"Hentikan. Bagaimana jika anak itu mematahkannya?"

"Dia anak takdir, dan dia mungkin bisa membaca beberapa kata kuno."

"Bagaimana mungkin orang yang belum bisa berbicara bahasa kerajaan bisa menafsirkan bahasa kuno?"

"Tentu saja saya bercanda. Seseorang yang bisa menafsirkan bahasa kuno, bahasa yang telah menghilang-"

"Nowto, yang berjuwang seumur hidup untuk keluarganya, tetidwur disini." (Noto, yang berjuang seumur hidup untuk keluarganya, tertidur di sini.)

"Ya?"

Turva dan orang-orang mengerjap pada ucapanku yang tiba-tiba. Aku tersenyum cerah dan menunjuk ke tablet batu.

Paman, apakah kamu idiot, itu tertulis di sini.

Ini hanya batu nisan. Selain itu, tidak ada kekuatan suci yang bisa dirasakan sama sekali.

Dasar penipu.

Syukurlah, aku bisa membaca bahasa kuno. Tidak ada yang bisa membacanya sekarang, tetapi itu karena bahasa kuno dari bahasa kuno baru muncul satu dekade kemudian. Mina bisa membaca bahasa kuno begitu dia melihatnya. Berkat dia, garis-garis bahasa kuno bisa ditafsirkan, dan orang lain bisa belajar bahasa kuno.

Tentu saja, jumlah orang yang belajar sangat kecil karena sangat sulit.

Hanya ada tiga orang yang kuketahui yang bisa mengerti bahasa kuno dikehidupanku sebelumnya.

Putra Mahkota, putra tertua Duke Dubblede, dan aku.

Aku menggelengkan kepalaku dan menatap Turva. Sejak awal mereka berbohong mengatakan bahwa mereka menggalinya dari dataran tinggi. Satu-satunya negara kuno yang membangun monumen untuk orang mati adalah Calisis.

Calisis adalah negara yang berhadapan langsung dengan pegunungan kuno dan tidak percaya pada Tuhan negara ini. Disana adalah area di mana hal suci tidak pernah bisa turun.

Betapa rendahannya pria ini?

Kau pasti berpikir bahwa kamu tidak akan pernah tertangkap. Lelaki itu tidak tahu bahwa aku bisa membaca bahasa kuno. Para pengikut bergegas mendatangiku.

"Anda bisa membaca bahasa kuno?"

"Persis, seperti yang tertulis?"

Mereka mengelilingiku dari kedua sisi. Lalu, aku mengangguk. Wajah Turva dipenuhi dengan rasa malu.

"Apa, omong kosong-!"

Dia dengan cepat menjulurkan tangannya pada Duke dan membuat alasan.

"Tidak, ini benda yang suci! Bagaimana seorang anak kecil bisa membaca bahasa kuno?"

Turva, yang memelototiku dengan tajam, menekan kata-katanya, "Seorang anak yang mengatakan kebohongan seperti itu akan dihukum oleh surga!"

Sebelum aku menyadarinya, Nos, datang ke dekatku, menekuk satu lutut dan memintaku untuk memandanginya.

"Apakah Anda benar-benar tahu cara membaca bahasa kuno?"

"Iya."

"Bagaimana? Apakah Anda belajar?"

Aku sudah berpikir kau akan menanyakan pertanyaan itu, jadi aku sudah menyiapkan jawabannya!

Aku memiringkan kepala dan berkata, "Aku dapat melihatnya."

Ketika Mina ditanya bagaimana dia membaca bahasa kuno, dia berkata begitu.

Saat itulah aku mengetahui kegunaan julukan 'Anak Takdir'.

Ketika aku terkikik di dalam hati, Turva berteriak, "Bohong!"

Kemudian dia buru-buru membuat alasan pada orang-orang.

"Aku punya cara untuk membuktikan bahwa ini asli. Tapi kamu berbeda. Bagaimana kamu menjelaskan bahwa kamu bisa membaca bahasa kuno?"

Salah satu pengikut, Dubos, menghela nafas.

Aku yakin dia mengarangnya.

Orang memang tidak mudah percaya.

Turva tertawa dan tersenyum.

"Satu-satunya orang yang bisa berbicara bahasa kuno adalah raja pendiri."

Itu dulu. Aku mengulurkan jari telunjukku dan menunjuk ke permadani bersulam dalam bahasa kuno di belakang Duke.

"Dibwerkatilah orang yang meremajakan misinyah." (Diberkatilah orang yang meremajakan misinya.)

".......!"

".......!"

Semua mata tertuju padaku.

Nos menarik napas, dan para pengikut dengan diam menjerit. Bahkan Duke menatapku dengan mata terbuka lebar.

Dan aku menyerang tembakan terakhir.

"Fwed Enis Shaiman Cawwie." (Fred Enys Shayman Callie)

Ketika aku mengatakan nama yang dibordir di ujung permadani, Duke menggenggam sandaran lengan kursi. "Nama asli Raja Pendiri."

Orang-orang menatapku dengan takjub didalam gumaman mereka. "Benar?"

"Itu nama asli dari Fred I!"

Nama tengah 'Shayman' adalah bukti dari keturunan suku. Suku itu disebut ciptaan roh jahat, sekarang dilarang untuk disebutkan. Keluarga Kekaisaran menghapus nama aslinya dari catatan untuk menyembunyikan keturunan raja pendiri.

Saat ini, hanya lima keturunan raja dan sangat sedikit orang yang tahu nama aslinya. Tentu saja Duke Dubblede termasuk orang yang mengetahuinya.

Ini berbeda di masa depan.

Mina pernah mengatakan tentang nama asli kaisar di depan umum. Jadi, membaca dengan benar nama kaisar pendiri yang disulam di permadani sekarang membuktikan bahwa aku benar-benar bisa membaca bahasa kuno.

Tidak ada yang tertawa.

"Aku tidak bisa tidak mempercaya ini." Para pengikut menelan ludah dan meraih dahi mereka.

"Konyol. Bagaimana mungkin kamu...."

Dia terlihat kacau. Aku menyeringai di dalam hati dan menatap Turva.

Bagaimana kamu akan membuat alasan sekarang?

Seperti yang diharapkan, Turva tidak bisa membuka mulutnya.

Tangannya gemetar dengan wajah biru.

Bodoh.

Aku menggelengkan kepala, dan tertawa kecil.

Duke mungkin curiga, mengingat bahwa dia tidak tertarik pada hal ini sejak awal. Dia bangkit perlahan.

"Kurasa akhir-akhir ini aku cukup baik."

"Apa....?"

"Nos."

Atas panggilan Duke, Nos menundukkan kepalanya dan menjawab, "Ya."

"Bawa dia ke penjara."

Terkejut, Turva berteriak dengan wajah kebiruan, "Tunggu, Tuan!"

Duke memandangnya dan berkata dengan datar. "Berikan aku jawaban yang pasti tentang nisan itu, bahkan jika perlu pukul dia."

"Ya," kata Nos dengan muram. Wajah Turva meredup.

***

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang