intro.

55 3 3
                                    

Hai! Selamat datang!

Atau, selamat datang kembali kalau sekiranya kamu pernah mampir ke lapakku, hehe.

Atau, selamat datang kembali kalau sekiranya kamu pernah mampir ke lapakku, hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tadinya, aku nggak yakin mau membawa lagi tulisanku ke wattpad. Karena pertama; aku berencana buat pindah ke platform menulis lain, di mana masih bener-bener kosong dan belum punya pembaca sama sekali, juga karena siapa tau bisa buka kesempatan baru di lapak baru. Kedua; aku udah hampir kehilangan minat karena tulisanku rasanya seperti nggak punya masa depan. Maksudnya, kamu tahulah, masa depan yang bisa mendatangkan cuan, alias bisa terbit. Atau setidaknya, sebagai portofolio yang bisa menggambarkan diri kita mampu dalam dunia tulis-menulis. Atau prestasi.

Tujuanku menulis awalnya adalah untuk relaksasi dan melepaskan imajinasi hingga efeknya bisa buat aku senang. Tapi sayangnya, aku sudah cukup berumur dan sepertinya melakukan kegiatan senang-senang menjadi hal yang perlu diporsir. Waktu menulisku nggak sebentar, dan aku menghabiskan banyak waktu untuk berpikir, merancang, serta merangkai kalimat. Sedangkan di sisi lain, aku juga butuh waktu untuk mengembangkan portofolioku sendiri [which is, sampai sekarang juga nggak terlalu banyak perkembangan] supaya aku bisa mendapat pekerjaan yang sedang sangat kubutuhkan. Apesnya, itu punya tantangan lebih besar di tengah pandemi seperti sekarang ini [kalau ada info lowongan yang memungkinkan, siapapun kamu, boleh kabarin aku ya:’)].

Hal lain yang bikin aku ragu adalah: riset. Memang dasar aku suka mengkhayal aneh-aneh dan berakhir pusing sendiri. Semua yang bisa kudapat asalnya cuma dari buku dan internet. Aku nggak cukup punya pengalaman dengan dunia luar supaya bisa buat cerita yang kritis, atau punya imajinasi yang kuat sehingga bisa bikin cerita fantasi yang tadinya sama sekali nggak ada menjadi ada. I’m clueless, y’know. Jadi aku harap ketidaktahuanku ini tidak berpengaruh banyak pada ketidaksesuaian cerita fiksiku dengan realita yang ada.

Tapi akhirnya aku memutuskan untuk mempublish-nya juga di sini. Melihat ada yang tiba-tiba follow atau tiba-tiba nge-vote, meskipun akhirnya ada juga yang unfollow lagi sebab nggak menemukan apa-apa yang bisa didapat di sini [dan kenyataannya ya memang nggak ada sih wkwk]. Kadang-kadang aku juga bingung sekaligus terharu sama yang follow akun ini. Makasih lho :’) Maaf aku nggak seperti penulis-penulis lain yang produktif dan menyediakan cerita-cerita beragam, variatif, nan keren buat dinikmati :’)

Makanya, kalau ada yang suka sama ceritaku, aku harap itu bermanfaat buat kalian ya, sehingga rasanya aku nggak sia-sia buat berbagi di platform gratis ini [kalaupun nggak dapet cuan, ya minimal dapat pahala ya nggak broouu:(] Dan sesuai sama di bioku—yang mana nggak banyak perubahan semenjak awal, aku mungkin kembali berpacu sama sesuatu di sana, yaitu: sebagai arsip dari naskah-naskahku :D

Jadi, semoga kamu nggak berharap banyak aku akan mem-publish secara berkala yaa wkwkwkwkw [ketawa jahat].

Last but not least, cerita ini nggak akan muncul kalau aku nggak ̶b̶e̶r̶h̶a̶l̶u̶s̶i̶n̶a̶s̶i̶  jatuh cinta lagi sama seorang aktor. I finally move on, and here it comes my new muse kkkkkkkk.

And happy reading! <3

And happy reading! <3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Regards,
Zhraya

Path to My LatibuleWhere stories live. Discover now