NICO - duapuluh

10.9K 661 0
                                    

"Hei... tapi benarkah Leo bersama Alena? Maksudku... benar-benar bersama Alena?" tanya Anika tidak percaya.

"Ya, benar."

"Tapi Leo itu..."

"Brengsek dan tukang tabur benih. Ya.. tapi setelah bertemu Alena setahun lalu, dia tidak lagi ke club. Semua seperti haram mendadak. Dia jadi pria baik-baik dan seperti bukan Leo lagi! Aku nyaris ga mengenalinya.." Kataku jujur.

"Wow... Lalu Ello?"

"Dia ga sebrengsek Leo, sayang. Setahun sebelum ketemu Amara, Ello muak dengan kehidupannya yang hanya seks dengan jalang. Dia berhenti, dan setelahnya Amara datang. Dan... Kamu pasti tau apa yang terjadi. Cinta datang di antara mereka sekalipun Ello menolaknya mati-matian. Yah, seperti film-film."

"Dan.... kenapa mereka seperti musuhan? Mata ketemu mata aja langsung menghindar!" Tanya Anika penasaran.

Aku menaikkan sebelah alisku. Ternyata mereka belum baikan? Aku kira Amara mulai menerima Ello sampai mengijinkan Ello ikut serta liburan bersama Nicky. Loh, jadi....? Apa Ello memaksa? Seperti bukan Ello saja!

Ah, pasti Leo ikut membantu. Ck, dasar Ello!

"Kau tahu?" Tanyaku mengonfirmasi.

"Aku bisa merasakannya saja. Mereka musuhan, dan... Auranya permusuhannya kuat sekali. Rindu tapi cinta... iya bukan?"

"Betul sekali! Dulu Amara itu kejar-kejar Ello. Lebih dari setahun lalu. Bahkan di rumah sakit, Amara itu seperti bayangan Ello! Mengikuti kemanapun. Kamu bisa bayangin kan kesalnya? Terlebih lagi Ello ga suka Amara yang bawel. Tapi, Amara kenal Jessie. Kamu tau dia kan?"

"Adik tiri Ello." Jawab Anika yakin.

"Dan adik tirinya Amara." Sambungku.

"WHAT?!"

"Masalahnya memang kompleks. Walau aku ga gitu jelas tau gimana hubungan Ello dan Jessie karena itu semua terjadi pas SMA, dan aku taunya pun dari Ello yang mabok, tapi yang jelas karena alasan itu Amara mundur. Alasan mereka keluarga yang ga pernah mereka inginkan. Tapi ternyata Ello yang ga rela, dan Ello yang ngejar. Giliran!" Jelasku panjang lebar.

Anika terkekeh. Pasti dia merasa lucu dengan kisah Ello dan Amara yang sangat tidak jelas. Tapi kenyataannya memang seperti itu kan? Bahkan sekarang Ello sedang berusaha! Kejar mengejar... Ck!

"Hei, jangan tertawa. Dulu kita pacaran juga ga jauh beda. Aku mengejarmu, ingat? Kita bahkan kelilingin lapangan basket!!!" Kataku gemas.

Anika terdiam dari tawanya dan mencibir.

"Hei, itu kan karena aku ga menyangka aku bakal ketemu kamu lagi saat ngunjungin kampus temanku! Aku bahkan ga tau kamu kuliah di sana. Aku kaget setengah mati ga mengira bisa ketemu orang yang selama di SMA memaki aku terus!"

"Yahh, maaf deh. Itu memang pertemuan yang ga bagus setelah bertahun-tahun. Cewek yang menarik perhatian aku dari SMA dateng ke kampus aku, ya aku mau nyamperin dong! Karena takut kamu keburu ilang, jadi aku kejar kamu. Ehhh... Kamu malah lari kelilingin lapangan basket! Ck.."

"Lagian! Kamu sih kayak mau maki aku dan ngamuk. Ya jelas aku lari lah! Takut tau!"

"Ehhh! Harusnya kamu seneng dikejar sama cowok ganteng kayak aku!"

Auwww... Aku meringis sakit karena lenganku dicubit Anika. Tapi aku hanya membalasnya dengan cengiran. Hei, aku tidak kepedean, tapi kenyataannya aku memang seperti itu!

"Tapi kenapa pas kita pacaran, kamu juga lari?" Tanyaku penasaran. Ini hal yang selalu ingin aku tanyakan tapi tidak pernah berhasil.

"Yang mana?" Tanya Anika bingung.

I Love Her 3 : NicholasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang