part 2

1.5K 88 3
                                        

Seorang perempuan muda berparas cantik sedang berjalan tergesa melewati lorong panjang kantor.

Beberapa karyawan yang berpapasan dengannnya langsung memberi salam hormat. Tapi gadis muda itu hanya bergening tanpa membalas satupun sapaan mereka. Ketegangan tampak nyata di paras mungilnya, menyiratkan kemarahan yang sejak tadi dipendamnya.

Para karyawan yang baru menyadari itu cepat-cepat berlalu dengan wajah panik, sedang gadis itu terus melangkah dengan masih menampakkan ekspresi kerasnya, sampai akhirnya, langkah gadis itu berhenti di depan sebuah pintu kokoh berwarna gelap.

Brak....

Pintu yang kebetulan tak terkunci itu terbuka lebar, menampakkan seorang gadis yang kini tengah berdiri tegak dan masih diliputi emosi, yang kini tengah menatap garang kedua obyek dihadapannya yang tengah asyik bermesraan.

Tampaknya kedua sosok yang kini tengah memadu kasih dihadapannya tersebut, masih belum menyadari kedatangan gadis itu.

ADUH....

Sebuah jerit kesakitan mengagetkan Ferdi, disusul dengan terlepasnya tubuh wanita itu dari tubuh berototnya yang berpeluh. Pemuda itu langsung membuka matanya cepat. Disana, ia melihat Lila terduduk di lantai dengan Khila yang menjambak rambutnya secara brutal.

"Dasar jalang, berani sekali kau menggoda tunanganku!" jerit Khila murka, sambil terus menjambak rambut Lila dengan tatapan berapi-api.

"Hentikan!" teriak Ferdi panik. Ferdi segera berdiri setelah membetulkan letak resleting celananya, sebelum menyelamatkan Lila yang tidak berdaya dalam cakaran dan jambakan Khila.

Dengan cepat Ferdi menarik Khila menjauh dan membawa Lila yang gemetar ke belakang punggungnya, sambil menatap wanita di depannya marah.

"Wanita sialan, apa yang telah kau lakukan hah!" bentaknya kasar.

"Aku melindungi milikku dari wanita jalang itu," jawab Khila dingin sambil menatap penuh kebencian pada Lila. Lila adalah Sekretaris yang baru beberapa bulan lalu bekerja pada tunangannya, menggantikan sekretaris lama Ferdi yang juga sempat mendapat bogem mentah dari Khila karena telah berani merayu tunangannya.

"Aku tidak sudi menjadi milik wanita barbar dan egois seperti dirimu sialan!" Bentak Ferdi tak kalah lantang

"Aku tidak peduli," balas Khila dengan tatapan menantang, " yang jelas, statusmu masih tunangan ku sekeras apapun kau membantah. " Ucapnya lagi dingin.

Gadis itu kembali mengalihkan pandangannya pada Lila yang tertunduk takut di belakang punggung tunangannya, "dan kau jalang, cepat pakai pakaianmu dan pergi dari sini, sebelum aku menyeret rambutmu dan menarikmu keluar dari ruangan ini dalam keadaan tanpa busana." Ancam Khila yang makin terdengar dingin.

Wanita itu terlihat panik, dan langsung mengenakan pakaiannya dengan terburu-buru, sementara Ferdi dan Khila masih saling menatap dengan pandangan tajam dan sinis.

"Dan dengarkan ini wanita jalang. Jangan pernah menginjakkan kakimu di ruangan ini lagi karena kau telah dipecat," ucap Khila lagi dingin, tanpa sedikitpun memandang wanita yang telah berada di depan pintu keluar ruang kerja Ferdi.

Gadis itu mengangguk takut dan segera berlalu dari tempat itu. meninggalkan Ferdi dan Khila yang masih saling bersitegang dengan tatapan tajam.

"Percuma saja kau memecat sekretariku Khila, aku akan terus mereguk kenikmatan dengan sekretarisku yang lain," tantang Ferdi sinis.

"Begitukah," jawab Khila dengan senyum mengejek, "Aku tidak yakin setelah kau tahu siapa sekretaris baru yang telah kuajukan pada ayahmu sayang," ucap Khila lagi dengan senyum penuh misteri.

Dengan anggunnya Khila melangkah menuju pintu. Membukanya pelan dan menampakan sosok seorang pemuda seusia Ferdi.

"Apa kau masih ingin bermain-main dengannya juga?" balas Khila dengan senyum menang, saat melihat rahang Ferdi mengeras.

"Brengsek kau Khila!" geram Ferdi, "tapi aku masih bisa mencari kepuasan di tempat lain sayang, dan kau tidak akan bisa mengusir mereka semua seperti yang kau lakukan saat ini," balas Ferdi dengan senyum puas, saat melihat kilat kemarahan di manik bening Khila.

Gadis itu menggeram marah, dan langsung pergi dengan mendorong kasar lelaki yang masih berdiri di depan pintu hingga mundur beberapa langkah.

Gadis itu terus melangkah dengan amarah yang masih meliputi wajah cantiknya, tak memperdulikan tatapan penuh tanya dan rasa ingin tahu, dari beberapa orang yang di lewatinya.

Kau tidak akan bisa mengaturku Khila, tidak akan pernah. semakin kau memaksaku untuk bersamamu, maka semakin gigih pula aku menjauhimu.

TBC

Bener-bener yah gue, cerita yang lain belum tamat udah bikin cerita baru lagi, mudah-mudahan cerita ini berkenan di hati Kalian semua.

Duplikat (End)Where stories live. Discover now