Permainan

111 54 14
                                    

Violette memperhatikan secarik kertas kecil dengan warna kuning yang dia pegang. Di mana isinya mengharuskan dia mencari dua puluh amplop pink jumlah cukup banyak dibandingkan teman-teman satu kelompoknya. Kini gadis itu mulai kebingungan sendiri melihat teman-temannya hanya harus mengumpulkan tiga amplop sementara dia dua puluh. Mereka akan bermain sebuah game tentu setelah mengikuti kegiatan sebelumnya seperti berkenalan dengan para dosen, serta pengenalan berbagai organisasi tersedia di kampus.

Violette tidak bersama ketiga sahabatnya mereka terpisah dengan dirinya berada di grub B2. Masing-masing kelompok beranggota 15 dan ada 17 orang.

Ketika mereka semua diperintahkan berbaris di lapangan tiba-tiba saja suara teriakan Daisy membuatnya mencari gadis itu. Benar saja Violette melotot kaget melihat Daisy menghampiri ketua ospek mereka.

"Dia lagi, lama-lama kesal gue."

"Cara menjijikkan buat keliatan hebat di depan para senior."

"Paling dia lagi cari muka biasalah, kapan lagi bisa narik perhatian para senior ganteng depan sana?"

"Cantik sih tapi belagu. Apalagi ketiga sahabatnya itu --" Seakan menyadari jika mereka sedang membicarakan hal tersebut, mereka satu kelompok dengan gadis menjadi terkenal sejak hari pertama ospek, Violette Earlene.

Sementara itu Violette tidak memedulikan mereka bicara dia melanjutkan langkah kakinya, berbaris sengaja mengambil tempat paling depan agar dia bisa leluasa melihat aksi terbaru dari sahabatnya sendiri Daisy.

"Elo pikir ini hutan? Teriak kayak gitu depan kami para senior lo?" Alric bicara sengaja memposisikan toa di depan wajah Daisy.

"Kalian mau kerjai gue?! Ini maksudnya apa?! Gue dapat kertas dengan dua puluh amplop harus dicari! Sedangkan mereka hanya kumpulin tiga! Gue udah cek ke semua! Dan nggak ada satu pun persis kayak gue oh! Kalian hanya nambah itu buat kami berempat iya?!" Daisy mulai melihat ke barisan, "Yang merasa dapatkan angka dua puluh amplop tunjuk tangan sekarang! Dan ikut maju ke depan!"

"Woi! Kurang ajar kali lo jadi Adik tingkat!" Terlihat senior wanita beranjak mendekat, tapi secepat itu tubuhnya ditahan oleh beberapa temannya.

Violette melangkah maju diikuti Lyra dan Nawra kini mereka bertiga berdiri di samping Daisy.

Daisy seketika tertawa, "See?! Gue benar! Cara murahan lo dan yang lain buat balas dendam benar lucu!"

Alric tertawa sinis mengangkat toa untuk kembali bicara, "Dengar ini baik-baik. Ini sebagai contoh buat kalian semua para mahasiswa baru kalo etika dan norma-norma sopan santun, harus dilakukan kalian nggak akan nasib sama, jika mau nurut dan hormati kami sebagai senior kalian. Dan buat empat makhluk pembuat onar ini akan dapat hukuman berat. Mereka nggak boleh pulang sampai kumpulkan semua amplop diminta."

"KURANG AJAR LO!" Lyra berteriak marah.

"Ini adalah game. Game yang sangat mengasyikkan karena, akan selalu diingat seumur hidup kalian." Tersenyum sinis sebelum memusatkan kembali perhatian ke para mahasiswa baru, "Akan ada banyak tantangan terjadi, saat kalian semua kumpulkan amplop disembunyikan. Ikuti petunjuk selanjutnya ada banyak hadiah ketika kalian berhasil menangkan game ini." Alric tersenyum kecil penuh kemenangan. Dan kembali melihat pada seseorang kini menatapnya penuh permusuhan, Nawra.

"Gue mau ngomong sama lo nggak di sini." Bisik Arawn ke Alric.

Menyerahkan toa ke salah satu temannya dia ikut melangkah pergi menyusul Arawn juga Gavriel.

Terlihat mereka menunggu di koridor yang sepi. Sejenak Alric melihat bingung dengan wajah serius Arawn.

"Ada apa? Kita mesti mantau mereka karena game akan dimulai."

WICKED GAMEWhere stories live. Discover now