Gue gak tahu kalau patahin tanduk sesakit ini ....

Gue bodoh

Yeonjun memaksa untuk mengangkat kepala. Cermin di depan menunjukkan kalau Yeonjun sangat lemah. Setan setengah manusia itu lemah sekali ketika tanduknya dipatahkan.

Kalian akan merasakan sakitnya jika saja melihat patahan tanduk yang masih berada di lantai dengan ceceran darah. Belum lagi dengan rambut cowok itu yang masih basah kuyup dengan potongan tanduk tak rapi di bawahnya.

Lamat-lamat, bibirnya melafalkan sebuah nama.

"Kai ...."

***

"Oh, anak baru! Gue Kang Minhee, lo inget kan?"


Yeonjun buru-buru berlari mendekati Minhee yang berteriak sembari melambaikan tangan. Perasaan ragunya makin menguat melihat wajah antusias cowok itu.

Gimana kalo dia tau gue ini sebenernya bukan manusia asli? Gimana kalo tiba-tiba gue berubah jadi arwah lagi? Gimana kalo ....

Duh, sepertinya Yeonjun harus belajar mengurangi kegiatan overthinking-nya lagi. Tapi jika dipikir lagi, siapa juga yang tak berpikiran liar kalau menjadi Yeonjun. Pasti cowok itu akan sangat kesusahan berbaur dengan semua temannya.


"Eh, lo gak ke ruang kepsek dulu?" Minhee bertanya, membuat pikiran Yeonjun buyar seketika. "Biasanya anak baru dateng ke sana dulu, ya kan? Oh, apa lo masih malu buat masuk ke ruang itu?"

Sekarang, bukan itu yang dipikirkannya. Yeonjun tahu pasti, kalau para guru masih mengingatnya. Bagaimana reaksi mereka jika tahu kini sosok yang telah pergi dari dunia kembali hidup, bahkan ingin mendaftar kembali di sekolah itu?

"Gue kemaren udah ngomong ke kepsek. Katanya gue cuma tinggal ke kelas aja." Lagi-lagi ia memutuskan untuk berbohong.

"Oh oke." Minhee menoleh ke kanan-kiri. "Gue kayaknya ke kantin dulu, deh. Lo gak papa kan, gue tinggal sendiri? Kelas kita ada di lantai atas, pojok."

Yeonjun sih, iya-iya saja. Dia lebih baik pergi ke kelas sendiri daripada harus menghabiskan tenaga untuk berbicara dengan Minhee. Tapi, minus-nya, ia yang harus berbicara sendiri jika ada siswa atau guru yang bertanya mengenai dirinya.


Menghirup napas dalam-dalam, ia mengeratkan pegangannya pada ujung tali tasnya dan mulai melangkah masuk ke gedung kelas sepuluh. Sebenarnya kalau ia tak banyak pikiran, ia pasti juga tak akan merasakan sensasi seperti ini ...

... sensasi lorong yang mendadak jadi tampak lebih lebar, panjang, dan gelap. Tiba-tiba, Yeonjun jadi salah tingkah mau berjalan di antara orang-orang. Belum lagi lututnya yang masih terasa gemetar karena masih merasa ngilu di kepala.

Saatnya ia melewati ruang guru, ruangan terkutuk itu.


Pak Junho, beliau keluar begitu saja dari ruangan yang baru saja ditatap Yeonjun. Namun, tiba-tiba pria paruh baya tersebut menoleh dan mendapati Yeonjun sedang menatapnya lekat.


"Oh anak baru ya, kamu. Mirip sama alumni yang bapak kenal." Beliau terlihat sangat santai dan beralih pada ponselnya, kelihatan sibuk.

20:00 [✔]Where stories live. Discover now