eight

6.8K 975 767
                                    

Sebelum mulai gaada salahnya kok buat ninggalin komentar dan vote, yuk pencet ikon bintang nya😁


_______________

-Regret-
Levi Ackerman
...........
By: pkandini

______________________

[Chapter 8]

Thx god, aku lulus masuk poltekkes kebidanan :'))))

Nnti kalo lahiran, main2 kePapua ya biar aku yang tanganin, gratis kok buat para readersku tercintahhh😍

Dan di hari yang sama juga, aku masuk 150 besar untuk lomba cipta Quotes :')))))

-oOo-


Cuaca berganti dengan begitu cepat. Terik matahari yang membakar kulit seakan menyesal dan bersembunyi dibalik tebalnya kapas putih yang kini kian menghitam.

Rintikan hujan menetes bergantian, semakin cepat disetiap ribuan tetesnya, menciptakan bunyi bising genteng yang memekakan telinga.

Tak ada petir dan guntur, tetapi awan menjadi begitu gelap meski waktu baru memasuki pukul 16.20

Waktu makan siang sudah lewat sejak 4 jam 20 menit yang lalu. Meski begitu, para Prajurit scouting legion sepertinya tak memiliki banyak waktu untuk mengisi perut mereka, setidaknya untuk sekarang ini.

Ratusan pasukan berpencar diberbagai sudut Markas, mengais selokan disekitar markas atau juga membersihkan mereka agar tak tersumbat dan menguap disaat hujan deras seperti ini.

Seharusnya mereka melakukannya sebelum hujan datang, atau jauh hari sebelum ini, hanya saja waktu berlalu dengan begitu cepat hingga mereka tak punya waktu untuk sekedar memikirkan (selokan).

"Hei kalian yang dibawah sana! jika sudah selesai bersihkan diri dan pergi keruang makan," Dita nes berteriak kencang. Memastikan agar suaranya sampai ke bawah sana melawan bisingnya hujan yang kian menderas.

(Y/n) dan teman-temannya dari angkatan 104 mengangguk paham dan kembali melanjutkan aktifitas mereka.

"Dingin sekali!" Teriak connie. Jean memukul pantat connie dengan gagang cangkul yang ia pegang, membuat connie meringis dan menggerutu kesal.

Jean tak mengelak perkataan itu, hujan yang mengguyur tubuh berseragam mereka bersamaan dengan air selokan yang luar biasa baunya, sepertinya menjadi mimpi buruk.

Bahkan Reiner yang menurutnya paling macho diantara angkatan mereka hampir muntah ketika turun keselokan.

"(y/n)-san, apa kau melihat Eren?" Mikasa datang mendekati (y/n) yang tengah sibuk menggali lumpur bersama dengan Armin dan berthold.

"Mungkin dengan Squad khusus yang lain. Tadi Gunther-san memanggilnya," jawabnya.

"Ah, jadi Senpai dengan rambut piramida itu namanya Gunther?" Celetuk sasha yang tiba-tiba muncul ditengah-tengah mikasa dan (y/n).

Mendengar ucapan Sasha, Armin dan Berthold yang tadinya hanya menguping hampir saja meledakkan tawa jika saja yang mereka bicarakan bukanlah senior dari Squad Levi yang profesional itu.

"Kau tak perlu khawatir, Eren mungkin sedang berada didalam Markas saat ini," ucap (y/n) sembari menepuk punggung Mikasa. Menenangkan hati gadis berambut pendek itu yang selalu khawatir kepada Eren.

Regret || Levi Ackerman [Complete]Место, где живут истории. Откройте их для себя