Chapter 1: How can?

3.5K 486 41
                                    

Perth, Australia.

Salah satu hal yang menarik bagi Jeongwoo di kampusnya sekarang yaitu berada di perpustakaan. Baginya berdiam diri beberapa waktu di perpustakaan adalah salah satu caranya untuk menghabiskan waktu di kampus jika sedang menunggu jadwal kelas selanjutnya atau sekedar menghabiskan waktu setelah semua kelasnya berakhir pada hari itu.

Langkah Jeongwoo menuju rak-rak buku disana. Kedua netranya sibuk memilih jenis buku yang sekiranya ingin ia baca. Setelah mendapatkan buku yang menarik minatnya, ia segera mencari tempat duduk. Lembar demi lembar ia buka seraya membaca kalimat per-kalimat yang terdapat dalam buku tersebut.

Jeongwoo sangat fokus pada buku bacaannya sampai akhirnya ia merasa ada tangan yang menepuk bahunya pelan. "Hai, Woo."

Jeongwoo mendongak menoleh ke samping. Laki-laki itu tersenyum ke arahnya sambil berucap lagi. "Gue ikut duduk disini boleh?" tanyanya.

Jeongwoo langsung mengangguk mempersilahkan temannya tersebut duduk disana. Lantas lelaki itu langsung duduk rapih di sampingnya sambil membuka buku yang ia bawa.

"Lo nggak sama Ben?" Pertanyaan itu membuat lelaki di sampingnya menggeleng. "Enggak. Ben langsung balik tadi," Balasnya membuat Jeongwoo mengangguk paham.

"Eh, Woo. Haruto apa kabarnya? Lo masih kontakan sama dia?" Yedam melirik ke Jeongwoo. Terakhir kali Yedam tahunya adalah Haruto kembali ke Jepang setelah kelulusan.

Jeongwoo menelan salivanya. Namun, ia tidak mengalihkan pandangannya dari buku. "Baik. D-Dia udah balik ke Indonesia," Jawabnya membuat Yedam membulatkan matanya.

"Oh ya? Kuliah di Indo?"

"Iya." Balas Jeongwoo seadanya.

Yedam otomatis menutup bukunya sambil menatap Jeongwoo dari samping, "Kayaknya banyak yang gue lewatin dari cerita temen temen SMA ya? Gak nyangka sih dia balik lagi."

Jeongwoo tersenyum sekilas sebelum akhirnya Yedam kembali berucap. "Gue jadi inget waktu kelas sepuluh dulu, waktu kita sekelas. Lo sama Haruto tuh udah kayak Tom & Jerry."

Kali ini Jeongwoo melirik ke Yedam sambil menaikkan sebelah alisnya. Ia lihat Yedam menatap ke langit-langit perpustakaan sambil terkekeh. Sesaat kemudian pandangan lelaki itu kembali tertuju pada Jeongwoo, "Love hate relationship, right?" Ucapnya.

Jeongwoo mengulum senyum. Ia langsung terkekeh mendengar ucapan dari mantan ketua kelasnya dulu sewaktu kelas 10. "Ada ada aja lo." Balas Jeongwoo sambil geleng kepala.

"Loh, emang bener 'kan?" tanya Yedam. "Biar gimanapun gue liat he always protect you, Woo. Entah lo sadar atau nggak sama itu, soalnya yang lo liat Doyoung doang sih."

Jeongwoo terkekeh. "Apa sih lo."

Yedam sedikit menarik kursinya mendekat ke Jeongwoo. Ia lantas mendekat ke telinga Jeongwoo, "I ever thought that he loved you." Bisiknya.

Jeongwoo mengulum senyum mendengar perkataan temannya. You aren't completely wrong though.

"Btw, Doyoung apa kabar?"

Jeongwoo menghela nafas mengingat kondisi Doyoung waktu itu. "Dia sempet kecelakaan waktu itu sampe kakinya harus di gips."

Yedam membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang barusan Jeongwoo ucapkan. "Lo serius?" tanyanya.

"Jadi waktu itu dia kalo jalan ya harus pake kursi roda atau pake tongkat."

Yedam jadi terdiam. Semenjak lulus sekolah, ia benar-benar tidak tahu informasi apa-apa mengenai teman-teman semasa sekolahnya dulu karena ia hanya fokus mengurusi untuk kuliahnya disini.

Lacuna [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang