Didapur, aku mengambil 2 kaleng bir dan soda serta camilan. Lalu kembali menaiki tangga menuju rooftop. Tapi sayangnya langkahku terhenti karena merasa sedang diperhatikan. Dan benar! Aku melihat seseorang memperhatikanku dari ruang tamu. Seorang gadis. Dia berjalan mendekatiku lalu...

“kau?!” teriak kami bersamaan.

Entah kesalahan apa yang kuperbuat pagi tadi, sehingga karma mempertemukanku dengan gadis bodoh itu lagi. Benar-benar sempit sekali dunia ini.

“yak!! Apa yang kau lakukan disini? Kau mau mencuri? Huh?!” tanyanya berteriak keras

Apa mencuri? Yang benar saja!!
Dia langsung memukulku, meninju bagian dada dan perutku. Astaga!! Apa gadis ini seorang petinju?

“hei- apa yang kau lakukan?” tanyaku sedikit meringis

“kau itu yang sedang apa! kenapa kau disini?! Kau pasti mau mencuri ya?! Ayo mengaku!!”

Astaga! Aku dituduh mencuri dirumahku? Benar-benar gadis bodoh!!

Aku menyadari kedatangan Ara yang menatap bingung pada kami.

“apa yang kalian lakukan...oppa?”

Kalimat itu sukses membuat acara pukul-memukul itu berhenti dengan hening. Gadis bodoh itu menatap ke arahku dan bergantian menatap Ara dengan wajah bingung.

“op..oppa?” tanyanya masih tak percaya.

“nee, dia oppaku”

***

Kami duduk di ruang tamu, tepatnya setelah menyelesaikan kesalahpahaman tadi. Benar-benar memalukan!! Aku duduk disamping Ara menghadap ke arah gadis bodoh itu. Kulihat gadis itu menahan malunya dengan menundukkan kepala. Hey! kau bisa tertidur kalau menunduk terus!!

“jeosonghabnida, aku tidak tahu kalau... kalau dia ini kakakmu,” katanya masih menunduk

“sudahlah, tidak apa-apa. Lagipula itu kan tidak sengaja. Kalau kau tahu, pasti kau tidak akan melakukannya,” ucap Ara menenangkannya.

Gadis bodoh itu menatapku sebentar lalu menunduk lagi.

“jeosonghabnida, lain kali aku akan berhati-hati,”

“huh! Sudahlah, bukannya kau pemilik toko buku kumuh di gang kecil itu?  Mau apa kesini?” tanyaku memutar bola mata malas

“ahh, nee... saya sedang interview untuk menjadi guru privat nona Ara,” jawabnya

Aku sedikit terkejut dengan jawaban gadis itu, lalu memandang arah penuh tanya.

“nee, dia guru privatku sekarang,” jawab Ara yang tahu arti tatapanku.

Aku hanya bisa menarik napas kasar. Lalu menatap gadis itu lagi.

“baiklah, siapa namamu? Pekerjaanmu sekarang? Kau lulusan unversitas mana? Pekerjaan orang tuamu? Sekarang kau tinggal dimana? Dan berapa umurmu?” tanyaku tanpa jeda
Gadis itu sedikit melongo mendengar deretan pertanyaan yang dilontarkan padanya.

“namaku Kang ShinYe. Aku seorang guru privat bahasa, lulusan Konkuk university. Pekerjaan orangtuaku hanyalah petani. Aku tinggal tidak jauh dari toko bukuku itu, dan umurku 23 tahun”

“waahhhh daebak!!! Kau harus kupanggil eonni. Umurku 19 tahun” ujar Ara kegirangan

“ahhh jeongmal?,”

“nee...”

Gadis bodoh yang kutemui di toko buku miliknya, memiliki perawakan cukup tinggi (jika bersama Ara), rambut hitam panjang yang di kucir. Wajah yang... cantik mungkin? Wajahnya terlihat natural dan menggemaskan! Bola mata yang besar, bibir tipis yang dipoles gincu pink serta hidung bangirnya menambah kesan gadis ini tampak cantik.

Astaga!!! Apa yang kupikirkan?! Kenapa malah meneliti dia sampai segitunya?!!! Aku pasti sudah gila!

Aku menatap kedua perempuan itu tanpa bersuara sedikitpun. Jujur saja, aku malas menanggapinya. Apalagi mengingat gadis itu sudah 2 kali melakukan kesalahan padaku. Ingat, dua kali!!! Aku tidak akan melupakan itu.

“perkenalkan, aku Kim Ara. Dan ini oppaku, namanya Kim Tan. Usianya juga sama denganmu, dia lulusan Hankuk university. Pekerjaannya sekarang adalah seorang penulis, padahal dia mengambil jurusan arsitektur waktu kuliah,” jelas Ara memperkenalkanku yang hanya diam menatap datar gadis bodoh itu.

“ooh, nee.. apa pekerjaan orangtuamu, nona Ara?”

“jangan panggil aku begitu, eonni. Panggil saja Ara, itu lebih baik,”

“aahhh baiklah,”

“appaku CEO, eommaku juga punya pekerjaan, tapi aku tak tahu apa,” jawab Ara dengan polosnya.

“baiklah, aku rasa kalian berdua perlu menyelesaikan interviewnya. Aku akan ke atas, panggil jika perlu,” kataku sembari berjalan meninggalkan dua gadis itu diruang tamu.

“nee!!” jawab Ara yang berteriak

****

Sampailah aku di rooftop kesayanganku, menjalani aktifitas seorang Kim Tan. Tetap saja pikiranku tidak fokus di komik, aku memikirkan gadis bodoh itu. Rasanya dadaku sedikit bergetar melihatnya yang tertunduk seperti tadi. Mengingat wajah polos kebingungannya tadi membuatku seperti orang gila, tersenyum-senyum. Aku benar-benar sudah gila!

Aku menggelengkan kepala untuk memusnahkan gadis bodoh itu disana, dan sepertinya berhasil. Bunyi pesan diponselku membantuku mengalihkan pikiran. Sebuah SMS, dari Chaneon!

‘malam ini, aku akan berangkat ke Jepang. Pesawatku akan berangkat jam 7 malam. Maaf baru memberitahumu, ayahku sedang sakit disana. Aku akan kembali. Jaga dirimu baik-baik, ingatlah untuk berusaha mencari teman. Jangan hanya berpacaran dengan komik dan laptopmu itu. Nde?’

Chaneon akan pergi? Sahabatku satu-satunya? Benar-benar...

‘baiklah, aku akan mengantarmu, jangan pergi sebelum aku sampai. Arraseo!!’

‘nee...’

Pesan itu berakhir dengan balasan Chaneon. Padahal baru kemarin aku bertemu dengannya, sekarang dia akan pergi lagi. Aku merasa seperti kehilangan teman lagi sejak kepergianku waktu lalu. Meski hanya seorang teman, tapi bagiku, Chaneon sudah seperti saudaraku. Dia tempat aku bercerita segala kegundahan dalam hatiku, tempat aku berlari dari rumah jika sudah bosan. Sekarang, dia akan meninggalkanku...

Sudahlah, aku tidak boleh terlihat sedih di hadapannya. Dia akan mengataiku cengeng nanti. Baiklah, mari bersiap-siap. Tunggu, jam berapa tadi? 7? Ok, aku harus mandi sekarang...

~~~

yeyeyeyey.......
gimana chingu? 😊😁
Penasaran sama chap selanjutnya?
Jan lupa voment yaaa 😊🙏

Oke chingu, tinggalkan jejak yaa.
Ingat! Jadi pembaca diam2 itu ga enak. Makasih udah mampir baca 😊😁🙏

~~HATE, BUT I LOVE~~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang