Kalian pasti bertanya kenapa aku tidak ikut bekerja bersama ayahku. Jawabannya sangat simple, karena aku malas bekerja.
Baiklah, cukup perkenalannya.
“oppa, ini hari minggu, temani aku pergi ke toko buku ya ?” ujar Ara.
“kau ingin membeli buku apa ? cari saja di lemari bukuku” jawabku santai.
“hah... semua buku dilemarimu itu tentang komik, novel dan buku arsitektur! Aku ini mahasiswi jurusan bahasa. Jadi buku yang kuperlukan itu, sastra bahasa! Aisshhhh jinja!!”
“cari dengan baik. Seingatku, eomma punya buku sastra bahasa korea yang dititip dilemariku”
“yakk!! Bilang saja kalau oppa malas pergi!”
“cerdas!!”
Ara memonyongkan bibirnya menahan kesal ke arahku, bodo amat!.
“sudahlah, Tan-ah, apa salahnya menemani adikmu pergi sebentar ? lagipula, ayah sudah bosan melihatmu yang tak pernah menginjakkan kaki diluar. Sekali-kali pergilah keluar”
Aku menghela napas kasar,
“baiklah. Tapi jangan lama. Aku tidak ingin terkena sinar matahari sangat banyak”
“iya, iya.”
~~~
Kang ShinYe
07.01 pagi KST. Ahh, aku sangat mencintai pagi. Menghirup udara segar dan menikmati hangatnya terpaan sinar matahari pagi. Embun masih terasa, dinginnya kota Seoul berangsur-angsur hilang bersamaan dengan hadirnya matahari. Yah meskipun musim dingin telah berakhir, namun dinginnya masih menghantui Korea.
Pagi ini aku ingin menghabiskan waktu dengan berolahraga dan menanam bunga. Selebihnya, aku akan habiskan untuk mengemas rumah. Oh ya, aku belum memperkenalkan diri.
Namaku Kang ShinYe. ShinYe saja. Usiaku 23 tahun, dan aku ingin menjadi wanita karir. Yaps! Aku ingin menjadi wanita pekerja keras dan memiliki penghasilan sendiri. Aku lulusan Konkuk university, jurusan sastra bahasa, dengan nilai IP 3,85. Terbilang rendah, namun itu sudah mati-matian kudapat demi mempertahankan beasiswa selama kuliah.
Mengenai pekerjaanku, aku memiliki toko buku kecil yang terletak digang yang ramai pejalan kaki. Walaupun kecil, tapi kurasa, tokoku itu adalah yang favorit di kompleksku.
Selain toko buku kecil, aku juga seorang guru privat bahasa korea dan inggris untuk beberapa anak kalangan pegawai. Dengan gaji yang lumayan, aku mempertahankan pekerjaanku itu meski harus menguras tenaga banyak. Aku juga mengajar privat untuk beberapa murid kalangan mahasiswa. Tentu gajinya tidak kusamakan.
Aku punya adik laki-laki, namanya Kang MinJi. Dia masih SMA. Dia juga menjadi satu-satunya penyemangatku saat bekerja, karena hanya dia yang kumiliki sekarang. Ayah dan ibuku meninggal 4 tahun lalu, kami tinggal berpisah karena aku yang melanjutkan kuliah di Seoul. Rumah kami di Busan, dan mereka mengalami kecelakaan karena ingin menemuiku. Ahh ceritanya panjang. Nanti saja aku cerita.
Ok, perkenalannya disudahi saja. Aku mau bekerja!
“noona!!” teriakan itu milik adik laki-lakiku yang sangat tampan, hehe bagiku seperti itu.
Aku mendongkak, melihat arah teriakan.
“wae?!”
“aku ketoko buku dulu yah ? meski ini hari minggu, tapi pasti ada yang mau datang”
“baiklah, kau hati-hati yah ?”
“nee!!”
Karena hanya berdua, maka urusan toko buku aku serahkan pada adikku, MinJi. Meski masih SMA, tapi MinJi sudah bisa menjalankan peran sebagai penjaga toko buku. Itu adalah salah satu kerja part timenya. Aku tidak mengizinkan MinJi bekerja paruh waktu ditempat lain, karena aku masih bertanggung jawab atasnya.
Lokasi rumah dan toko bukuku tidak jauh, melewati beberapa rumah dan kau akan menemukan toko buku kecil dengan warna kesukaanku dan MinJi, hijau. Baiklah, MinJi sudah pergi bekerja dan aku juga harus melanjutkan pekerjaanku.
Drrttt...drrrttt
“yeobusseo?”
“noona-ah, aku lupa membawa kunci toko. Bisa kau mengantarnya ? aku malas kembali lagi”
“aaiisssh jinja. Nee, tunggu sebentar. Aku akan kesana!”
Klik!
Aku mematikan telepon sepihak. Mengambil jaket kesayanganku dan kunci toko yang dilupakan adikku. Jalanan gang masih sepi walaupun waktu sudah menunjukkan pukul delapan lewat.
Aku menyusuri jalanan gang yang masih terlihat sama dan asri meskipun hanya ada beberapa pepohonan yang hidup disitu. Tak butuh waktu 10 menit, aku sudah sampai didepan toko buku milikku dan mendapati adikku yang menunggu sambil duduk didepan pintu toko.
“ini kuncinya, lain kali jangan dilupa lagi” kataku mengingatkan
“nee, mianhae.~oh”
Aku hanya bisa menghela napas kasar karena perilaku adikku yang sangat pelupa itu. Karena waktu masih pagi, jadi kuputuskan untuk membantu adikku sebentar ditoko meski ada pekerjaan berat menantiku dirumah.
Ceklek!
Rak buku yang sedikit berantakan dan beberapa plastik makanan dan minuman yang tercecer dilantai. Sekedar info, toko bukuku ini, bukan hanya menjual buku, kami juga menyediakan buku, komik dan novel bagi yang hanya ingin membaca tanpa niat membeli. Tentunya juga dibayar meski tidak mahal.
Dan resikonya seperti ini, bungkusan snack dan beberapa kaleng minuman tercecer hampir disetiap tempat duduk. Wahh, untung aku juga ada disini, jadi bisa membantu adikku.
“annyeonghaseo, saya mencari buku sastra bahasa korea. Apakah anda menjualnya ?”
seorang pelanggan baru saja masuk, astaga! Dia masuk dalam keadaan tokoku yang berantakan!! Ottoke?!
Dengan segala kecepatan dan sisa tenaga, aku membersihkan ruangan baca dan rak buku yang kotor. Alhasil, semuanya kembali bersih semula. Syukurlah...
Bruk!!!
Ommo! Aku menabrak seseorang!
~~~
Gimana chingu? 😁
Belum tertarik? Ok, nantikan di chapter selanjutnya.
Jangan lupa Tinggalkan jejak yah?
Vote and komen 😊💜
Thank you all
YOU ARE READING
~~HATE, BUT I LOVE~~
RomanceCast : Kim Tan, Kang ShinYe, Park MyungJu, Lee Haeji, Dll. Gendre : silahkan tentukan sendiri. Gomawo udah mau baca, 🙏 Cerita ini gabungan dari fiksi dan nonfiksi. Jangan lupa vote yaa. Thank you all 🙏😊 Semakin aku membencinya, semakin aku menc...
Chapter 1
Start from the beginning
