An Angel's Gift

71 11 10
                                    

Bulan desember seluruh kota dipenuhi dengan suasana natal. Pernak - pernik natal menghiasi seluruh sudut kota. Iringan musik dan lagu natal bergema. Semua berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya. Sedangkan Krist harus kerja sambilan.

"Seharusnya tidak ada Hari Natal. Banyak juga yang datang membeli makanan" gumam Krist

Beberapa hari ini ada seorang cowok  berseragam SMA yang rajin sekali belanja ditoko kami. Hanya sekedar membeli camilan atau segelas kopi.

"Jadinya berapa semua?" Tanya cowok itu padaku dan sekejap akupun  kaget karena dia sudah berada tepat didepanku

Dengan sigap aku menghitung dan memasukkan belanjaan ke plasktik.
"Semuanya dua puluh lima ribu ya" kataku sambil melihatnya yang sedang tersenyum padaku.
Aku jadi salah tingkah dan menerima uang yang dia berikan.
"Kamu kerja di hariNatal"  kata cowok itu padaku
"Hah? I...i..iya" kaget dan bingung karena baru pertama kali dia bertanya padaku.
"Ini belanjaan dan uang kembaliaannya" kataku sambil melihat cowok itu berjalan meninggalkan meja kasir

Selang beberapa jam,aku kaget melihat cowok itu datang lagi ke toko dan membeli 1 potong roti.
Dia berjalan menghampiriku dan berkata padaku
"Kamu tetap bekerja di Malam Natal, apa artinya kamu tidak punya pacar?"  Kaget dan spontan dia berkata didepanku dan kuberpikir "oh jadi ini tujuannya dia rajin ke toko"
Kataku "memangnya kenapa kamu bertanya begitu?"

"Kalau begitu, berpacaranlah denganku"
Kaget, bingung, semua campur aduk, karena aku tidak mengenali cowok itu sama sekali. Dia langsung nembak aku, depan meja kasir  dan di Malam Natal.

"Apa katamu tadi" raut mukaku yang kaget tak bisa ditutupi
"Maaf ya, kalau begitu aku tunggu kamu diluar toko sampai selesai kerja ya" kata cowok itu sambil meninggalkanku sambil membawa rotinya.
"Hei, tunggu dulu kita perlu bicara" kataku tapi dia tetap jalan menuju luar toko.

Jam sudah menunjukkan jam 04.50 subuh pagi. Tinggal 10 menit sudah waktunya pulang. Aku menunggu teman yang akan menggantikan aku. Sambil menunggu aku bersiap-siap.
"Hay Krist, kamu sudah selesai dan bersiap pulang?" kata temanku yang akan menggantikanku.
"Hay bro, aku sudah selesai beres-beres. Semangat ya. Aku pulang dulu. Sampai jumpa ya" kataku sambil keluar toko

Betapa kagetnya aku, yang benar saja cowok itu sedang duduk didepan toko sambil menungguku seperti katanya tadi.

"Akhirnya selesai juga"  kata cowok itu

"Kamu benar-benar menungguku ya?"
"Kamu sering ke toko kami kan." Tanyaku tanpa basa-basi sambil berjalan menuju kosan.

" Ternyata kamu menyadarinya. Aku senang kamu memperhatikanku. Berawal saat kamu menghentikan aksi maling di tokomu, aku sangat terkesan oleh keberanianmu. Padahal sewaktu kamu menegur mereka, kamu sendiri ketakutan dan gementar. Itulah yang membuatmu semakin manis. Aku suka" katanya cowok itu.

"Hah? Manis? Apanya? Kamu sedang mempermainkanku ya?" Bentakku

"Aku serius kok. Sejak kejadian itu, aku selalu mengamatimu. Kamu yang selalu bekerja keras dan baik hati" ucapnya

"Ternyata ada juga yang menganggapku begitu. Aku jadi tersanjung. Mungkin dia bukan anak nakal" pikirku

"Ini kosanku ya. Terima kasih sudah menemaniku pulang. Namaku Krist. Mahasiswa tingkat 4. Kalau boleh tahu nama kamu siapa?" Kataku

"Oh iya, keasyikan ngobrol jadi lupa kenalan. Namaku Singto kelas 3 SMA. Kumohon kak Krist pertimbangkan lagi kataku tadi. Aku serius" katanya sambil tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About Peraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang