"Aku tidak bisa melihatnya, kita harus membersihkan darahnya dulu" -jeno mengambil tisu yang ada di atas meja, dia kemudian berjalan menuju wastafel dan membasahi tisu itu.

Jeno secara perlahan membersihkan darah yang sudah memenuhi telapak kaki ryujin. Gadis itu meringis karena mungkin jeno menyentuh luka yang ada di telapak kakinya. Jeno melihat ada lubang kecil, tidak itu cukup sedang di telapak kaki ryujin, luka itu terus mengeluarkan darah.

"Sepertinya serpihan piring itu sudah keluar dari kakimu" -jeno beranjak dan melihat sebuah gumpalan darah di lantai. Itu bukan gumpalan darah, tapi serpihan piring yang cukup sedang dan ditutupi darah. Dia mengambilnya dan menunjukkan kepada ryujin

"Benda sebesar ini masuk dan keluar dengan mudah dari kakimu, dan kau tidak merasakannya?" -ryujin hanya menggeleng dengan wajah polosnya, jeno menanggapinya dengan menghembuskan nafas pasrah

Pria itu mengambil beberapa lembar tisu dan menempelkannya diluka ryujin
"Tahan ini dengan tanganmu, ini akan menghambat darah untuk keluar"
"Dan tunggu di sini aku akan kembali" -sambungnya

Jeno kembali dengan membawa kotak pertolongan pertama. Dia mengeluarkan perban dan obat cairan untuk luka
"Kau bisa menahannya? Mungkin ini akan sedikit sakit" -ryujin mengangguk dan jeno meneteskan obat itu tepat di luka ryujin, sesekali ryujin meringis kesakitan karena reaksi obat itu membuat lukanya terasa panas.

Ryujin terdiam karena terus memperhatikan wajah jeno, pria itu benar-benar tampan dimata ryujin. Seketika pandangan ryujin kepada pria itu berubah, pria dingin itu juga memiliki hati yang sangat lembut. Lee jeno yang notabene-nya adalah pria dingin seketika berubah menjadi pria yang begitu peduli. Ryujin yang sedari tadi menatap dengan tulus ke arah jeno, kagum dengan sikap pria itu walaupun masih terlihat tampang dingin di wajahnya.

"Darahnya sudah berhenti keluar, coba berdiri dan sedikit berjalan" -ujar jeno setelah memperbani kaki ryujin. Gadis itu berdiri secara perlahan dan berjalan, merasa sudah lebih baik, ryujin mengambil pengepel lantai untuk membersihkan darahnya di lantai.

Jeno melepaskan sendalnya dan memberikannya ke pada ryujin
"Pakailah, jika tidak kau bisa terluka lagi" -jeno tersenyum kecil dan pergi meninggalkan ryujin

"Apa itu tadi? Apakah aku baru saja melihatnya tersenyum?!" -ryujin sangat senang dan sedikit melompat sebelum akhirnya meringis karena merasa sakit di kakinya





















Ryujin membaca pesan di ponselnya, itu adalah informasi bahwa sekolahnya akan diliburkan sampai badai ini selesai. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur, mengingat-ngingat kejadian tadi membutanya tersenyum sebelum akhirnya tertidur di malam yang masih ditemani dengan badai.





Gadis itu memimpikan mimpi yang sama yang pernah dialaminya beberapa tahun lalu. Tubuh yang penuh keringat, sesekali bergumam hal yang tak jelas, dan terbangun dengan keadaan yang ketakutan.
Melihat kondisi kamarnya yang gelap dan suara badai yang sangat berisik membuat ryujin semakin ke takutan. Gadis itu berlari ke arah luar, kondisi di luar juga gelap dan hanya ada cahaya samar-samar dari arah dapur, ryujin berlari dengan menutup telinganya tanpa sengaja dia menabrak sesuatu dan terjatuh.

Jeno yang sedang berada di dapur seperti mendengar suara benda terjatuh, dia menyalakan lampu ruangan itu dan melihat ryujin yang terbaring di sana menutup matanya dan menutup telinganya denga kedua tangannya. Gadis itu sudah terisak dan keringat yang sudah membasahi seluruh tubuhnya.

Dengan panik jeno menghampirinya, ryujin yang masih terbawa suasana mimpinya menjauh ketika jeno mendekat dan terus bergumam

"Ja-jangan lakukan itu, aku mohon" -gumamnya dengan suara yang terputus-putus

"Hei hei ada apa? Tenanglah ini aku" -jeno mencoba menenangkan ryujin. Perlahan dia menyingkirkan tangan gadis itu dari telinganya

"Tidak, jangan lakukan ituu ayaah aku mohon" -ryujin kembali menarik tangannya dan menutupi telinganya, terus bergumam dan sesekali berteriak.

Jeno yang terus mencoba menenangkannya langsung memeluk gadis itu. Perlahan ryujin sudah mulai tenang, cukup lama jeno memeluknya akhirnya dia sadar gadis itu sudah tertidur dipelukkannya.

Karena ryujin terjatuh di dekat tangga, jeno memutuskan untuk membawanya ke kamarnya saja. Dia mengangkat tubuh gadis itu, menaiki tangga secara perlahan dan masuk ke dalam kamarnya, Meletakkan tubuh gadis itu dengan perlahan di atas kasurnya. Jeno berbaring di sofa miliknya memikirkan kejadian aneh tadi.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


So gimana chapter ini? Membagongkan?

Aku jadi pengen di posisi ryujin:)

Update-an pertama di awal tahun 2021🎉

Selalu selalu dan selalu jangan lupa vomentnya yAaa

Yuu dada babay:w

06-01/2021

Love and Friend [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now