ah masa?

1.4K 237 11
                                    

Hey hey hey!
Maapkan diriku yang telat up—
Lagi sok sibuk, uhuq.

jangan dibakar ya diriku ini, kasian anak-anakku(trio kamaboko) nanti ga bisa makan:<

skip curcol, mari kita fokus ngeharem:D

Happy reading!
.
.
.

"Bagaimana perkembangannya?"

"..benar-benar tidak disangka.."

Kyoujurou menatap tak percaya kertas-kertas putih yang diserahkan oleh  pria besar disampingnya. Lebih tak percaya lagi dengan hasil yang ia dapat, secepat ini.

"Jaga pria kecil ini, aku akan pergi melihat gadis-Ku." Ucap Uzui sambil membenarkan posisi bandana di kepalanya.

Kyoujurou terkekeh pelan mendengar ucapan tuan muda disampingnya, menggeleng pelan melihat kebiasaan yang tak asing lagi baginya.

"Sampai kapan mau terus meng-klaim apapun adalah milikmu hm?" Tanya Kyoujurou pelan namun tetap fokus pada tumpukan kertas tebal ditangannya.

"Hm? Kau bertanya?"

"Menurutmu?" Lirikan Kyoujurou bertemu dengan seringai andalan milik si tuan muda Uzui di hadapannya.

"Sampai dapat, bagaimana?"

Mendengar pernyataan yang diakhiri dengan pertanyaan milik Uzui, Kyoujurou hanya mengangkat bahu acuh tak acuh.

Ditepuknya pelan pundak Uzui, "seperti kau bisa saja menghidupinya dengan ketiga calon istrimu." Dan dirinya yang meninggalkan si pria besar yang menatapnya remeh.

"Aku bisa saja memiliki sepuluh istri loh.." ucapnya entah kepada siapa.

Uzui terdiam sejenak. Tunggu...

LOH? Sejak kapan pria penuh semangat itu tau kalau dirinya bertunangan dengan 3 gadis sekaligus!?

'tunggu.. aku belum mempublikasikan hal tersebut kan?'

"Aish.. untuk apa juga dipikirkan. Bodoh."

goblok ah:(

"Loh Tengen? Kapan sampai?"

Uzui menoleh, mendapati Yoriichi yang memang selalu datang dengan senyum hangatnya. Dan tentu saja langsung dibalas oleh Uzui.

"Belum lama, datang melihat Yui?" Yoriichi masih dengan senyumannya mengangguk meng-iyakan.

"Dia semakin kurus ya, mungkin lebih kurus daripada (Name).."

Yoriichi menoleh, memandang kearah jendela besar yang menampilkan pulasnya tidur seorang pemuda dengan alat penunjang hidupnya.

"Terakhir kali aku menemuinya dia masih begitu kritis. Dan itu menyakiti hati gadis-Ku." Yoriichi terkekeh pelan, sudah biasa baginya mendengar hal-hal seperti itu keluar dari mulut Uzui muda didepannya.

"Gadis-Ku tadi berlarian di lorong sambil berteriak memanggil namamu.." lirih Yoriichi sambil menatap Uzui lembut.

Uzui menyeringai, "bagaimana kita ubah katanya. Gadis-Mu menjadi gadis-Ku." Congkaknya sambil pergi meninggalkan Yoriichi yang masih mempertahankan senyumnya.

"Tidak. Tidak akan sampai gadis-Ku yang benar-benar mengatakannya." Ucapnya entah kepada siapa.

Mungkin tanaman disana bisa diajak ngomong:D //plak
.
.
.

"Tanjirou keknya ada yang ketinggalan.." ungkap Zenitsu sambil berjalan mengimbangi Tanjirou yang juga sedang mencoba mengimbangi jalan cepat milik (Y/n).

"Hah? Apa?" Tanjirou balik menatap Zenitsu yang malah ikutan bingung karena ditatap balik sama Tanjirou.

Jadi si Tanjirou bingung, malah ngeliatin Zenitsu yang otaknya udah kosong dan akhirnya malah ikut-ikutan bingung.

Gimana mau paham, wong otaknya isinya cuma cewek.. Hadeuh..

Muichirou dibelakang mereka langsung jaga jarak 1/2 meter, takut ketularan virus kegoblokan trio kamaboko yang emang rada terkenal di lingkungan sekolah.

'pantes adek rada goblok akhir-akhir ini..'

Muichirou mendadak merinding.

"(Name)!"

(Y/n) yang melihat siapa yang barusan memanggil namanya langsung memekik senang. Bodo amat sekarang lagi dilorong rumah sakit, (Y/n) akhirnya benar-benar berlari dan menerjang tubuh besar dihadapannya.

"Tengennn!"

Uzui yang dipeluk tiba-tiba dengan sigap mengangkat (Y/n), karena (Y/n) enteng jadi Uzui sok-sokan gendongnya pake tangan satu. Hih.

"Kangen?" Tanya Uzui sambil mencium pipi kanan (Y/n) pelan. Yang ditanya malah memeluk leher Uzui erat sambil mengangguk semangat.

"Tengen curang. Mau punya istri tiga!" Ucap (Y/n) kesal sambil menarik-narik kedua pipi milik Uzui. Mendengarnya membuat Uzui tertawa senang.

"Ga kok. Empat!" Bantah Uzui sambil memberikan jarinya yang menunjukkan angka empat. (Y/n) yang mendengarnya mendengus kesal, "siapa lagi hah!?" tanya (Y/n) kesal.

"Tiga disana— satunya disini!" Jelas Uzui singkat sambil mencolek hidung milik (Y/n).

"Hah?! Ga! Ga mau dimadu! Ga!"

"Oke. Tunangannya sama mereka, nikahnya sama kamu. Gima—aduh!"

"Sembarangan! Turunin (name)! cepet!"

Uzui memandang Zenitsu sangsi, diinjek kakinya woi, "apa sih, iri ya?" tanyanya dengan sengaja menaik turunkan alis miliknya.

"Najis."

Tanjirou yang dari tadi nonton langsung narik Zenitsu meleraikan. Sedangkan Muichirou yang dari tadi nonton makin jaga jarak sama rombongan surai pelangi dihadapannya.

'astagfirullah, otak gw masih bersihkan? nanti kudu mandi kembang! Menyucikan diri!'

A/R : Eh? Emang bisa?

Mui : Bisa! Cobain!

A/R : Oghey!

Skip—!

"Kapan sampenya? Kok ga langsung call??"

Sekarang kalian lagi di kantin rumah sakit. Nongkrong bentar, sambil nemenin Uzui isi perut. Males juga kalo disuruh puter balik lagi ke cafè.

(Y/n) juga udah ga kuat, malunya masih kerasa bro:( nempel dari ujung rambut sampe kepala. Padahal disana ada yang butuh pertolongan:(

"Ga lama, sekitar dua atau tiga jam yang lalu.. lagian anggep aja ini kayak susuruprisss." Jelas Uzui sambil mengusap bibir (Y/n) yang ternodai saus.

"Apandah, sok imut." lirih Zenitsu pelan, benar-benar pelan.

Tapi namanya juga Uzui, mau kamu ngomong sepelan apapun pasti kedengaran.

"Masih dendam huh?"

"Masih."

Zenitsu yang tadi reflek jawab langsung mingkem seketika, itu tadi reflek ya.. makanya langsung jawab.. duh..

(Y/n) sama Tanjirou yang dari tadi nyimak langsung cekikikan berdua, kalo Muichirou.. jangan tanya. Dia lagi merinding ga tau kenapa.

Ma Boi [KnY×Reader]Where stories live. Discover now