01. it's okay

369 58 70
                                    

~prince of two sides~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~prince of two sides~




Evelyn pov.

Menjelang sore, sekolah sudah dibubarkan. Para murid, sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Hanya aku yang masih setia duduk di bangku perpustakaan sekolah. Aku kini tengah sibuk membaca novel bergenre romance-fantasy. Ya, karena aku merupakan bocah dengan imajinasi yang sangat tinggi. Katakan saja jika diriku memang terlalu banyak berimajinasi bahkan pada kehidupanku sendiri.

Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya menjadi putri dan di cintai oleh sang pangeran. Yah, itu memang sebuah imajinasi ku. Karena nyatanya, pangeran yang selama ini aku cintai tak pernah mencintaiku.

Saat aku tengah sibuk dalam imajinasiku, tiba-tiba seseorang menyodorkan sebuah kopi tepat dihadapanku. Itu sedikit membuat ku terkejut karena asap dari kopi itu yang mengepul di depan wajahku. Aku pun seketika langsung menoleh, dan kini ku dapati sebuah senyuman indah dari bibir pria yang selama ini membuatku bertanya-tanya dalam hati "mengapa dia selalu baik padaku?"

"Ini sudah waktunya pulang, tapi kau masih disini. Hari ini cuaca agak dingin, makanya ku bawakan kopi." Ucapnya seraya tersenyum padaku.

(Jack, mengapa kau selalu baik padaku. Padahal aku sudah menolakmu berkali-kali, aku sudah membuatmu terluka, tapi mengapa kau selalu mencoba mendapatkan hatiku. Meski kau tau, semuanya akan berakhir sama.) Batinku dan setelahnya ku berikan senyum tulusku padanya.

"Aku hanya membaca buku ini." Ujarku seraya menunjukan buku yang tengah ku baca.

Jack menyipitkan matanya, "ah buku ini, aku sudah pernah membacanya. Apa kau ingin tahu ending dari buku itu? Endingnya-"

"Jangan! Jangan beritahu aku, biarkan aku tahu sendiri." Potongku saat Jack akan memberitahu endingnya.

Senyum itu kembali hadir, dia tersenyum seraya mengacak acak rambutku.

"Baiklah tuan putri, aku tidak akan memberitahu mu. Tapi, hari sudah mulai gelap. Ayo pulang, aku akan mengantarmu." Ucapnya.

Aku pun menoleh ke arah jendela, ah benar saja. Hari sudah mulai gelap, perpustkaan sekolah sebentar lagi akan ditutup. Lebih baik aku membawa novel ini pulang, dan membacanya dirumah.

"Hmm, baiklah." Jawabku, seraya memasukan novel itu ke dalam tas ku. Tak lupa aku juga membawa kopi yang Jack berikan padaku tadi.

Kami pun segera keluar dari gedung sekolah, Jack membawa mobilnya. Jadi, aku tidak perlu jalan kaki. Ya, tentu saja karena tadi Jack menawarkan diri untuk mengantarkan ku pulang. Lagi pula, aku sudah mengenal Jack, dia tak akan berbuat macam-macam denganku.

Dalam perjalan pulang hanya suara angin jalanan yang terdengar. Jalanan di kota ini memang sangat sepi, meski banyak bangunan tapi tetap saja rasanya tak seramai di kota-kota pada umumnya.

Saat terdiam menatap jendela, telingaku seketika mendengar Jack yang mengucapkan sebuah pertanyaan.

"Apa perasaanmu masih sama Eve?" Tanyanya padaku.

Entah mengapa pertanyaan itu justru membuat hati ku sesak. Aku sudah lelah mengatakan bahwa aku tak pernah bisa mencintai orang lain selain Matteo. Jack, bagaimana ini?

"A-aku, ma-"

"Baiklah, jangan katakan apapun. Aku sudah tahu jawaban mu Eve. Dan, ngomong-ngomong kita sudah sampai di depan rumahmu." Jelasnya padaku.

Dia menatapku dan seketika tangannya terulur untuk membenahi rambutku yang sedikit berantakan karena di terpa angin. Aku hanya diam terpaku menatap perlakuannya padaku.

(Jack, aku mohon jangan seperti ini.) Batinku menatapnya.

"Apa kau akan diam terus? Mau ikut kerumah ku, hmm?" Pertanyaannya itu seketika membuyarkan segala pikiranku.

"Eum maaf, baiklah aku akan segera turun. Dan kau, hati-hati dijalan. Sampai bertemu besok Jack." Ucapku seraya membuka pintu mobil dan berjalan keluar dari sana. Setelah menutu mobil, aku pun memilih untuk menunggu mobil Jack menghilang dari hadapanku.

Ia menurunkan kaca mobilnya,

"Aku pulang dulu, sampai besok Eve." Ucapnya, yang setelahnya mobilnya melaju kencang membelah jalanan kota.

"Jack, maaf bahkan sampai detik ini aku belum bisa menerimamu." Gumamku seraya menatap mobil yang sudah tak terlihat jejaknya itu.

Evelyn pov end.

~•••~

Pukul 11.00 P.M

Malam ini hujan turun sangat lebat, bahkan kaca jendela kamar Evelyn sampai berembun. Gadis itu masih setia membuka matanya seraya membaca buku novel yang ia pinjam di perpustakaan sekolah tadi. Ia bahkan sampai mengabaikan pesan pada handphonenya.

Ya, itulah Evelyn. Jika sudah sibuk dengan dunia imajinasinya, semua hal yang mengganggunya akan ia abaikan. Bahkan panggilan sang ibu pun tak pernah ia hiraukan. Lihat saja, bahkan sampai larut begini ia belum mengisi perutnya sama sekali. Anehnya, ia bahkan tak merasakan lapar.

Ting

Ting

Handphone nya kembali berbunyi, ia yang hampir menyelesaikan novel itu pun kini sangat merasa terusik. Akhirnya dia memutuskan untuk melihat handphonenya. Dan benar saja, itu adalah sebuah pesan dari sahabatnya, Kate.

Kate

Eve, aku besok berniat mengajak mu berjalan-jalan di pusat kota. Kau maukan?

Karena besok libur tentunya

Eve, jawab aku!

Eve aku tahu kau belum tidur!

Evelyn!

Oh baiklah, diam mu ku anggap jawaban iya.

Evelyn yang membaca pesan itu seketika hanya menghela napasnya tanpa berniat membalas. Tanpa di balas pun Kate juga sudah tahu jawabannya, Eve tidak akan menolak tawaran itu jika bersama sahabatnya.

Evelyn pun memutuskan untuk kembali membaca novel itu. Tapi entah mengapa, di part terakhir bacaan kertasnya sobek.

"Ahk, bagaimana mungkin novel sebagus ini sobek di part terakhir?!" Kesalnya.

Dengan perasaan yang kesal, ia pun memutuskan untuk menutup novel itu dan setelahnya ia membanting tubuhnya ke atas kasur yang hanya cukup untuk dirinya.

"Huh, padahal aku ingin membaca bagian terakhir itu. Aku sangat penasaran kenapa pangeran itu kejam sekali?! Padahal putri itu sama sekali tidak bersalah. Ck! Lelaki sama saja!"

"Ah, bagaimana ini! Aku tidak bisa tidur!"

Evelyn terus mencoba untuk menutup matanya, hingga tepat jam 12 malam. Mata itu mulai lelah, dan berakhir ia tertidur dengan buku novel yang masih dalam pelukannya.




~•••~



-TBC-

Jangan lupa tinggalkan jejak ya^^
Thank's

Prince of Two Sides Where stories live. Discover now