[10] sweet boy

175 26 0
                                    

-Love and Friend-

Ryujin terbangun tapi belum membuka matanya. Dia meraba-raba mencari ponselnya, setelah mendapatkannya dia membuka sedikit matanya dan melihat jam disana

"Jam sembilan pagi? Kenapa masih sangat gelap" -ryujin melihat ke samping kirinya, terkejut karena jeno ada disana dan masih tertidur lelap

"A-apakah kita semalaman tidur bersama disini? Aigoo" -gumam ryujin.

"Tunggu dulu, apa ini?" -Dia kembali terpukau dengan wajah jeno dan kulitnya yang begitu bagus
"Woaah kulitnya sangat bagus" -ryujin mencoba untuk menyentuh wajah jeno dengan jari telunjuknya, ketika jari ryujin menyentuh kulit mulus itu, mata jeno terbuka. Keempat pasang mata itu bertemu, saling bertatap selama beberapa detik. Jantung ryujin terasa berhenti berdetak.

"Sedang apa kau?"

"Ha? Ah.." -ryujin gelagap dan memundurkan kepalanya
"Ah tidak-tidak, aku hanya melihat wajahmu. Perawatan wajah apa yang kau pakai?"

"Apa? Jam berapa sekarang?"

"eung? Jam sebilan pagi"

"Kenapa masih sangat gelap?" -jeno beranjak dan berjalan membuka gorden jendela untuk melihat keadaan di luar
"Badai ini sepertinya akan berlangsung selama beberapa hari"

"Jadi aku akan terjebak di sini selama beberapa hari?" -gumam ryujin dengan keras membuat jeno menatapnya dengan heran dan berlalu meninggalkannya
















Ryujin baru saja selesai mandi, dia masih memakai pakaian yang tersedia lemari. Gadis itu keluar kamar dan akan berjalan menuju meja makan atas suruhan 'ibu jeno'. Dia mendengar seperti ada keributan di ruangan itu, terdengar samar-samar karena di luar sana masih badai salju.

Ryujin sedikit mengintip ke ruangan itu, dilihatnya jeno yang sedang berdebat dengan ayahnya, karena mungkin sudah sangat marah jeno membanting piringnya ke lantai dan pecah, pecahannya berserakan dimana-mana. Ryujin terkejut dan menutup mulutnya dengan satu tangannya.

Jeno berjalan keluar ruangan itu dengan marah, dia tidak melihat ryujin yang sedari tadi berdiri di balik dinding itu tapi mungkin dia tau keberadaannya.
Tak lama di ikuti ayahnya yang mungkin akan ke kamarnya dan ibunya menyusul.

Ryujin yang tidak melihat tanda-tanda pembantu rumah tangga di ruangan itu memutuskan untuk membersihkan pecahan piring tadi sambil mengoceh

"Ayahnya terlihat sangat marah tapi tetap tenang"

"Aku salut dengan ayahnya yang dapat mengontrol emosinya"

Dia mengangkat pecahan piring itu dengan tangannya dan membuangnya ke tempat sampah. Membersihkan sisa-sisa serpihan kecil dengan sapu, piring kotor yang masih berada di atas meja dia angkat dan langsung dicucinya. Karena tidak memakai alas kaki, ryujin terkejut saat selesai mencuci piring, melihat ada darah di lantai membentuk sebuah jejak kaki

"Darah? Apa ini dari kakiku?" -dia kembali berjalan dan benar saja terasa sakit di bagian telapak kakinya. Ryujin duduk di salah satu kursi meja makan, mengangkat satu kakinya untuk melihat dimana serpihan itu menempel

Tak berselang lama, jeno datang dan langsung memperhatikan darah di lantai mencari sumber darah itu dan menemukan ryujin yang sedang sibuk dengan kakinya itu.
"Kau terluka?" -suara itu membuat ryujin menoleh ke arah jeno

"Tidak tahu, tapi kakiku sedikit terasa sakit"

"Itu berarti kau terluka" -ujar jeno dengan wajah malas dan berjalan mendekati ryujin. Dia berjongkok di hadapan ryujin untuk melihat lebih dekat kaki gadis itu

Love and Friend [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now