Melukis Senja

222 11 0
                                    

Happy reading ❤️


Pandangan matanya kosong. Sudah dua hari setelah kejadian malam itu, Amanda hanya diam tanpa mau bicara pada siapapun. Semua makanan tidak ada yang berhasil masuk ke dalam perutnya. Hingga ia terpaksa diinfus agar tidak kekurangan cairan.

Suara pintu kamar yang terbuka tidak membuat Amanda mengalihkan perhatiannya pada orang yang masuk ke dalam kamar. Kedua matanya masih menatap kosong pada jendela di kamarnya.

"Amanda.."

Masih sama. Panggilan Amalia tidak diindahkan.

"Makan dulu, yuk. Mama suapin." Amalia meletakkan nampan yang dibawanya ke atas nakas. Ia mengambil tempat di bibir ranjang, menghadap Amanda yang masih betah dengan posisi berbaring menyamping.

Jika boleh jujur, Amalia merasa sangat sakit hati karena kejadian yang dialami putrinya beberapa hari yang lalu. Ia tidak menyangka hal seperti itu akan menimpa Amanda. Ia merasa gagal sebagai ibu yang seharusnya bisa melindungi sang anak. Ia sudah gagal.

Tangannya terulur menyentuh surai hitam milik Amanda, membelai lembut. Namun reaksi Amanda tidak sesuai harapan. Gadis itu menatap Amalia takut, perlahan ia menarik diri berusaha menjauh dari Amalia yang kaget dengan reaksi Amanda.

Amanda masih sama seperti dua hari sebelumnya. Enggan disentuh oleh siapapun. Amanda masih trauma dengan kejadian saat Adam hampir menodainya malam itu.

"Sayang, ini mama," air mata Amalia merembes, ia tidak tahan melihat kondisi anaknya yang jauh dari kata baik.

Kepala Amanda menggeleng kuat, "jangan dekat-dekat, pergi!"

Saat itulah Amalia merasa dunianya hancur.

"Pergi! Aku benci kamu! Aku benci!!"

Pintu kamar Amanda kembali terbuka, menampakkan Irsyad dan Farhan yang langsung menghampiri Amanda. Farhan dan Irsyad menahan tangan Amanda yang ingin melepas jarum infus. Sedangkan Amalia langsung memeluk Amanda, mencoba memberikan ketenangan pada anaknya. Berusaha meyakinkan Amanda bahwa semua akan baik-baik saja.

Umi Nadia menatap anak keduanya penuh selidik setelah mendengar penuturan Azlan barusan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Umi Nadia menatap anak keduanya penuh selidik setelah mendengar penuturan Azlan barusan. Ustadz Malik dan Aisha yang mendengar hal tersebut juga menatap Azlan dalam, mencari kesungguhan dalam matanya.

"Kamu yakin?"

Azlan mengangguk mantap. Entah mengapa niatnya untuk mengkhitbah Amanda semakin kuat saat melihat langsung bagaimana kondisi gadis itu dua hari yang lalu. Ia merasa marah saat Amanda diperlakukan seperti itu oleh Adam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 22, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Karena-Nya, Dengan Perantara DirimuWhere stories live. Discover now