CHAPTER 4 : BREAK UP

278 46 12
                                    

Flashback #3







New beginning, or last goodbye?













April 2014,



Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gerai makanan cepat saji itu pun terlihat mulai berbenah untuk mengakhiri hari. Terlihat beberapa karyawan membereskan meja dan mengepel lantai, namun berusaha tidak menganggu satu-satunya pengunjung yang masih bertahan di tempat itu. Mereka berpikir toh jam tutupnya masih setengah jam lagi, jadi mereka akan membiarkan pemuda itu menikmati sedikit waktu lagi sampai gerai itu benar-benar tutup.




Dia duduk di pojok dekat pintu masuk, memakai hoodie hitam dengan penutup kepala yang kebesaran, menutupi hampir sebagian besar wajahnya, sama sekali tidak terganggu dengan suara meja dan kursi-kursi yang digeser dan dinaikkan ke atas meja. Tangan kanannya sibuk mencoret-coret sesuatu di atas buku catatan berukuran sedang yang mulai lapuk karena sering digunakan. Sedangkan tangan kirinya menyuapkan sedikit demi sedikit burger yang mulai dingin, bergantian dengan gelas plastik berisi soda yang semakin encer karena es batu didalamnya sudah mencair sepenuhnya, itulah yang menjadi menu makan malamnya hari ini.






Sepuluh menit sebelum gerai itu tutup, pemuda itu menyurukkan buku catatan dan ponselnya ke dalam tas ransel yang dibawanya lalu bangkit berdiri membawa nampan berisi sisa makanannya, hendak membuangnya ke tempat sampah di ujung kiri dekat kamar mandi.



Namun seorang karyawan perempuan melihatnya lalu berinisiatif mengambil nampan itu dari tangannya sebagai bentuk pelayanan kepada konsumen terakhirnya itu.



"Terima kasih.." gumam pemuda itu dan betapa terkejutnya sang karyawan begitu dia beradu pandang dengan sang pemuda lalu diapun menyebutkan sebuah nama.



"Jay.. Kau Jay, kan, leader Dreamline? Wah! Daebak!" seru sang gadis tanpa menyembunyikan kekagetannya.




Pemuda yang dipanggil Jay itu, hanya tersenyum, menundukkan kepalanya lalu cepat-cepat keluar dari tempat itu, meninggalkan gadis itu yang berniat menyusulnya namun dicegah oleh temannya sesama karyawan.




"Hey! Ada apa? Kau mau kemana? Pekerjaan kita belum selesai. Siapa dia? Kenapa kau mengejarnya?"




"Ish..gara-gara kau aku kehilangan dia. Aku tak sempat mengambil fotonya, dia sudah terlalu jauh" kata sang gadis, kesal.




"Aku tidak percaya dia ada di depan mataku sejak tadi dan aku tidak menyadarinya.. Padahal aku baru saja membaca tweetnya di akun resmi WIN Ent. Dia memposting kata-kata yang menurutku mirip seperti lirik lagu. Sepertinya dia sedang sedih, terlihat dari kata-kata yang ditulisnya itu.." katanya lagi sembari melanjutkan pekerjaannya.






"Aku tidak tahu banyak tentangnya tapi bisa jadi semua ceritamu tentang dia mengalami mistreatment dari agensinya selama ini memang benar. Dia terlihat seperti pemuda yang lari dari rumah, penampilannya tidak seperti seorang idol yang glamor, dan lagi, mana ada idol yang berkeliaran tengah malam begini di gerai fastfood tanpa ditemani manajer atau stafnya?" temannya ikut menimpali.



"Nah kan, berarti aku dan para Dreamers* (fans boygroup Dreamline) tidak berhalusinasi. Semuanya semakin jelas sekarang. Tentu saja dia terlihat kacau, bayangkan saja terjebak di sebuah agensi yang tidak becus mengurus artisnya. Dia harus keluar dari sana, apalagi setelah WIN Ent. memaksanya menghapus seluruh musik demonya di SoundCloud padahal lagu-lagu yang dia tulis jauh lebih bagus daripada bikinan produser mereka, dan yang paling membuatku marah adalah saat dia dan Baekhyun hanya mendapat dua baris lirik di lagu-lagu mereka sendiri padahal mereka berdualah main vocal di grup. Aku benar-benar ingin kedua biasku itu membuat sub-unit sejak awal mereka debut, tapi melihat perlakuan agenshit itu pada mereka, sepertinya aku harus mengubur mimpiku dalam-dalam.."





QUERENCIA_🔚Where stories live. Discover now