Chapter 2 : Kidnapped

Start from the beginning
                                    

Tiba-tiba tatapan pria itu menjadi tajam. Tatapan nya berhasil membungkam Sana walau gadis itu masih sesenggukan.

Pria itu mendekat, menghapus jarak di antara mereka dan berhenti tepat 3 cm di depan wajah Sana.

"Kalau menurutmu adikmu itu sangat berharga. Apa kau ingin mati dan meninggalkan nya sekarang?"

"Apa maksudmu?"

"Lihatlah tangan mu. Memang ini adalah luka kecil, tapi jika di biarkan kau bisa kehilangan nyawamu. Apalagi itu nyaris menyentuh nadi mu. Apa kau ingin tetap melawan dan mati disini tanpa mengucapkan selamat tinggal kepada adik mu itu?"

Terdengar seperti ancaman. Tapi Sana berhasil hanyut di dalamnya. Jika diperhatikan lagi, memang luka itu nyaris menyentuh nadi nya. Kalau dia mati disini, Ryu akan sendirian. Dan banyak hal buruk akan terjadi pada nya.

"Baiklah... Obati aku! Tapi jangan ancam aku dengan kematian seperti itu!" Sana sedikit ragu, tapi ia tak punya pilihan lain. Ia menyodorkan tangan nya pada pria itu.

Pria itu tersenyum simpul, lalu menyentuh tangan gadis itu. Sementara Sana mengalihkan pandangannya.

"Jangan melukai dirimu sendiri lagi."

Pria itu membersihkan luka Sana terlebih dahulu sebelum menyapukan obat merah dan membalutnya dengan perban.

Ia benar-benar telaten. Apalagi ketika ia perhatikan, Ekspresi kesakitan Sana benar-benar membuat nya berkeinginan supaya gadis itu cepat sembuh dan berhenti menderita.

"Selesai!"

Tangan Sana terbalut dengan rapih. Dia akui pria itu pandai mengobati luka.

"Bisakah kau berdiri. Kita bicarakan semua nya baik-baik." ujar pria itu berdiri duluan.

"Apalagi yang perlu dibicarakan?! Kau menculikku!"

"Arayo. Tapi kau belum mendengar alasannya."

Sana masih meragukan Pria ini, tapi ia mencoba berdiri dan berbicara secara perlahan dengan pria itu.

"Jadi apa alasanmu menculikku? Tuan... Um... Meja nomor delapan."

Sudut bibir pria itu tertarik mendengar nya. Bagi nya lucu saja, panggilan macam apa itu?

"Jeon Jungkook imnida. Panggil saja aku Jungkook."

"Ne Jungkook-ssi. Kau tidak terlihat seperti seorang penculik." Sana memperhatikan pria itu dari atas sampai bawah. Ia tahu betul, dia adalah orang yang tampan dan kaya Raya dilihat dari penampilan nya.

"Memang sebenarnya aku bukan penculik. Kau terlalu banyak bicara dan menganggap ku penculik tanpa dipertimbangkan terlebih dahulu."

"Lalu kenapa kau seolah mengintai ku kemarin? Lalu menarikku ke dalam mobil tanpa izin. Ah benar! Apa kau seorang pedofil?!" Sana sedikit mundur.

"Sudah kubilang kan, pertimbangan dulu ucapan mu. Kau menyakiti perasaan ku sekarang."

"Ah mian... Sepertinya aku berlebihan. Jelaskan saja semua padaku."

"Kau diincar oleh musuh ayahmu. Kang Seunghwan. Pria yang menjatuhkan ayah mu dan menjebak nya dalam berbagai tuduhan. Sekaligus orang yang membunuh ibu mu."

Sana tertegun mendengar nya. Orang ini tahu semuanya.

"Kau tahu semuanya?"

"Ne. Aku tahu segalanya. Appa, menugaskan tugas khusus ini kepadaku. Melindungi mu. Aku putra Jeon Jeongyun, sahabat ayah mu."

"Kau Putra Jeongyun Samchon?!"

"Eung. Ayah berniat untuk membebaskan segala tuduhan kepada tuan Minatozaki. Kami sedang berusaha untuk mengumpulkan bukti-bukti nya."

"Lalu mengapa Kang Seunghwan, mengincar ku?"

"Kau adalah kunci nya mendapatkan salah satu harta karun terbesar di dunia. Treasure Diamond. Jangan lupa, ayahmu adalah pemilik Bank terbesar di Korea dan dipercaya untuk menyembunyikan berlian itu. Kang Seunghwan sudah mengambil alih semuanya, tapi tidak sepenuhnya. Kecuali jika kau mengatakan sebuah password kepada nya."

"Lalu kenapa tidak sejak dulu? Kenapa baru sekarang dia mencoba untuk mencariku?"

"Karena dia sudah frustasi untuk memecahkan password nya, aku mendengar itu dari anak buah ku yang menjadi mata-mata disana. Dan jalan satu-satunya untuk mendapatkan password itu, hanyalah dirimu. Putri sulung keluarga Minatozaki. Berbagai teknologi canggih sudah mereka kerahkan namun hasilnya nihil. Tak bisa terpecahkan."

Sana mencoba memutar otak nya. Password? Dia bahkan tidak tahu hal itu dari ayah atau ibu nya.

"Aku bahkan tak tahu apapun mengenai password itu!"

"Apa kau yakin? Mereka berfikir kau mengetahui nya."

"Eung nan molla."

"Berarti jika sampai kau tertangkap, kau akan dalam bahaya. Mereka pasti akan memberikan banyak ancaman sementara kau sendiri tidak tahu password nya."

Sana merasa sangat gelisah, ia dalam bahaya sekarang di sisi lain Ryu juga pasti ketakutan. Ah benar, Ryu. Bagaimana jika Ryu juga dalam bahaya?

"Ryu?! Dia juga bisa dalam bahaya sekarang!"

"Jangan khawatir. Hyeong ku sendiri yang akan mengawasi nya. Kami sengaja memisahkan mu dari nya, supaya jika ada salah satu dari kalian yang tertangkap, setidaknya yang lain akan baik-baik saja."

Sana mengerti, ia bisa sedikit bernafas lega sekarang. Ryu akan baik-baik saja.

"Lalu apa yang akan kulakukan disini? Tempat yang sama sekali tidak kukenali ini!" Sana menatap seluruh tempat ini.

"Kita hanya menginap satu malam disini. Kau akan pindah ke rumah ku nanti."

"Tunggu sebentar, kau tidur dimana tadi malam?!!"










Tbc!

Mampir juga ya... Di The HN51 di profil by Suzy_lizz

Story by : youyoula127

Silent Scream [SaKook]Where stories live. Discover now