chapter 1 (ibu)

273 67 4
                                    


Pada saat itu hiduplah seorang pemuda China yang bernama Yushin, dia adalah anak tunggal dari pengusaha sukses yang terkenal di wilayah Bangkok. Diusia lima belas tahun Yushin ditinggalkan ayahnya karena sakit, dan kini Yushin melanjutkan perusahaan milik ayahnya.

Namun, setelah melanjutkan perusahaan ayah yang sudah meninggal dunia, sekarang Yushin dibilang anak paling tampan ditempatnya tersebut. Beribu-ribu wanita menghampiri pangeran tampan itu, tapi Yushin tolak karena dia tidak butuh cinta. Karena cintanya hanya sekedar harta, ia sudah tahu bahwa semua wanita hanya terpikat dengan harta.

***

Seorang ibu hanya diam saja, impiannya mempunyai seorang cucu seakan mustahil dapat dirasakannya, lalu ia pun membicarakannya pada Yushin.

"Nak, kini kamu sudah dewasa kapan kamu menikah? Apakah kamu tidak lelah membujang seperti ini! Kenapa kamu terus menolak untuk menikah, Nak?" tanya Ibu Yushin dengan lembut.

"Ibu, buat apa Yushin menikah? Nggak ada yang pas untuk Yushin, maafkan Yushin mungkin belum bisa membahagiakan, Ibu," tolak Yushin berusaha agar tetap lembut.

"Nak, ibu mau kalau kamu secepatnya menikah!" paksanya kekeh agar Yushin cepat menikah.

"Ibu, kenapa bisa kelewatan begitu? Biar Yushin cari jodoh sendiri, tolong jangan buat Yushin marah, Bu."

"Nak, kamu marah sama ibu?"

Ibu Yushin mulai merasa ketakutan. "Ya Tuhan kenapa anakku membentakku? Tuhan semoga saja Yushin seperti ayahnya yang selalu baik buat hidupku," Ia bermonolog mengingat perkataan Yushin sebelumnya.

Merasa telah berkata kasar pada ibunya, Yushin pun memilih kabur meninggalkan ibu sendiri, ia ingin menenangkan pikiran di taman dan menghilangkan emosi menggebu dalam hatinya mendengar ucapan sang ibu.

Yushin merasa bersalah pada wanita yang telah melahirkannya itu, tak sepantasnya ia melontarkan kata-kata kasar. "Kenapa aku membentaknya? Ya Tuhan tolong maafkan aku, apakah aku harus minta maaf padanya?"

***

Usai perundingan, ada seorang wanita memanggilnya dengan nada panik.

"Yushin,Yushin!" teriak wanita itu.
Yushin melihat ke belakang.

"Ya, Bu. Ada apa?" balasnya.

"Yushin, ibu kamu kecelakaan. Ibumu membutuhkanmu, Nak Yushin?"

Yushin mulai panik mendengar ucapan wanita itu. "Ya Tuhan kenapa ini harus terjadi?" Ia langsung pergi ke tempat kejadian.

Ia mendapati ibunya tergeletak di jalan tol penuh dengan ceceran darah, Yushin yang tidak dapat berkata-kata merasa iba melihatnya. Ia pun berlari ke arah ibunya.

"Ibu, kenapa bisa begini?" ujar Yushin.

"Nak, ibu habis dicopet, pencopet itu mendorong ibu. Nak, ibu boleh berpesan? Segeralah menikah. Ibu ingin melihatmu bahagia bersama seorang wanita, mungkin detik ini ibu harus pergi bertemu ayahmu. Kamu jaga diri baik-baik, Nak. Yushin pasti kuat menerima ujian ini," ucap Ibu Yushin menahan sakit.

"Tapi, Ibu masih kuat, 'kan? Ibu harus sembuh. Maafkann perkataan Yushin yang membuat ibu kecewa," sesal Yushin mengelus lembut kening ibunya.

"Nak, ma--afkan ibu yang te--rus mema--ksamu u--ntuk me--nikah, ajal ibu su--dah ada di de--pan ma--ta," ucap Ibu Yushin terbata.

"Teriak, Ibu kenjang-kenjang dan habis lelah bernapas dalam rongga tenggorokan."

Yushin mulai menyesal, tiada kata bisa mengembalikan waktu. Air matanya mengalir dengan deras.
"Tuhan, tempatkanlah ibu di surga engkau berikan, Aamiin."

Hujan kali ini mewakili kesedihan saat pemakaman Ibu Yushin yang baru saja membasahi makamnya. Yushin seperti orang tak peduli pada Ibunya, tapi rasa letih sehingga Yushin pulang dengan tergesa-gesa pulang ke rumah.

Yushin menatap foto menuju kamarnya, memandang foto itu serasa sendirian dalam kehidupan ini.

Sudah pukul 03:00 sore, Yushin hanya membayangkan masa kecilnya bersama Ibu, saat masih kecil ia tidak pernah memarahi sang ibu. Namun, sekarang Yushin malah membangkang pada ibunya.

Yushin melamun dalam diam. "Tuhan apakah aku harus cepat menikah, tapi calon jodohku tidak ada, apa aku akan merantau ke negeri orang untuk menghilangkan rasa sedih ini? Tidak ada seseorang pun yang menyayangiku."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Penasaran jangan lupa di vote ya teman-teman.
Tenkiyu.
Happy reading📖

Pearlh Hearth [ Sudah Terbit Di Cahaya Pelangi Media]Where stories live. Discover now