🌀 THE WAY : 2. Illegirl 🌀

59 17 41
                                    

Bagiku kamu segalanya. Bagimu aku seadanya.

*THE WAY*


"Woi!!"

Hero terlonjak kaget mendengar teriakkan itu. Dengan cepat dia menoleh kearah Kafie yang saat ini berdiri didepan pintu kelas. Membuat semua perhatian berpusat pada pria itu.

Hero kembali memalingkan wajah. Sudah terlanjur bosan dengan tingkah Kafie. Membuka handphonenya dan kembali memperhatikan soal-soal terbaru yang dia dapat dari internet. Saat ini, dia sudah kelas XII. Jadi, dia tidak punya waktu hanya untuk sekedar berleha-leha.

"Ro! Ada mami lo disini," Kafie berjalan kearah Hero. Suaranya masih tetap sama. Menggelegar. Padahal dia bisa berbicara pelan. Karena kelas ini cukup sepi.

Hero mendengus. Kemudian menatap Kafie, "nggak mungkin, Lo salah liat."

Kafie berdecak malas. Lalu memandang Malik yang masih berdiri disamping pintu. Menatap pria itu tajam.

"Tanya aja Malik kalau lo nggak percaya," Kafie berjalan cepat keluar kelas. Bosan dengan Hero yang tidak percaya padanya.

Sekarang mata Hero teralih pada pemuda dengan rambut lurus itu. Sekali lihat saja, orang sudah tahu kalau pemuda ini adalah pemuda baik. Bagaimana tidak, disaat siswa lain memilih untuk mengeluarkan baju seragamnya tapi Malik tetap patuh pada aturan.

"Iya, dia sama cewek."

Singkat. Jelas dan padat. Secepat itu pula, Hero bangkit dari duduknya. Berjalan tergesa keluar kelas. Perasaannya mendadak tidak enak saja. Pasalnya, maminya itu sangat jarang datang ke sekolah.

Benar saja. Apa yang baru saja dipikirkan Hero. Firasatnya tidak salah. Sekarang benar-benar kabar buruk.

"Hero, sini!" Maminya--Mira, berteriak ditengah lapangan.

Hero berhenti, sambil mendengus kesal. Bukan, Hero tidak kesal pada maminya. Dia hanya kesal pada orang disebelah maminya.

"Ngapain lo disini?" Hero langsung melayangkan pertanyaan, disaat dia sudah sampai didepan maminya. Menoleh pada seseorang yang saat ini tersenyum lebar.

"Sekolah. Bunda daftarin aku sekolah disini," perempuan itu, yang tidak lain adalah Aisha tersenyum. Sambil masih menggandeng Mira.

Sekarang perhatian Hero beralih pada Mira. Memandang maminya itu penuh tanya. Astaga, tidak tahukah maminya, jika dia baru saja membawa bencana kesini?

"Iya. Kemaren Mami emang ada rencana buat daftarin Aisha ke sekolah baru. Dan jadilah Mami daftarin kesini aja. Lagian kan nggak akan ribet. Ada kamu," Mira berkata sambil tersenyum. Selaras dengan Aisha disampingnya.

"Mom, Are you kidding?"

Mira menggeleng, kemudian berbicara sesuatu pada Aisha. Hero tidak terlalu memperhatikan. Sekarang, yang ada dipikirannya hanya satu. Kenapa maminya tega melakukan ini padanya? Membawa Aisha kesini sama saja dengan menambah bebannya.

Pandangan Hero teralih pada dua perempuan itu. Perempuan yang seakan sangat kompak untuk membuat hidupnya kacau. Astaga, bolehkah Hero menyesal karena telah menolong Aisha waktu itu?

🌀🌀🌀


Hero baru saja keluar dari kelasnya. Bersama dengan Kafie dan juga Malik. Setelah drama sesaat tadi, Hero memutuskan untuk mengikuti apa yang maminya mau. Karena kalau tidak, Mira akan terus menerornya.

Hero harusnya patut bersyukur, karena si pembuat masalah itu tidak satu kelas dengannya. Malahan, Aisha berada satu tingkat dibawahnya. Ternyata perempuan itu masih kecil. Umurnya terpaut satu tahun dibawah Hero.

THE WAY [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora