7 - TIME TURNER PLAYLIST TRACK #3

Mulai dari awal
                                    

"Eh, Mas Tito..." balas Lasha.

Tito kemudian langsung memblokir jalan Lasha. "Eh, eh, nggak boleh lewat! Mau kemana nih, Mbak Las?" goda Tito lagi. Sembarangan aja potong-potong nama orang! Emangnya gue yang buat nyambungin besi!

"Mau ke masjid, Titooo!" ujar Lasha sambil berusaha mencari jalan.

"Passwordnya dulu dong!"

Lasha mendengus. "Apaan passwordnya?" Ia mulai gemas dengan tingkah Tito.

"Rayu Mas Angga."

Aduh, apaan sih Tito! Dumel Lasha dalam hati. Lalu ia melirik ke arah Raeshangga yang sedang senyam-senyum, bersandar di daun pintu dengan kedua tangannya yang disembunyikan di kantung celana. Hari itu ia sedang memakai sweater dengan lambang asrama Gryffindor di dada kirinya. Rambutnya panjang nanggung yang sebentar lagi akan menyentuh telinga dan pasti bakal kena gunting Bu Ida. Alisnya tebal, bibirnya tipis kemerahan, dan ada kumis tipis di atas bibirnya. Saat itu kali pertama Lasha terpana melihat Raeshangga. Ternyata Raeshangga lucu juga ya?

Lasha pun menghela napas, bodoh aja dia mau-maunya ikutin permainan si Tito! "Mas Angga, sholat yuk!" ujarnya pada Raeshangga dengan nada merayu. Cuma itu yang terlintas di kepalanya.

"Jadi imam dek Shanaz juga mau," jawabnya menggoda Lasha lengkap dengan senyam-senyum tengilnya. Kontan wajah Lasha bersemu kemerahan mendengarnya, apalagi Raeshangga menyebut nama tengahnya. Tidak ada yang pernah memanggil Lasha dengan nama tengahnya. Hanya Raeshangga.

"Aiiiissshh luar biasaaa manuvernya, Anggaaa!" jerit Fadlan, salah satu teman Raeshangga di sana.

Yak, sekalian aja, Dlan, biar sedunia denger! Batin Lasha kala melihat teman-teman Raeshangga yang mulai belingsatan kayak sekumpulan monyet yang baru dilempari pisang ke kandang. Senang banget kayaknya mereka semua dengar Raeshangga ngomong kayak begitu! Tapi tingkah mereka itu bikin Lasha ketawa juga akhirnya. Benar-benar kayak anak-anak kecil yang kena sugar rush!

Raeshangga kemudian beranjak dari tempatnya dan mensejajarkan dirinya dengan Lasha.

"Yuk!" ajaknya.

"Kemana? Yak yuk, yak yuk aja!" balas Lasha galak.

"Shalat dzuhur lah ke masjid."

"Wagilaaa ini namanya Mbak Las effect! Akhirnya Angga sholat woooy! Kemungkinan besok bakal turun ujan!" komentar Fadlan lagi.

Raeshangga hanya senyam-senyum sambil melangkahkan kakinya, melewati Tito, Fadlan, dan Didan. Lasha membuntutinya di belakang. Tito lalu berlagak bak pengawal kerajaan yang memberikan jalan untuk ratunya. Kemudian terdengar di telinga Lasha mereka bernyanyi dengan kencang sambil menenepuk-nepuk tangan, "Hawa tercipta di duniaaa untuk menemani sang adaaam... begitu juga dirimuuu tercipta tuk temani akuuu..."

Sumpah norak abis!!! Tapi tentu saja saat itu yang di pikiran Lasha cuma bagaimana caranya untuk menahan senyum. Karena sungguh, dia pengin ketawa kencang karena kelakuan norak teman-temannya, tapi juga gengsi setengah mati!

Raeshangga? Dia tetap senyam-senyum nggak jelas. Lalu ia menoleh sekali sambil cengengesan ke arah teman-temannya. Hal yang kemudian dilakukannya adalah mengangkat tangan ke atas seperti seorang juara. Seperti Judd Nelson di ending film The Breakfast Club. Menyusul sorak sorai dari teman-temannya di belakang.

"Las, maaf ya temen-temen gue rusuh," ucap Raeshangga tatkala mereka sudah turun tangga dan teman-temannya sudah tidak terlihat di belakang.

Lasha tertawa pelan. "Iya, nggak pa-pa."

Jujur, sebenarnya saat itu Lasha penasaran kenapa mereka tiba-tiba serusuh itu. Ada apa dengan Raeshangga? Tapi Raeshangga tidak membahas apa-apa lagi.

Malam harinya setelah kejadian itu, Lasha mendapat sebuah SMS dari nomor tak dikenal.

0856342xxx

Pernah dgr lagunya Imogen Heap yg Goodnight and Go nggak? Yg liriknya "why'd you have to be so cute, it's impossible to ignore you"? Lo bgt deh las.

Selang dua menit, sebuah SMS masuk lagi ke ponsel Lasha.

0856342xxx

Eh maaf ya aneh, gw cm mau jujur aja

Lasha pun membalasnya dengan,

Lasha

Ini siapa ya?

0856342xxx

Kalo gw kasih tau gw syp, lo jgn ngejauh dr gw ya

Lasha

Emang ini siapa sih???

0856342xxx

Janji dulu!

Lasha

Yaaa janjiii

0856342xxx

Angga. Anaknya Pak Rashid hehehe

Lasha

Ahahahahaha kok gw ga kepikiran yaaa. Kok nomor lo beda sih?

0856342xxx

Iyaa ini nomor yg lain biar murah kalo smsan (tp aslinya gapunya temen smsan). Temenin dong J

Lasha

Hahahahaha kasian ga punya tmn. Yaudah sini gw temenin J

****

Lasha berjalan ke kantin dengan setengah mati menata senyumnya agar tidak terlalu terlihat sumringah setelah berbicara dengan Dinan tadi. Ia mulai menarik bibirnya lebih lebar kala menemukan teman-teman OSIS-nya di kantin. Ia tak menyadari seseorang memerhatikannya tadi dari pinggir lapangan sisi yang berseberangan dengan Dinan dan teman-teman.

Anak laki-laki itu duduk-duduk bersama teman-temannya sekolahnya menunggu giliran tanding untuk melawan tim Dinan di babak final. Kala Dinan menghampiri Lasha, matanya tak sengaja menangkap sosok kedua orang itu. Alis tebal Lasha lah yang membuat ia memerhatikan gadis itu dengan saksama. Menurutnya cewek dengan alis tebal dan pipi chubby itu lucu, menggemaskan. Sayangnya, ia pikir gadis itu sudah punya pacar, yaitu si cowok berkulit putih dengan mata kecil yang menghampirinya tadi.

***

Lasha berdiri di pinggir lapangan untuk menonton pertandingan futsal selanjutnya. Dinan masuk dalam tim tersebut untuk melawan sekolah lain. Lasha melihat papan skor, siapa yang akan melawan sekolahnya di final cabang olahraga futsal?

Eh? Ini kan sekolah Lasha di dunia nyata... apa mungkin ada...? Mata Lasha langsung menyisir lapangan basket yang di alih fungsikan sementara menjadi lapangan futsal.

Dia di sana. Orang yang setengah mati Lasha hindari di dunia yang ini. Raeshangga di sana, dengan teman-teman futsal yang dulu juga Lasha kenal. Mereka akan melawan sekolah (baru) Lasha sekarang.

Raeshangga yang masih kurus, Raeshangga yang masih malas mencukur kumis tipisnya, yang hidupnya hanya diisi futsal, klub perkusi, dan kecintaannya akan dunia sejarah dan politik.

Lasha agak menyingkir dari sana, mencari tempat yang tidak terlalu mencolok. Dalam hati ia berbisik, maaf ya, Dinan. Bukannya nggak mau kelihatan liat lo tanding, tapi gue nggak bisa melihat dia di tengah lapangan.

Lasha menghindari Raeshangga, bukan hanya karena ia tidak mau bertemu dengan Raeshangga. Lasha tidak mau jatuh lagi padanya. Paling tidak, tidak sekarang. Jangan sekarang.

****

The Strange Playlist (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang