"Ferdi? Kenapa kau bisa ada di sini, Papahkan sudah memberikanmu ijin untuk tidak masuk kantor," ucap Herman heran, saat melihat putranya sedang sibuk berkutat pada berkas-berkas penting di mejanya.
Aku mendongak dan menatap Herman kaget, sedikit gugup saat mendapati tatapan penuh selidik dari lelaki itu.
Dan di sinilah aku Sekarang. Kembali berada dalam mobil yang di kemudikan oleh supir lelaki itu, orang yang saat ini kupanggil Papah, yang memaksaku untuk kembali pulang ke rumah.
"Sudah sampai Pak," ucap supir itu mengagetkanku, mobil yang di kemudikannya ternyata sudah terparkir manis di halaman rumah.
Bagaimana aku bisa melamun seperti ini, hingga tidak mendengar suara gerbang yang di buka.
Aku mengangguk pelan dan segera keluar, melangkah dengan perasaan meragu menuju ke dalam rumah.
"Darimana saja kau semalaman ini? " tanya Khila penuh kemarahan. Manik beningnya menyorotiku tajam, saat aku baru saja memasuki kamar.
"Bukan urusanmu," ucapku kesal sambil terus melangkah masuk. Situasi ini benar-benar membuatku pusing.
"Aku istrimu Fer," ucap wanita itu semakin marah, sambil menarik pergelangan tanganku menghadapnya.
"Kau bukan istriku!" bentakku kasar, membuatnya berjengit kaget.
Aku tertegun menatap matanya yang berkaca-kaca, tapi aku memang bukanlah suaminya bukan, walau pernikahan kami nyata. Dan aku tidak mau semakin terperosok dalam, dari kebohongan yang aku ciptakan sendiri.
"Begitu bencinyakah Kau padaku, hingga tidak mau mengakuiku sebagai istrimu?" tanyanya dengan tatapan terluka, membuatku merasa sangat bersalah dengan ucapanku barusan.
"Aku memang salah karna memaksamu dalam pernikahan ini. Membuatmu kehilangan orang yang kau cintai, Tapi aku bisa apa, Di saat cinta telah menggerogoti perasaanku begitup dalam, hingga tidak ada celah untukku menhindar walau setitik. Aku tahu aku egois, tapi membayangkanmu hidup dengan yang lain, jelas aku tidak akan sanggup." lirihnya sedih.
Aku shock menatapnya, jelas aku terkejut atas semua pernyataannya barusan. Jadi ini cinta sepihak. Dan aku kini terjebak dalam hubungan rumit mereka.
Genggaman jemari Khila di tanganku, kembali menarikku ke alam nyata. Tatapan gadis itu tampak memohon dengan sorot sendu, di balik manik berkabutnya yang kini tertutupi oleh air mata.
"Tolong ijinkan aku untuk tetap berada di sisimu Fer, aku berjanji mulai saat ini tidak akan mencampuri semua urusanmu bersama dengan wanita-wanitamu lagi. Kau boleh melakukan apapun di belakangku sepuasmu, aku rela. Asalkan kau tidak lagi memintaku untuk pergi dari kehidupanmu, apalagi melepaskanmu. Karna aku tidak akan pernah sanggup Fer, tidak akan... " Ucap gadis cantik di hadapanku yang terus terisak dengan kepala tertunduk. Merendahkan harga dirinya begitu dalam untuk lelaki itu.
"Siapkan aku makanan," ucapku pelan, memotong perkataan Shila.
Gadis itu tertegun sejenak sebelum akhirnya mendongak ke arahku. Manik sedihmya berubah ceria saat memandangku. Dengan semangat ia mengangguk, dan melangkah keluar di iringi senyum bahagia.
Aku terduduk di pinggir ranjang dengan berbagai perasaan. Yang jelas akan semakin sulit untukku melepaskan diri, dari masalah yang aku ciptakan sendiri.
Seandainya saja aku Jujur sejak awal.
+++
Kami duduk berhadapan di depan meja makan. Perasaan tak nyaman merambati hatiku. Gadis bernama Khila ini, tidak pernah berhenti memamerkan senyum lebarnya. Memperhatikan setiap gerakanku dengan tatapan memujanya, membuatku hampir tersedak makananku sendiri. Fix! Gadis ini sudah mulai tidak waras.
ESTÁS LEYENDO
Duplikat (End)
RomanceSyakhila sangat mencintai tunangannya Ferdi, walau lelaki itu seringkali menyakiti hatinya, namun sebuah tragedi terjadi dan merenggut nyawa Ferdi, tanpa terduga orang yang tidak sengaja diselamatkan Ferdi memiliki paras dan fisik serupa dengan lela...
