Prolog

170 24 6
                                    


Di hari Sabtu pada pagi ini, aku sudah terbangun tapi, masih menempel diranjang kesayanganku. Aku meraba sekitar tempat tidurku untuk mencari handphone yang dilapisi oleh casing bertuliskan namaku sendiri, Arabella Loren.

Aku mengecek aplikasi whatsapp untuk melihat siapa yang memberiku pesan pada pagi-pagi ini. Namun sayangnya nggak ada. Aku membuka chat group dan membaca kehebohan di chat group ini.

Girlsquad

Shakilla .A
@you ABANG LO NEMBAK GUE!

Yara Bestari
HAH?! KOKO BAIK?!

Shakilla .A
IYALAH SIAPA LAGI EMANG?!

Michael
Woy plis lah, jangan girlsquad, lo pada lupa sama gender gue?

Eyina Velove
Dah nggak kaget sama Gio.

Ya, ganti lah kel.

Shakilla .A
Emang gender lo apa?

Yara Bestari
Ya batangan lah, Kil.

Loren
Dosa apa Koko gue bisa dapet cewek kayak lo? @Shakilla .A

Eyina Velove
Kayaknya Gio udah ngelakuin 7 dosa mematikan deh.

Michael
ANJ NGAKAK.

Yara Bestari
NGAKAKAKAKAKA

Shakilla .A
Lo nggak tau, Reng?

Baby Gio, gue pelet.

Loren
Nggak usah ikut-ikutan Koko manggil gue loreng ya bangsat.

Pelat pelet kek uler keket lo.

"DEDEEEEE!!! BELI MASAKO DI INDOMARET CEPET!!!!"

Teriakan khas Mami membuat aku menghela nafas dengan malasnya.

Elah, disuruh mulu. Baru juga melek.

"IYA!" Kemudian aku mencuci muka dikamar mandi dan menggosok gigi. Aku berjalan menuruni tangga dan mendekati Mami yang berada didapur.

"Uangnya?" Aku mengulurkan tangan seperti pengemis dan Mami memberi uang untuk membeli—

—beli apa tadi?

"Masako." Mami yang kayak cenayang pun menjawab.

"Oke, kembalian buat jajan ya?"

"Jajan terus."

"Dih, Mami—"

"Nggak."

"Mana aci lah." Aku berjalan melengos meninggalkan Mami didapur dan pergi ke supermarket dekat rumah.

"Sela—"

"Selamat datang di Indomaret, selamat berbelanja." Seorang kasir supermarket langsung bengong saat mendengar aku menyebutkan slogan khusus disini.

DREAMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang