Tok tok...

"Masuk." perintah Xavier dan pintu pun terbuka memperlihatkan Darren yang membawa sebuah berkas di tangannya.

"Permisi My Lord, ini berkas yang berisi informasi mengenai kalung yang digunakan oleh ratu." ujar Darren dan langsung menyerahkan berkas itu pada Xavier.

Xavier langsung mengambil berkas tersebut dan membaca dengan cermat tulisan yang tertera di dalamnya.

"Kalung itu berasal dari klan wizard dengan kekuatan yang sangat besar. Kalung itu melindungi ratu agar makhluk lain tidak bisa mengetahui identitasnya. Kemungkinan itu adalah pemberian dari orang tua ratu. Namun saya masih mencari tahu siapa sebenarnya orang tua ratu. Orang itu benar-benar pintar menghilangkan bukti Yang Mulia." ujar Darren menjelaskan secara singkat kepada Xavier.

"Tidak salah lagi, Queen bukanlah manusia biasa. Hanya saja kekuatannya masih terkunci." ujar Xavier dan dijawab anggukan oleh Darren.

"Baiklah, kau bisa pergi." Darren langsung membungkuk hormat dan berjalan meninggalkan ruang kerja Xavier. Xavier menaruh berkas yang di terima dari Darren lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya.

"Siapa kau sebenarnya Queen?" Bisik Xavier sambil memijat kepalanya yang mulai terasa sakit. Xavier akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Hari ini merupakan hari yang melelahkan baginya. Apalagi siang tadi ia harus menguras setengah kekuatannya untuk menyembuhkan seluruh pasukan yang terluka.

Setelah Xavier sampai di kamar, ia melihat Crystal yang telah tertidur pulas di atas ranjang. Dengan sekali jentikan pria itu telah berganti pakaian dengan pakaian tidurnya. Xavier langsung naik ke atas ranjang dan tidur di sebelah Crystal. Xavier tersenyum saat melihat wajah damai ratunya yang sedang tertidur.

"Aku mencintaimu Queen." bisik Xavier lalu mengecup lembut kening gadis itu. Xavier tersenyum saat melihat Crystal yang menggeliat akibat ulahnya.

"Tidurlah sayang." ujar Xavier sambil menarik Crystal ke dalam pelukkannya. Ia lalu memejamkan matanya dan mengikuti Crystal ke dalam mimpi.

*****

Matahari telah menampakan dirinya, sinarnya memasuki celah-celah lubang di jendela yang membuat tidur seorang gadis menjadi sedikit terganggu. Gadis itu bergerak menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria yang ada di sampingnya.

Perlahan mata gadis itu terbuka dan terkejut saat melihat siapa yang ada di depannya. Hampir saja Crystal berteriak namun tangannya lebih dulu menutup mulutnya agar tidak ada suara yang keluar. Crystal menatap wajah damai milik Xavier yang tengah tertidur pulas. Ia dapat mendengar deru nafas teratur dari pria itu.

"Xavier bangunlah." ujar Crystal mencoba membangun Xavier. Namun bukannya membuka mata, pria itu malah mengeratkan pelukannya pada Crystal.

"Kita harus sekolah Xavier." lanjutnya. Xavier yang mendengar itu seketika membuka matanya.

Cup...

"Kau sangat cerewet sayang." ujar Xavier setelah mencium bibir Crystal. Crystal yang mendapatkan perlakuan itu langsung membulatkan matanya dan memukul lengan Xavier. Sedangkan yang dipukul hanya terkekeh pelan.

Xavier kembali menarik pinggang Crystal ke dalam pelukannya. Dia masih ingin berduaan dengan ratunya. Crystal yang sudah memerah hanya bisa membenamkan wajahnya agar Xavier tidak bisa melihat pipinya yang memerah.

"Hari ini kita tidak perlu ke sekolah. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." ucapan Xavier sontak membuat Crystal mendongakkan kepalanya.

"Kemana?" Tanya Crystal penasaran.

I'm The Queen of Demon Kingdom || COMPLETED ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang