OVER BROTHER'4

80.5K 4.8K 232
                                    

Zero bersandar pada badan mobilnya sembari memperhatikan siswa-siswi yang keluar dari gerbang, ia sedang mencari sosok Icha dari sekumpulan yang lewat.

Laki-laki dengan pakaian kantornya yang lengkap dibawah terik matahari itu terlalu mencolok yakni menarik perhatian orang-orang yang melihatnya.

Satu alis tebal Zero terangkat setelah melihat Icha jauh disana didekat gerbang bersama teman-temannya. Zero mengulurkan tangannya ketika Icha sudah berjalan menghampirinya.

Icha menerima uluran tangan Zero yang besar dan hangat. Ia menoleh kebelakang kemudian melambai kepada Rihanna dan Yura yang masih memperhatikannya.

"Kakak udah nunggu lama, ya?" tanya Icha melihat wajah tampan Kakaknya yang sedikit berkeringat. "Kakak kenapa engga nunggu didalam aja?"

Bukannya menjawab Zero malah mencium puncak kepala Icha dan membukakan pintu mobil untuk gadis cantik jelita yang sering menarik perhatian banyak orang itu.

"Masuk Cha." ujar Zero dipatuhi Icha dengan segera.

Zero memutari mobil dan masuk kedalam bagian kemudi, ia membantu Icha mengenakan seatbelt terlebih dahulu baru dirinya sendiri. Zero menggerakkan persneling sebelum setir mulai melaju memasuki jalan raya.

Zero meraih tangan Icha dan menggenggamnya, dengan sebelah tangannya lagi menyetir. Icha terdiam menatap tangannya yang digenggam habis oleh Zero.

"Kak tangan kit--" Icha menarik tangannya tetapi Zero semakin mengeratkan genggamannya.

"Biarkan seperti ini sebentar," Zero membimbing tangan Icha ke bibirnya, ia mencium punggung tangan Icha membuat sang pemiliknya membeku.

"Kak gak seharusnya kita kayak gini," Icha menarik tangannya dari genggaman tangan Zero secara paksa.

Zero mengangkat sebelah alisnya, "Siapa yang ngelarang?"

"Kitakan saudara kak," ucap Icha mengingatkan.

"Emang kita ngapain?" tanya Zero dengan senyum miring yang tercetak jelas dibibirnya membuat Icha diam.

Icha meringis menatap Zero nelangsa dengan segera Icha beralih meraih ponsel Zero diatas dashboard dan membuka aplikasi sosial media untuk menonton cuplikan video lucu disana.

Zero tidak pernah marah jika ia memainkan ponsel laki-laki itu, bahkan ponsel Zero tidak bersandi dengan wallpaper dan lockscreennya adalah fotonya bersama laki-laki itu, foto yang diambil ketika mereka berdua pergi liburan bersama tiga tahun lalu.

"Kakak tadi rapatnya sama mereka, ya?" tanya Icha beralih membuka galeri ponsel Zero. Icha mendekatkan wajahnya dengan layar ponsel Zero untuk melihat jelas jika wajah-wajah rekan kerja Zero bukanlah orang negara ini.

Zero melirik sekilas kemudian mengangguk. "Iya,"

"Mereka bawahan Kakak?" tanya Icha lagi.

"Bukan, mereka mitra kerja kakak Cha," ujar Zero menjelaskan. "Sekolah kamu gimana, Cha?"

Icha menoleh. "Ya gitu-gitu aja,"

"Gak ada yang gangguin kamu kan?" Zero kembali menarik tangan Icha yang tadinya berada diatas paha Icha sekarang sudah berganti menjadi diatas paha Zero.

Icha mengangguk. "Gak ada," Icha kembali menarik tangannya tetapi Zero kembali menarik tangannya lebih erat.

"Mau berhenti makan dulu?" tanya Zero ketika mereka sudah dekat dengan sebuah restoran.

Icha menatap Zero lalu mengangguk, "Mau,"

Zero mencium tangan Icha lalu melepasnya karena Zero harus memegang rem dan setir untuk menyebrang jalan.

OVER BROTHEROpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz