Nawra Razhishu

109 52 12
                                    

Ramainya mahasiswa baru berlari keluar dari dalam gedung besar itu, bertujuan pulang tanpa ingin menunggu lebih lama lagi. Karena mereka telah berada di sini dari pagi atau bahkan sekedar memilih mengalah untuk tidak berdesak-desakan sepertinya hal mustahil, karena mereka mahasiswa baru jadi satu-satunya hal aman dilakukan dengan cara berjalan keluar bersama-sama walau harus berdesakan seperti ini. Dan di antara kerumunan tersebut ada tiga mahasiswi sukses menarik perhatian sejak tadi. Mereka seakan bisa menebak kalau ketiganya sebentar lagi akan terkenal di kampus, bukan sebentar lagi melainkan sejak hari pertama ospek berlangsung.

"Elo bisa jamin Vio baik-baik aja?" Tanya Nawra khawatir menghentikan sejenak langkah kaki, membuat Daisy juga Lyra melakukan hal sama.

"Gue nggak terlalu yakin." Daisy melihat sekitar sibuk meredakan amarah.

"Walau masih khawatir gue ingin pegang janji dia sebagai ketua ospek. Gue udah muak sama semua situasi ini."

"Tunggu!" Nawra melotot kaget pada apa dia lihat di depan sana. Mereka sedang berjalan menuju parkir sepeda untuk mengambil Bekie.

"Itu cowok ngapain bawa Bekie kabur?!" Teriak Nawra.

"What?!" Lyra tak kalah heboh menoleh cepat melihat Bekie dan benar saja akan dibawa kabur.

"Sialan ..." Gumam Nawra berlari menuju parkir sepeda.

Seorang senior laki-laki terlihat membawa Bekie menuju gerbang. Tapi hanya sesaat ketika aksinya dihentikan Nawra.

"Elo curi sepeda?!"

"Apa?" Cowok itu kaget atas perkataan tersebut.

"Elo mau bawa Bekie kabur?! Jawab!"

"Elo nggak bisa sikap sopan santun?! Gue senior lo!"

"Udah jam balik ospek! Bodoh amat! Balikan Bekie!"

"Gue bukan pencuri! Jangan main asal nuduh lo!" Mencoba melanjutkan langkah kaki tapi boncengan sepeda ditahan dan ditarik mundur.

"Balikan!"

"Nggak!"

"Balikan!"

"Nggak bisa!"

"Ada apa ini?" Sebuah suara muncul dari belakang mereka.

"Kebetulan Alric lo bisa jelasin sama maba sok tau ini, kalo sepeda yang ingin gue bawa mau balikan ke pemiliknya. Tapi mulutnya itu main asal nuduh aja! Masa gue yang ganteng ini dituduh curi sepeda!"

"Gue liat dengan mata kepala sendiri lo mau curi sepeda ini, balikan nggak?!" Teriak Nawra marah.

"Dia ingin antar sepeda ini ke alamat dimaksud." Alric menyuruh temannya menunjukkan secarik kertas tempat alamat akan dituju.

Dengan kesal Nawra meraih dan membacanya ternyata alamat dimaksud memang benar.

"Diam 'kan lo?! Cantik-cantik tapi galak! Lo sama tiga teman lo sukses buat kami naik darah sejak kemarin!"

Alric menghela napas, "Segera bawa sepedanya pergi. Urusan gadis ini biar gue yang hadapi."

"Thank you bro!" Ucapnya senang sebelum berlalu pergi menuju gerbang kampus.

Alric menoleh matanya fokus ke 3 maba terlihat berani memandang dirinya.

"Gue malas debat sama tiga maba nggak punya etika sama sekali. Mending kalian segera pulang."

"Kami nggak beretika?" Nawra mengeluarkan suara dia melangkah maju mendekati sosok tersebut.

"Jika kami nggak beretika lalu kalian semua apa? Senior dengan segala kuasa bahkan hampir buat sahabat kami celaka! Kalo kalian bilang kami nggak beretika baiklah, kami akan bilang juga kalo kalian semua juga nggak ada rasa manusiawi!"

WICKED GAMEWhere stories live. Discover now