Melalui jeruji besi, terdengar erangan yang mengerikan, seperti suara goresan besi. Seria menarik napas dalam-dalam saat melihat sosok di dalam kandang,

"Jacob......!"

Dia menatapku dengan raut wajahnya bertanya mengapa aku membawanya ke sini.

Aku mengangkat bahu, berkata, "Aku akan membantumu."

"Tapi itu terkunci."

"Kurasa tidak."

Lalu aku membuka pintu.

"Bagaimana bisa?!"

Tampaknya Jacob belum mengakui apapun tentang siapa 'pelanggan' -nya itu.

Artinya, Duke akan membiarkan pintu terbuka.

'Supaya Jacob bisa kabur dan bertemu dengan pelanggannya.'

Kemungkinan besar bahwa Jacob sudah diberikan atau dibenamkan alat pelacak yang terpasang padanya.

Keluarga Dubblede sama menakutkannya dengan rumor yang pernah kudengar.

"Ayo masuk."

Saat aku membuka pintu, Seria masuk ke penjara Jacob. Jacob yang terkulai dari dinding menuju lantai menatap kami dengan matanya yang hampir tidak bergerak.

"Selamatkan... Selamatkan aku.... "

"Aku tidak akan mendengarkanmu!" Seria berteriak saat dia bergegas ke arahnya.

Jacob, yang telah disiksa selama berjam-jam, tidak memiliki kekuatan untuk melepaskan diri dari cengkeraman Seria.

"Dimana saudaraku? Di mana kau menjualnya...!"

Saat Jacob tidak menjawab, dia mulai mencekiknya.

"Pe-pelanggan."

"Apa?"

"Pelanggan mengambilnya."

"Maksudmu pelanggan yang menyuruhmu untuk menculik nona kecil?"

Ketika Seria melepaskan cengkeramannya pada Jacob, yang lehernya telah memerah, dia menghembuskan napas.

"Aku tidak tahu siapa. Aku serius. Pelanggan datang setiap waktu dan membeli anak-anak. Semua anak yang dibesarkan di House of Hope dibeli olehnya."

"Apa yang kamu lakukan pada saudara-saudaraku?"

"......."

"Bicara!!"

Jacob menatap Seria sambil menelan ludah.

"Aku tidak bisa memberikan informasi pribadi pelanggan."

Plak!

Aku menendang wajahnya.

"Kuwrasa hanya itu yang bisa kamu katakan!" (Kurasa hanya itu yang bisa kamu katakan)

Seria menginjak Jacob untuk menghentikannya bergerak, sambil menatapku dengan tercengang. Aku bisa mendengar suara erangan kesakitannya saat Seria meninju wajahnya untuk menjatuhkannya.

"No, Nona Kecil."

Seria kaget dan memelukku.

Aku menatapnya.

"Aku punyak pertanyaan."

"Katakan."

Aku menatap tepat dimatanya dan membuka mulutku.

"Sebherapa putus asa nya dirimu yang ingin menyemukan sawdaramu itu?" (Seberapa putus asa nya dirimu yang ingin menemukan saudaramu itu)

"........Maaf?"

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang