Itu karena korbannya adalah seorang bangsawan sejati yang dermawan. Di waktu luangnya, ia mengelola sekolah taman kanak-kanak dan memberikan semua kekayaannya pada orang-orang terlantar, miskin dan cacat.

Seluruh rakyat kerajaan marah. Sayangnya, tidak mudah untuk menangkapnya, karena tidak banyak yang diketahui tentang deskripsi fisik penjahat.

'Bagaimana seseorang bisa menangkap penjahat buronan di Dubblede sebelumnya ya?'

Berpikir keras tentang bagaimana aku seharusnya menangkap penjahat itu, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu perpustakaan. Pintu terbuka dan terlihat kepala pelayan.

"Tuan sedang mencari Anda."

"Tentang pekerjaan?"

"Sayangnya iya...."

Nos mengangguk lemah ketika mendengar Duke meminta kehadirannya.

"Nona kecil, maukah Anda-"

"Apa yang kamu lakukan, Nos?"

Isaac dan Henry muncul di belakang kepala pelayan, memotong ucapan Nos.

Isaac berkata kepada Nos dengan tajam.

"Apakah kamu mencoba untuk merusak rencana kami?"

"Tidak mungkin."

Henry hanya tersenyum pada penyangkalan Nos yang canggung.

"Kamu juga bersiap untuk 'itu', ya?"

"Saya tidak tahu apa yang Anda bicarakam, tuan muda."

"Jangan mencoba membodohiku. Jika Eugene Nos tidak tahu, lalu siapa?"

Isaac dan Henry menatap tajam ke arah Nos.

"Maafkan saya. Saya harus pergi menemui Duke. Nona kecil, kita akan ada kelas lusa berikutnya," Nos menghela nafas kekalahan dan memberitahuku.

Aku mengangguk, menyetujui pemberitahuannya kemudian dia meninggalkan perpustakaan setelah minta undur diri pada mereka berdua.

Isaac, yang menatap punggungnya, bergumam.

"Pria murahan."

"...."

Aku hanya bisa menatap dan mendengar kata celaannya. Henry menghentikan kemarahan saudaranya.

"Mau bagaimana lagi. Ayo kita lakukan 'itu' hari ini."

"Oke."

Kedua orang itu menatapku pada saat bersamaan.

"Kenapa kita tidak pergi ke toko hari ini, Leblaine?"

"Ya, ayo pergi."

Aku membuka mata lebar-lebar dengan heran. Orang-orang di kastil ini bertingkah aneh sejak kemarin. Mereka bukan satu-satunya yang berbicara omong kosong. Para pelayan juga terus bertanya kepadaku pertanyaan aneh.

Aku ingat beberapa percakapan yang aku lakukan dengan para pelayan.

"Mainan apa yang paling Anda suka?"

"Ah, tidak, kami hanya penasaran saja...!"

Tidak hanya para pelayan, bahkan para ksatria, juga mendatangiku dan bertanya.

"Nona kecil pernah memegang pedang kayu?"

"Memangnya hadiah semacam itu akan berguna untuk nona kecil!?"

Aku mengerutkan alisku dengan bingung sebelum menyadari sesuatu.

'Ah! Besok Hari Anak-Anak.'

Ini adalah Hari Anak pertamaku sejak Dubblede mengadopsiku. Duke, para kakak, dan semua pelayan tampaknya memperhatikan perayaan itu.

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang