"Lama banget"
Kaget Siona karena ada cewe tadi untung handuknya sudah di ikat jika tidak ngga tau deh jadinya.

"Ngapain Lo di sini ? Hah"
Kenapa bisa masuk ke kamar sih pikirnya.

"Ko Lo.."

"Lo keluar sana gue mau pake baju atau Lo mau liat"
Sebal itu yang ada di pikirannya, privasi orang main masuk - masuk aja.

"Ih iya udah awas Lo"
Setelah wanita itu pergi ia mendumel lagi.

"Ngga tau sopan santun deh..masa orang ganti baju diintipin"
Selesao mengenakan pagaian ia bergegas ke bawah untuk sarapan.

"Nona mau sarapan pakai apa ?"
Tanya mereka karena Siona baru saja turun

"Eh kalian mau sih nglayani dia"
Wanita itu tak terima karena dirinya tidak di layani.

"Atas perintah tuan lie mba"

"Lo gue nanti mau bicara sama Lo"
Kaerena laper Siona hanya menganggukan kepalanya saja tanpa bersuara...sekarang meraka ada di taman belakang hanya berdua saja.

"Langsung intinya aja..gue mau Lo pergi dari rumah lie"
Suruh wanita itu.

"Kenapa ? Ini kan rumah lie bukan rumah Lo ! Lagian gue sih seneng - seneng aja keluar dari sini nanti gue jadi bebas lagi"
Sebenarnya ada rasa nyaman di hati Siona berada di rumah lie namun ia ingin bertemu dengan keluarganya dan entah apa yang terjadi pada kuliahnya yang tidak selesai.

"Kalo seneng keluar dari rumah ini kenapa Lo masih di sini ?"

"Nasib atau takdir gitu lah gue ngga cukup ngerti ?"
Jawab Siona membuat wanita itu bingung.

"Jadi maksud Lo lie ngurung Lo di sini gitu" angguk Siona "ngga mungkin ! Gue ngga percaya ! Masa iya lie mau ngurung cewe dekil kaya Lo "

"Wah ngga terima gue...lo ngatain gue dekil"
Ucap Siona sambil berkacak pinggang ke arah dia.

"Gini - gini gue perawatan yah"

"Perawatan Lo kurang mahal kali"

"Hmm gini Lo ngajak gue ke sini mau bahas apa sebenernya"
Tanya Siona ke topik awal.

"Ya Lo keluar dari sini"

"Nanti kalo lie pulang Lo bilang sama dia buat mulangin gue ngerti"
Saran Siona namun wanita itu bungkam karena dia tahu juga tentang karakter lie.

"Btw nama Lo siapa ?"
Tanya Siona sedari tadi Lo gue Mulu ngga ada panggil nama.

"Gue Fina dan Lo ?"

"Gue Siona.. kalo gitu gue mau masuk ke dalam dulu, siapin mental Lo ya Fin buat ngomong apa yang Lo mau okey"
Ucap Siona sambil mengedipkan mata kemuadian berlalu pergi meninggalkan Fina.

"Nona ngga papa"
Tanya para pelayan.

"Ngga kok"
Mendengar jawaban dari Siona semua benafas lega.

🍃🍃🍃

Semua pelayan menunggu lie pulang dengan cemas dan takut karena pasti akan ada perdebatan hebat yang terjadi. Selang 5 menit kemudian terdengar suara mesin mobil.
"Siona ? Aku pulang"
Panggil memasuki rumah lalu menuju ke ruang tengah.

"Lie"
Panggil wanita itu langsung memeluk nya dari arah belakang. Lie pun berbalik arah

"Si..Fina ngapain kamu di sini ?"

"Apaan kamu lie kok gitu sih tanyanya"

"BIIII"
teriak Lie.

"Iya tuan"

"Kenapa kalian biarin dia masuk ke rumah ?"
Karena cape ia pun marah dan yang membuatnya tambah marah Siona tak kunjung turun. Sedangkan Fina sudah menundukan kepalanya karena takut melihat kemarahan lie.

"Dimana Siona ?"

"Ngapain sih kamu cariin dia ?"
Tanya Fina ingin melihat respon lie apakah dia akan tambah malah tapi di luar dugaan ia malah pergi ke lantai dua.

"Lie"
Teriak Fina ia mengikuti langkah lie ingin mengetahui apa yang akan lie lakukan.

"Siona ?"
Melihat gadis itu ia menarikny untuk bangun dengan kasar.

"Apa sih lie ? Sakit"
Ucapnya melepaskan tangannya dari lie.

"Kamu punya telinga ngga sih ? Hah"

"Punya ! Kenapa ?"
Ucap lie sambil berteriak karena dia tidak suka di bentak malah di bentak jadinya ia spontan membentak.

"Kenapa aku panggil kamu ngga nyahut"

"Cape !..dan urus tuh cewe Lo"
Mendengar perkataan itu ia melototkan matanya.

" Ngga usah melotot Lepas nanti matanya ! Sana pergi dari kamar gue"
Usir Siona.

"Ayo ikut aku"

"Gue kan udah bilang kalau gue cape"
Mendengar suara Siona yang begitu lirih membuatnya tak tega untuk memaksa ikut dengan dirinya.

"Okeh"

🍃🍃🍃

Terimakasih 🙏

You Are Mine SIOANA Where stories live. Discover now