Moron

51 4 0
                                    

Kamu datang lagi, MC. Aku menyambutmu dengan senyuman yang sama lagi. Kamu mengulang dari awal sejak kamu tiba di apartemen. Sesi ini masih Casual Story, tetapi aku belum yakin siapa yang hendak kamu pilih.

Hasil hearts-mu nyaris berimbang antara Yoosung dan Jaehee. Mungkin kamu akan bermuara pada Yoosung, seingatku intensitas dia di chat room lebih banyak dan dia murah memberi heart.

Ketika bersama orang lain, kamu membela Yoosung. Akan tetapi, saat bersamaku kamu ikut menjahili dia. Apa jangan-jangan perkataanmu di party tempo hari benar? Kenapa kamu mahir sekali membuatku berharap?

"Yoosung, kamu tidak bisa minum kopi karena mengidap sindrom langka bernama Pass Out After Drinking Caffeine Syndrome."

Aku mengerjai Yoosung yang polos itu dan kamu mendukungku. Kita seperti partner in crime pagi ini. Walau banyak pekerjaan, aku antusias membuat properti pendukung seperti tangkapan layar laman palsu. Yoosung panik sampai ketikannya penuh typo, lalu dia bergegas minum cokelat. Lucu sekali.

Kemudian, kamu memasuki rute Yoosung. Topik pembicaraan di chat room berkutat pada perubahan Yoosung sejak kematian Rika dan ulahnya yang menyamakan kalian. Yoosung yang dulu merupakan siswa brilian, tetapi sejak kematian Rika dia menjadi malas serta kecanduan LOLOL.

Kulihat kamu menyikapi dengan tegas meski terkadang kesal. Aku pun ikut kesal karena dia bersikap demikian. Butuh teguran dari hampir semua member berhari-hari untuk memyadarkan Yoosung.

Kalian semakin dekat. Perasaan Yoosung berkembang ke arah yang benar dan bukan bayang-bayang Rika.

Aku merasa cukup dengan perhatian kecilmu. Menyapaku duluan, menanyakan tentangku ketimbang dia, dan bercanda denganku ketika kita bertiga satu chat room. Kamu berusaha tidak menyakitiku, meski semanis apapun ... pada akhirnya kamu bersamanya dan aku harus menyembunyikan rasa sakit di balik image ceria 707. Namun, hal-hal kecil itu sangat berarti untukku. Terima kasih, MC.

Berada di rute Yoosung berarti perlu mengajaknya berdamai dengan masa lalu. Emosinya yang belum tuntas pada V, bayang-bayang Rika yang sangat-sangat dia idolakan, sampai gairah belajar Yoosung yang menghilang. Aktivitas belajarnya cuma meningkatkan keterampilan LOLOL dan bergonta-ganti klub.

Tenang saja, MC, dengan kekuatan pesulap 707 aku akan membantu rute pilihanmu menjadi lebih bisa diandalkan. Kupicu semangat belajarnya dengan benda-benda kenangan.

Oh, setelah itu Yoosung terus berkembang. Dia masih emosi pada V, tetapi mulai serius menata kehidupan. Kurasa, dia benar-benar mencintaimu. Syukurlah.

Dia emosional mirip Zen, dan hampir nekat menerobos apartemenmu ketika aku berusaha mengatasi gangguan pada bom. Kamu berhasil menenangkannya. Lalu, dia dengan berani meminta Jumin mengirimkan bodyguard ke alamatmu. Jumin menanyakan alamat ke V, dan bodyguard pun datang.

Ngomong-ngomong, hal itu seiring dengan tersibaknya fakta terkait luka V dan kondisi Rika menjelang bunuh diri. Zen diikuti stalker hingga mengungsi di rumahku. Jaehee pun sementara tinggal bersama Jumin.

Aku menemukan alamat hacker yang menjadi muasal semua ini. V memintaku ke sana seorang diri karena di RFA hanya kemampuanku yang memungkinkan. Aku berpamitan padamu.

"Aku tidak ingin terus-terusan menjadi pecundang. Aku ingin berubah. Aku ingin menjaga MC."

Yoosung merengek minta ikut. Lololol, MC, apa kamu tidak terlalu cepat menyetujui pengajuan dirinya? Maksudku, di otome game kamu harus pandai berbasa-basi biarpun ujungnya sama saja. Namun, aku bisa melihat kamu mengkhawatirkan Yoosung.

Di saat seperti ini, aku tidak boleh merasa menang, kan, karena kamu lebih ekspresif memerhatikanku. Bahkan, chat room pengakuan cinta Yoosung kemarin juga kamu abaikan. Aku tidak tahu kamu sengaja atau tidak, padahal dia sampai mengirim selfie dengan mawar merah.

Moron (Seven x MC x Yoosung) #2Where stories live. Discover now