?"

Soobin mengangguk mantap. "Eum!" ia memeluk Yeonjun erat yang dibalas nggak kalah erat juga oleh sang pemilik.

Maaf ya, Bin. Tadi Yeonjun lagi push rank soalnya.

Lama mereka diam diposisi itu sebelum tiba tiba, Soobin yang menyenderkan kepalanya di bahu Yeonjun berbicara. "Yeonjun"

"Hm"

"Soobin, ingat. Soobin, pernah, atas"

"Hah?"

Yeonjun mengikuti arah telunjuk Soobin yang mengarah ke atas. Maksudnya? "Atas? Atap rumah?"

Soobin menggeleng. "Eueum. Atas"

Yeonjun berpikir keras. Diotaknya sekarang seakan sedang ada tanda loading yang sangat lama. Jika diibaratkan jaringan, jaringannya itu E dengan kekuatan sinyal yang hanya satu.

Atas? Atas mana? Langit kah?

Tapi bagaimana cara Soobin kesana?

Menggunakan roket?

"Yeonjun"

Ah tidak mungkin.

Lantas, terbang?

"Yeonjun!"

Tidak mungkin juga. Ini lebih tidak masuk akal.

Dan dipikiran Yeonjun muncul kemungkinan terakhir yang membuat kedua matanya membola tidak percaya.

Tidak mungkin kan kalau Soobin—

"YEONJUN!!!!!!! SOOBIN, CUEKIN, LAGI! RRRGGHHHHH!"

"AW! AW! Jangan digigit lagi dong! Arghhh pusing, Bin! Nanti kepala aku copot!"

Makanya, Yeonjun. Jangan ngelamun!

TBC

Yo brouwwwwwww

Ini ngetiknya ekspres :" maapkan kalau kata katanya ada yang kurang nyambung :"

Di bagian abis ini, aku pub chapter random, aku mau minta saran dari kalian. Kayak vote gitu lah. Dikomen yaaaaaa. Baik deh kalian avv :)

Semoga suka sama chapter ini!

Jangan lupa votment dan makasih udah mampir! 🙏🏻

Luv U 💞

Salam,

Cai

Hello, ddubin! - yeonbinTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon