OVER BROTHER'2

97.4K 5.8K 182
                                    

"Hajima, ohae hajima!!"

"Jugeullae?!"

"Cha?"

Tidak ada sahutan didalam rumah Icha yang sunyi. Zero melepas sepatu dan meletakan jas dan pizza pesanan gadis kecilnya diatas meja, Zero menggulung kemejanya mendapati seorang gadis tertidur diatas sofa dengan laptopnya yang masih menyala.

Sehari-hari Icha hanya di rumah dan sekolah, gadis itu tidak melakukan kegiatan berulang-ulang yakni rebahan menonton drama romansa di layar laptopnya.

Zero menghampirinya dan duduk dipinggir sofa, tatapan teduhnya menyorot Icha. Zero menyentuh lengan gadis itu sebelum memagut bibir ranum yang menjadi pusat pikirannya sejak tadi.

"Mphh--," perlahan mata Icha terbuka terusik dengan bibirnya yang terasa dihisap, pupil matanya membesar melihat Zero begitu dekat dengannya sedang menghisap bibirnya.

Zero menahan tangan Icha yang ingin mendorongnya. Ia melumat bibir manis itu lembut, Zero selalu ketagihan dengan bibir Icha.

"Kak ahh udahh ..." Icha memalingkan wajahnya agar Zero tidak dapat mencium bibirnya lagi namun bukannya berhenti Zero malah menciumi lehernya membuat Icha meremas kemeja laki-laki itu erat karena geli.

Dalam sekali tarikan Zero menarik pinggang Icha agar gadis itu duduk diatas pangkuannya.

Zero menyandarkan punggungnya disandaran sofa memandangi Icha yang duduk diatas pangkuannya, tangannya yang tidak pernah melewatkan kesempatan mengusap paha mulus Icha yang terpampang jelas karena gaunnya tersingkap.

Tatapan Zero tertuju pada kuku-kuku jari Icha yang di kutek cantik, jari lentik dan mulus itu Zero genggam erat.

Satu tangan Icha yang bebas menyingkirkan anak-anak rambutnya yang menghalangi pandangannya, ia menggelengkan kepalanya menolak duduk diatas pangkuan Zero.

"Kak ngga boleh kaya gini," ujar Icha hendak turun dari pangkuan Zero namun tangan kokoh laki-laki itu memeluk pinggangnya hingga tubuh mereka menempel tanpa jarak.

Zero menatap wajah cantik gadis kecilnya. "Kenapa ngga boleh, hm?"

"Kak awhh--," Icha memekik lantaran tangan Zero meremas pahanya terlalu kuat. "Kita kan saudara,"

"Ada larangan saudara tidak boleh dalam posisi ini sayang?" tanya Zero menyudutkan Icha. Pria dewasa berusia dua puluh tujuh tahun itu tersenyum hingga matanya menyipit kala melihat raut wajah gadis kecilnya yang terlihat bingung.

"Kakak ngerti kan maksud Icha?" Icha menatap Zero lugu, tidak mungkin kakak sepupunya itu tidak tau dengan maksud perkataannya.

Zero menggeleng. "Kakak ngga paham, Cha."

"Bohong!" balas Icha apalagi setelah melihat senyuman dibibir Zero. "turunin Icha, kak!"

"Give me your kiss baby," bisik Zero didepan bibir ranum Icha dan terdengar jelas sang pemiliknya karena posisi mereka yang menempel.

Icha refleks menggeleng. "NGGA MAU!!"

"Lakukan Cha," pinta Zero.

"Ngga!"

"Sebentar saja." ujar Zero bernegosiasi namun Icha masih menolak. "Nanti Kakak kasih uang,"

Cup!

Kecupan singkat dan benar-benar sebentar mendarat di ujung bibirnya, Zero tertawa kecil melihat kelucuan yang baru saja terjadi didepan matanya.

"Jangan lupa uangnya kak," ucap Icha mengingatkannya.

OVER BROTHERWhere stories live. Discover now