“nee, gamsahabnida”
***
Aku memasuki halaman rumah yang sangat luas. Mungkin halaman ini bisa dipakai piknik untuk 10 keluarga. Sangat luas, dengan beberapa pohon pinus yang berjejer di sepanjang halaman. Ada juga kolam kecil yang terletak di ujung halaman dengan berbagai tanaman hias didalamnya menambah kesan asri seperti di taman nasional.
Sungguh suguhan yang sangat berkesan. Aku menyukai tempat ini hanya dengan analisis halamannya. Luar biasa.
Seorang pelayan yang mungkin sudah dari tadi menungguku di depan pintu, langsung menyambut hangat kedatanganku seolah aku adalah tamu yang amat penting. Aku memang penting kan?
Belum cukup pemandangan halaman yang cantik dan elegant itu, aku kembali disuguhkan pemandangan dalam rumah. Rumah dengan dekorasi klasik namun terkesan mewah itu membuatku membuka mulut menahan takjub. Astaga! Sangat cantik!! Bukan hanya cantik, rumah ini bahkan 3 kali lenih luas dari pada halamannya!! Benar-benar orang kaya!!
“silahkan duduk nona,” ucapan pelayan itu membuatku tersadar dari keterkagumanku akan rumah ini.
“saya akan memanggil nona Ara dulu, jika butuh sesuatu, katakan saja”
“nee, gomawo..”
Pelayan itu pergi menghilang dari hadapanku untuk memanggil sang tuan rumah. Aku menunggu masih sambil menatap rumah mewah ini.
Benar-benar cantik! Ahhh, aku juga jadi ingin punya rumah seperti ini.
Tatapanku jatuh pada seorang lelaki yang sedang berjalan menaiki tangga. Memakai celana pendek selutut berwarna hitam dan kaos hitam lengkap dengan topi hitam yang bertengger dikepalanya. Sepertinya dia dari arah dapur. Kulihat pria itu membawa 2 kaleng minuman dan beberapa bungkus camilan. Karena sadar sedang ku amati, pria itu berbalik menatapku. Pandangan kami bertemu dan...
“kau?!” ucap kami bersamaan.
Aku benar-benar tidak beruntung. Bertemu dengan namja galak itu lagi. Ini kesalahanku, aku memikirkan namja galak itu tadi pagi. Menyebalkan!!
“yak!! Apa yang lakukan disini? Kau mau mencuri? Huh?!” tanyaku panik, takut jika namja itu benar-benar mencuri.
“hei- apa yang kau lakukan?!” balasnya berteriak
“kau yang apa... kenapa kau disini?! Kau pasti mau mencuri ya?! Ayo ngaku!!” todongku habis-habisan.
Terjadi pukul-memukul diantara kami, meski kenyataannya aku yang memukulinya berkali-kali tanpa ampun.
“apa yang kalian lakukan.... oppa?”
Apa? Oppa?
“op..oppa?!” tanyaku kaget
“ nee, dia oppaku,”
Kalimat itu memberhentikan aktifitas kami. Aku seperti mati kutu. Namja galak ini adalah kakak dari calon murid privatku!! Aisshhh jinja... aku dalam masalah sekarang!! Ya Tuhan, bolehkah aku amnesia sebentar saja? Aku tidak ingin mengingat kejadian mamalukan ini. Doaku tidak terkabulkan.
~~~
Kim Tan
Pagi ini aku mengantar naskah yang sudah aku selesaikan semalam. Produser dan penerbitku sangat lega ketika naskah itu selesai dengan baik. Lalu apa lagi? Tentu saja pulang. Membaca komik dan bersantai di rooftop rumah. Kalian sudah tahu kan, kalau aku membenci keramaian. Namun bukan berarti aku tidak pandai bersosialisasi.
Disinilah aku berada, rooftop pribadiku. Setelah menghabiskan 2 komik dengan sekaleng bir, aku menuruni tangga menuju dapur, untuk mengambil bir dan camilan. Memang, membaca itu paling enak kalau sambil makan-makan.
YOU ARE READING
~~HATE, BUT I LOVE~~
RomanceCast : Kim Tan, Kang ShinYe, Park MyungJu, Lee Haeji, Dll. Gendre : silahkan tentukan sendiri. Gomawo udah mau baca, 🙏 Cerita ini gabungan dari fiksi dan nonfiksi. Jangan lupa vote yaa. Thank you all 🙏😊 Semakin aku membencinya, semakin aku menc...
Chapter 5
Start from the beginning
