7 - TIME TURNER PLAYLIST TRACK #3

Depuis le début
                                    

Ya, Lasha sudah mengembalikan formulir itu dan ia langsung memilih peminatan Ilmu Sosial. Karena buat apa capek-capek dia belajar IPA kalau minatnya masuk jurusan IPS di perkuliahan? Pengetahuannya akan Geografi, Sosiologi, dan Sejarah sangat minim ketika masuk ke jurusan IPS di perkuliahan. Dia butuh itu. Walaupun dia cukup menyukai mata pelajaran Biologi.

Lasha juga ingat betapa serunya melihat soal-soal latihan Raeshangga dulu yang lebih ke mata pelajaran sosial. Nggak eksak seperti Lasha dulu yang lebih banyak menggunakan logika penalaran dibandingkan pengetahuan umum tentang sekitarnya.

Ketika akan berjalan menuju kantin setelah satu pertandingan selesai, Lasha melihat Dinan di pinggir lapangan, menunggu bagian pertandingan final futsal kelasnya. Lasha dan Dinan lumayan akrab, tapi nggak deket-deket banget sih. Paling cuma SMS-an hal-hal nggak penting. Lasha sih menikmati aja diperhatikan Dinan, melakukan jurus-jurus tarik-ulur. Yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya, karena dulu Lasha orang yang lurus abis. Kalo iya, ya iya. Kalo nggak, ya nggak. Kalo A ya A, B ya B. Sekarang? Kapan lagi nyobain rasanya balik jadi remaja labil! Gemas-gemas aksi PDKT, berbulan-bulan nggak papa deh. Pacaran tuh manisnya di awal doang, sisanya ya membosankan. Emang paling seru fase-fase PDKT gini!

Mata Dinan yang menangkap sosok Lasha, kemudian mengangkat tangannya menyapa Lasha. Lasha pun mengangkat tangannya dan tersenyum, membalas sapaan Dinan. Dinan kemudian bangkit dari tempatnya dan berjalan ke arah Lasha. Kulit putih Dinan terlihat semakin bersih terkena cahaya matahari.

Lucu banget! Batin Lasha. Ini kalau Dinan udah dewasa, mungkin bakal jadi kesukaan dedek-dedek penggemar pop culture Korea!

"Nonton gue main dong, Las, ntar!" pintanya ketika sudah berhadapan dengan Lasha.

"Oh, siaaap!" jawab Lasha dengan ceria.

"Ngurusin OSIS dulu kan? Sekalian pulang bareng gimana ntar?"

"Hah? Bareng?" Lasha mengerutkan kening.

"Iya, hari ini gue bawa helm dua."

Wow, prepare yaa! Seru Lasha dalam hati yang disembunyikan lewat senyum malunya. Bawa helm dua itu artinya niat banget! Lashapun menjawab, "Hee... boleh, boleeeh..."

"Oke deh, see ya, Las!" Dinan langsung kembali ke teman-temannya setelah berpamitan. Terdengar suara teman-teman Dinan menggodanya dari seberang sana.

Ketika membalikkan badannya menuju kantin, Lasha cuma senyam-senyum sok malu-malu. Dia nggak pernah didekati oleh kakak kelas. Rasanya beda aja gitu kalau didekatin sama yang beda angkatan. Lebih seru aja.

Dulu yang dekatin Lasha cuma Raeshangga. Dia pernah sih suka sama teman sekelasnya yang lain waktu kelas X. Tapi itu hanya suka-suka sekadarnya dan tidak pernah mendapat balasan. Waktu itu dia masih merasa Raeshangga hanya teman dekat.

Lasha jadi teringat bagaimana tingkah Raeshangga saat mendekatinya dulu.

****

Lasha berteman baik dengan Raeshangga sejak kelas X. Dia tidak pernah merasa Raeshangga mendekatinya dengan niat khusus. Kedekatan mereka murni karena mereka punya minat yang sama terhadap beberapa hal. Seperti genre musik favorit dan Harry Potter.

Tapi suatu ketika, ketika mereka sudah naik ke kelas XI dan sudah pisah kelas, Lasha yang hendak menuju masjid berpapasan dengan Raeshangga dan teman-teman IPS-nya yang sedang berkumpul di koridor depan kelas XI IPS 3. Mereka sungguh berisik, dari celetukan-celetukannya sampai suara tawanya. Kadang malah suka godain adik-adik kelas yang lewat bergerombol. Eh, Lasha kena juga!

"Eh, Mbak Lashanya Mas Angga..." goda Tito ketika Lasha lewat. Saat itu Lasha merasa aneh, kenapa namanya dipanggil pakai embel-embel kepemilikan ya? Lasha kenal Tito dari kelas X, salah satu teman se-geng Raeshangga. Walaupun nggak akrab-akrab banget. Palingan kalau mereka lagi ngumpul bareng di kantin dan kebetulan Lasha juga lagi makan di dekat meja mereka, baru Lasha ikut nimbrung mereka ngobrol.

The Strange Playlist (#2)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant