Chapter 13 - Beautiful Slave

18.9K 904 6
                                    

FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. And please do not copy my story without my permission. 

Backsound: The Weeknd - Earned It. Sam Smith - I'm Not the Only One. The Vamps ft Shawn Mendes - Oh Cecilia. Taylor Swift - Blank Space.

Just read and enjoy~

CHAPTER THIRTEEN – BEAUTIFUL SLAVE

ELEANOR HUGHES


            Hampir seluruh wanita menikah, lajang, janda memberontak pada istana atas kabar pertunanganku dan pangeran Miguel. Mereka semua tidak menerima pertunangan kami dan menginginkan pernikahan dibatalkan, termasuk pertunangan kami. Pangeran Miguel begitu sigap menempatkanku di istana dengan penjagaan ketat. Aku tidak diizinkan keluar dari istana, bahkan ke istal sekalipun. Menurut yang Isabel lihat, banyak wanita yang melempar batu ke istana, berniat melukaiku jika aku berada di luar. Isabel berkata bahwa hubunganku dan pangeran Miguel membuat para suami berani menyentuh pelayannya secara terbuka—bagi para wanita yang telah menikah—dan bagi yang lajang dan janda, mereka tak habis pikir mengapa pangeran Miguel lebih memilih pelayan dibanding wanita berkelas seperti mereka.

            Berada di dalam kamar bersama Isabel setidaknya berhasil membuatku merasa lebih baik. Isabel lebih tinggi dari yang kuingat dengan pipi yang bersemu merah terus menerus. Hanya Isabel yang sangat dekat denganku dibanding adik-adik yang lain, bahkan Priscilla sekalipun. Meski Isabel yang paling menyebalkan dibanding yang lain, namun ia pendengar yang baik jika aku memiliki masalah. Aku duduk di depan meja bercermin sambil mengamati wajahku yang terlihat lebih berisi sebelum aku datang di istana dan lebih berwarna. Ini pertama kalinya aku mengamati wajahku di depan cermin setelah beberapa bulan terakhir ini aku disibukkan dengan pekerjaan pelayan dan pangeran Miguel. Aku menatap Isabel dari cermin. Ia sedang menyisir rambutku sambil duduk di belakang dan bersenandung.

            Aku tersentak tiba-tiba. Untuk yang kesekian kalinya, aku mendengar suara tembakan di luar. Demi Tuhan, siapa yang berani memegang senjata siang-siang seperti ini? Jangan katakan padaku kalau yang memegang senjata itu perempuan! Kubalas tatapan Isabel di cermin, ia tersenyum ringan.

            "Kau tahu, saat pertama kali melihatmu kemarin, aku tidak menyangka kau akan sesehat ini. Bahkan rona merah di pipimu lebih sering muncul dibanding kau bersama kami di desa. Kupikir kau akan ditelantarkan seperti anjing jalanan, tapi ternyata tidak. Mengapa pangeran Miguel bisa mendapatkan hatimu, Eleanor? Kupikir kau ingin menjadi biarawati," ucap Isabel membuatku terkekeh pelan. Oh, inilah suasana yang benar-benar kurindukan selama ini! Merasakan keluargaku ada di sisiku, mendengar Isabel menyindirku tiap kali ia berbicara denganku, Priscilla yang akan mengamati orang-orang di sekitarnya, Elizabeth yang sibuk dengan pikirannya sendiri, atau Sarah dan Lucas bertengkar. Aku hanya sangat merindukan keluargaku. Isabel menyisir rambutku lebih kasar hingga aku terpekik.

            "Lebih baik aku menyisir rambutku sendiri," gerutuku pura-pura kesal.

            "Tidak, tidak usah. Aku bisa. Jadi, apa alasanmu menerima pangeran Miguel menjadi pasanganmu seumur hidupmu?"

            "Dia berbeda," bisikku membayangkan wajahnya bila sedang tenang. Pangeran Miguel dapat mengendalikan segalanya dengan nada suara rendah yang sama meski suasana genting. Atau bagaimana wajah memerah dan urat-uratnya tercetak dengan jelas di pelipisnya jika ia sedang marah atau rencananya gagal. Tapi dari semua yang kuingat darinya, yang paling kusukai adalah bagaimana ia memelukku begitu posesif, membuatku nyaman dan menginginkan pelukan itu terjadi terus menerus. Setelah itu akan berbisik, semuanya akan baik-baik saja. Ia membuatku merasa aman, diinginkan, dipuja dan dicintai secara menyeluruh—termasuk keburukanku sekalipun.

Beautiful SlaveWhere stories live. Discover now