13. Pengakuan Hati

18.6K 2.4K 54
                                    

Menjadi prefek bukan berarti menjadi orang berkuasa yang semena-mena dan sesuka hati. Bukti nya seorang Draco Malfoy sekarang sudah siap walau sekarang masih jam 6 pagi, sarapan dimulai 30 menit lagi dan pelajaran dimulai jam 7 tepat. Prefek teladan bukan?

Sekarang saja dia sudah ada lorong menuju ruangan Severus-ayah baptis. Semenjak ada sesuatu di Malfoy manor, setiap pagi keruangan nya adalah hal wajib bagi nya. Dan tiba-tiba saja dahi nya mengerut tajam dengan satu alis yang naik. Dia melihat adik kelas nya sedang celingukan seperti orang bingung, tahun pertama mungkin yang masih belum hafal beberapa letak hogwarts. Maka Draco menghampiri anak kecil itu kebetulan yang sudah dekat, ternyata gadis kecil dari Gryffindor dengan kacamata bulat nya bersurai darkbrown panjang bergelombang. Imut~  Ah, Jadi teringat Harry kkk....

"Hei" Sapa Malfoy dengan tepukan ringan dipundak gadis kecil itu. Tapi bukan nya menjawab, gadis itu malah menundukan kepala nya takut dan hendak kabur saja. Tapi Draco jauh lebih gesit dan mengahadang nya dengan tubuh nya. Seperti nya dia ketakutan dengan murid tahun terakhir seperti nya terlebih dia dari asrama Slytherin. Draco merendahkan sedikit tubuh nya agar sejajar dengan tinggi gadis cilik itu, menatap nya dengan teduh seakan memberi isyarat tak apa

"Aku prefek dari Slytherin, Draco Malfoy. Kau seperti nya kebingungan" Kata Draco dengan nada lembut nya berusaha tak membuat gadis kecil Gryffindor

"Ehmm~ i-itu.." Tapi nyata nya masih saja gadis cilik itu ketakutan. Tapi Draco bersabar saja

"S-sebenar nya aku mau ke tempat teman ku yang ada asrama Revenclaw. Kami berjanji akan bertemuan didepan asrama nya. Tapi aku tak tau dimana letak nya" Katanya masih saja takut sambil memilin jari nya

Sedangkan Draco hanya memaklumi saja, khas Gryffindor sekali gadis kecil ini. Bertindak dulu tanpa memikirkan kedepan nya, seperti H– oke sudahlah kasian gadis itu kelamaan

"Kalau Asrama Revenclaw, dari sini terus keujung lorong itu dari sana kau bisa lihat menara kastil bagian barat. Masuk saja kesana, lalu didepan potret penjaga nya kau harus menjawab teka-teki dulu" Jelas Draco lengkap dengan arahan dari tangan nya

"Eh teka-teki?" Kejut gadis kecil itu terlihat tambah bingung. Bagaimana kalau dia tak bisa menjawab nya? Mata hazel itu bergerak acak gelisah

"Tenang saja, pertanyaan nya akan disesuaikan dengan tahun mu kok. Jika kau ingin bertemu dengan teman mu, kau harus berusaha untuk nya" Kata Draco menenangkan sekaligus memberi nya semangat. Dan gadis itu mengangguk lalu berpamitan

Draco akan melanjutkan perjalanan nya jika gadis itu tak kembali memanggil nya. Maka Draco memutar tubuh nya untuk melihat gadis itu, terlihat gadis itu sedikit menundukan badan nya dan berterima kasih lalu menegakkan tubuh nya kembali sambil memberi Draco box smile nya lalu benar-benar pergi dengan berlari cepat. Seperti nya tak sabar untuk menemui teman nya. Membuat Draco tersenyum simpul karna nya, lalu melanjutkan kembali perjalanan nya ke ruang ayah baptis nya. Mungkin dia sudah menunggu nya. Harus cepat sampai kalau tidak mau dia mengamuk

Tap

Tap

Tap

Tok tok tok, Draco mengetuk pintu ruangan Severus dan secara ajaib pintu itu terbuka dengan sendiri nya pertanda bahwa dia diijinkan masuk ke ruangan tersebut. Langkah mantap menyertai Draco untuk masuk dan menghadap didepan meja ayah baptis nya itu. Sedang berdiri membelakangi nya dan melihat pemandangan di luar melalui jendela kecil disamping

"Sedang apa?"

"Hanya merindukan seseorang"

Draco menghela nafas nya jengah. Memang terkadang profesor ramuan itu akan melamun kan seseorang yang menjadi cinta pertama nya untuk beberapa saat. Seperti bentuk penghormatan bagi nya untuk janji bahwa dia takkan melupakan nya. Sungguh cinta yang tragis, menikah dengan lelaki lain dimana lelaki itu adalah rival nya sendiri dan kedua nya meinggal saat Voldemort datang membunuh mereka berdua dengan menyisakan anak tunggal laki-laki nya yang masih bayi. Dan dengan ikhlas berjanji pada cinta nya merawat sang bayi dengan kasih nya layak nya anak sendiri

"Masih tak bisa melupakan dia?"

"Mana mungkin bisa seseorang melupakan cinta nya ketika sosok nyata dari nya saja masih hidup, dan harus aku lindungi dengan nyawa ku. Aku tak pernah sekejam itu, Drake. Kelak kau akan merasakan bagaimana senang dan sedih nya rasa nya" Jelas Severus panjang sambil memutar tubuh nya menghadap anak baptis nya itu

"Aku sudah! Dan aku tau rasa nya, aku ingin membantu mu melindungi nya karna rasa ini yang menggerogoti hati ku. Aku sudah jatuh dengan nya dari tahun pertama ku bersama nya dan aku punya perasaan untuk melindungi nya! Walau aku akan bernasip sama dengan mu yang dicampakkan nya dengan alasan 'pertemanan nya'. Walau aku berharap akan berjuang dan menjadi satu dengan nya pada semua masalah hidup ini. Walau aku berharap dia membalas cinta ku. Walau aku berharap saling menjaga dan percaya selalu bersama hingga ajal. Mungkin semua nya hanyalah ada di angankan karna hanya 'walau'. Takkan pernah terwujud"

Tak bisa Draco sangka, kalau pertemuan kali ini malah menjadi ajang keterbukaan dan pengakuan Hati. Tapi, rasa nya lega mengungkapkan apa yang selama ini dia pendam pada salah satu orang yang bisa kau percaya

"Dan itu mengapa kau menolak perjodohan mu dengan Astoria?" Tanya Severus yang akhirnya tau kenapa alasan Draco menolak keras ayah nya yang ingin menjodohkan nya. Yeah, kalau anak muda sudah jatuh hati mau bagaimana? Mereka pasti akan berjuang walau tau akan sia-sia, setidak nya sudah berusaha kan?

Severus menghela nafas nya. Hanya bisa memaklumi kalau ini akan menjadi rumit. Severus berjalan pelan kearah anak baptis nya dan menepuk pundak nya. Membuat Draco sadar akan lamunan nya dalam tunduk. Draco mendongak melihat Severus yang tersenyum kearah nya, membuat nya juga turut dalam senyuman itu. Draco tau ayah baptis nya ingin menyemangati nya

"Aku mendukung mu, nak. Jagalah dia. Sekarang, ayo kita buat ramuan dulu untuk ayah mu. Kau harus membalas budi nya agar kau menjadi anak teladan nya"

Dengan mantap Draco mengangguk. Dan mereka mulai meracik, memotong, mengukur, merebus. Membuat ramuan yang cocok untuk Lucius

T
B
C

Dikit? Iya tau kok. Kan inti nya cuman Draco ngakuin apa yang dia rasain keseseorang. Dan gadis cilik Gryffindor tadi, bakal ada hubungan nya juga nanti

👇

YOU | DrarryWo Geschichten leben. Entdecke jetzt