Khila senang sekali hari ini, karena Ferdi menepati janjinya. Lelaki itu tidak pergi bekerja, dan kini suami tercintanya tersebut sedang sibuk di dapur. Memasakkan sarapan pagi untuk mereka berdua.
Khila dengan tenang duduk di kursi dengan meja kayu persegi berukuran mini. Bertopang dagu, sambil menatap kagum punggung tegap suaminya, yang kini tengah sibuk memotong sayuran dan menyiapkan bumbu.
Ah, suaminya selalu terlihat sempurna dan keren walau apapun yang lelaki itu lakukan. Bahkan dalam balutan kaus tipis berlapis apron pun Ferdi masih tetap terlihat sangat menarik.
Ya, suaminya itu sangat sempurna, dan khila bangga memilikinya.
Khila kembali menatap Ferdi. Tatapan berbinarnya menyendu. Saat teringat kembali tentang masa lalunya bersama lelaki itu.
Ferdi, yang juga merupakan cinta pertamanya. Kebaikan, keramahan dan perhatiannya benar-benar membuat Khila terbuai. Hingga hatinya jatuh dan memilih lelaki itu. Sampai akhirnya Khila tahu, Ferdi mendekati dirinya hanya untuk mendapatkan Elsa Larasati. Sahabat karibnya. Ia marah, Ia kecewa. Tapi semuanya sudah terlambat. Hati dan jiwanya sudah tertambat kuat hingga tak bisa lepas lagi, walau sekuat apapun Khila berusaha. Jahat. Lelaki itu jahat. Ferdi secara sengaja telah memanfaatkan dia untuk kepentingan Ferdi sendiri. Tapi mengapa sejahat apapun Ferdi menyakiti hatinya. Ia tetap tak bisa membenci, justru perasaannya semakin berlipat ganda hingga membuatnya sesak.
Khila kembali menatap punggung lelaki itu, memperhatikan gerak gerik tubuh tegap dan juga kokoh yang tengah berkutat pada peralatan masak.
+++
"Apa yang kau lihat?" Tanyaku, sambil menoleh sekilas ke arah Khila.
Aku akhirnya bertanya, setelah merasa jengah diperhatikan terus menerus oleh Khila. Aku jelas dapat merasakan tatapan Khila yang terus menghujam diriku sejak tadi. Walau kami berdua tak saling berhadapan.
"Kau terlihat sangat mahir memasak. Ternyata ada satu lagi kelebihanmu yang baru aku ketahui hari ini." Ucap Khila sambil kembali memasang senyum manis yang tak terlihat oleh Denis. karena tengah berdiri membelakangi dirinya.
"Hanya masakan sederhana. Kurasa semua orang bisa melakukannya," Jawabku santai. Sambil sibuk mengocok dua butir telur untuk tambahan lauk, setelah aku selesai menggoreng ayam.
Sebenarnya Khila tadi sudah menawarkan diri untuk membantuku. Tapi dengan tegas aku menolaknya, karena melihat keadaan istriku yang masih terlihat lemah.
Aroma masakan yang mulai tercium, menimbulkan rasa lapar pada perut Khila. Hingga tanpa sadar, wanita itu bergerak menghampiri aku yang masih sibuk berkutat dengan masakan.
"Ada apa?" Tanyaku yang mendapati kehadiran Khila di samping kiriku.
"Apa masih lama?" Tanya Khila. Wanita itu memajukan sedikit kepalanya, untuk melihat lebih jelas hasil masakanku
"Sebentar lagi, tinggal menunggu sayur tumisan ini matang," Ucapku. Yang masih sibuk mengaduk tumisan.
"Kenapa, kau sudah lapar?"
"Iya," Jawab Khila sedikit malu.
Aku mengusap pelan rambut Khila sambil tersenyum. Membuat wanita itu sedikit tertegun.
"Sebentar ya," ucapku lembut. Akupun kembali fokus pada masakanku.
Mengapa Ferdi masih bersikap manis padanya, setelah Ia mengetahui hubungan suaminya itu dengan Elsa. Pikir Khila getir.
Author pov
Lima menit kemudian, meja mini yang masih berada satu ruangan dengan dapur. Kini telah terisi penuh dengan berbagai masakan. Sepiring besar capcay, ayam goreng dan telur dadar, dengan irisan daun seledri di dalamnya. Terhidang cantik di atas meja.
YOU ARE READING
Duplikat (End)
RomanceSyakhila sangat mencintai tunangannya Ferdi, walau lelaki itu seringkali menyakiti hatinya, namun sebuah tragedi terjadi dan merenggut nyawa Ferdi, tanpa terduga orang yang tidak sengaja diselamatkan Ferdi memiliki paras dan fisik serupa dengan lela...
