“MinJi-ah, noona tidak keberatan sama sekali bekerja sampai harus pulang malam begini. Lagipun, kau itu tidak menyusahkan noona, kok! Yang seharusnya minta maaf itu noona, kau harus bekerja juga hanya karena membantu noona,”

“gwaenchanah noona-ah, aku akan membantu noona selagi masih bisa kulakukan,”

“okey, gomawo”

MinJi mengangguk,

“kau belum makan kan?”

Dia mengangguk lagi, lucu seperti bayi.

“baiklah, noona akan memasak makanan kesukaanmu setelah mandi, nde?”

“nee!!”

Aku mengacak surai adik laki-lakiku itu dengan lembut. Hanya MinJi alasanku meneruskan perjuangan hidup. Aku takkan menyerah pada takdir yang telah merenggut kebahagiaanku 4 tahun lalu. Appa dan eomma yang meninggalkan aku dan MinJi yang masih membutuhkan mereka. Aku tidak boleh terpuruk lagi, demi MinJi, aku harus kuat!!

Makan malam dengan jajangmiyeon dan tteobokki yang super enak itu selesai dengan hangat. MinJi izin untuk istirahat duluan, karena besok dia ujian. Sementara aku harus membereskan alat makan setelah itu istirahat. Hari ini, sangat lelah.

Baiklah, saatnya tidur, besok aku harus ke toko buku dan mengajar privat bahasa jepang untuk anak SMA.

Good night~

~~~



Kim Tan

Kamar yang jarang kutiduri ini semakin mengerikan, bagaimana tidak, aku jarang tidur disini. Hanya untuk mandi dan mengganti pakaian saja kulakukan dikamar. Benar-benar aku ini..ckckck.

Aku tidak tahu harus berbuat apa malam ini, membaca komik rasanya tidak menghibur. Aku teringat dengan peristiwa yang terjadi hari ini. Bertemu dengan gadis bodoh itu seperti membawa kesialan bagiku. Yah, aku baru menyadarinya sekarang.

Dimulai dari insiden dimana Ara mengajakku ke toko bukunya yang kumuh itu. Dari situlah dia membawa sial untukku, menumpahkan kopi dibajuku. Berlanjut dengan pertemuan di supermarket, lalu sekarang apa? Dia bahkan menjadi guru privat bahasa inggris dirumahku!! Bukankah itu kesialan?

Aku menatap nanar diriku sendiri di kaca. Apakah dunia ini terlalu sempit? Apakah Korea kecil untuk ditinggali? Kenapa aku harus bertemu dengan gadis bodoh itu?! Yang lebih membuatku merasa sial bertemu dengannya, adalah mendapati pacarku-ani, bukan pacarku, lebih tepatnya mantan pacarku berselingkuh didepan mataku!!

Aiissshhh!!!!! Menyebalkan memang, tapi apa boleh buat? Aku hanya bisa menghela napas kecil seolah sedang menanggung masalah besar. Aneh!

“yak oppa!!! Apa kupingmu itu sudah tuli?! Hah?! Dari tadi aku memanggilmu!”

Ara membuka kenop pinti lalu membantingnya dengan keras, membuatku terkejut atas sikapnya barusan. Aku tidak memikirkan harga pintu itu jika rusak, aku hanya kasihan pada ayah yang lelah bekerja demi pintu itu. Ahh, pabbo!

“memangnya ada hal apa, sampai kau harus berteriak seperti orang gila ini? Hmm?” jawabku santai tanpa melihat ke arahnya.

“dibawah ada wanita gila itu. Appa dan eomma ingin kau menemuinya,”

Aku menoleh, tidak terkejut, hanya ingin mengatakan aku malas.

“aku tau oppa tidak ingin bertemu dengannya. Tapi ini perintah,”

~~HATE, BUT I LOVE~~Where stories live. Discover now