Ketika tiba di pembelokan Deeva melihat jalan raya lengang, Deeva berkesempatan menggunakan skillnya untuk ngedrift ckckckckck ... cclllllkk ... bunyi decitan suara ban mobil ketika Deeva membelokkan mobil, wajah Bagas dan Mita kini terlihat pucat.

"Woeee Va kita tidak sedang syuting fast furioust kan?" Pekik Bagas gemetaran.

Deeva hanya diam menanggapi, Dan lagi Deeva menambah kecepatan mobilnya.

"Ampuuun Va," ucap Mita.

Dian pun terkikik di depan melihat temannya yang sudah pucat di belakang karena lagi-lagi Deeva menyalip mobil yang hampir saja mobil mereka bergesekan dengan mobil yang disalip.

Kini tinggal satu pembelokan lagi, mereka sampai ke salah satu rumah sakit terbesar yang ada di Jakarta,

lagi-lagi Deeva mengambil kesempatan disaat jalan raya lengang, sekali lagi dia ngedrift cekcek ... ckckckck ... kembali suara decitan ban mobil terdengar.

Dan kini Deeva memelankan laju kendaraannya karena gerbang rumah sakit sudah dekat.

"Untung gak ada polisi Va," ucap Dian.

"Kalau pun ada ya kita kejar-kejaran," balas Deeva santai.

"Gila loe Va" timpal Bagas.

"Pantas saja, Dian menantangku balapan sama e'loe Va, ternyataaaaaa....."

"Belajar dimana Va?" tanya Bagas penasaran.

"Ada deh" jawab Deeva singkat.

"Oia, tuh belokan masuk ke pekerangan rumah sakit, mau nyoba lagi nggak?" tanya Deeva.

"Nggak" pekik Bagas dan Mita bersamaan.

Dian tertawa lebar menertawai mereka, gue uda bilang kan tadi pasang sabuk pengaman kalian dan berpegangan, untung kalian mau mendengar, coba kalau tidak kepala kalian di pastikan pada benjol," ujar Dian yang masih tertawa.

Mobil sport milik Dian sudah memasuki Area parkir rumah sakit, tanpa menunggu lagi Bagas dan Mita berlomba keluar dari mobil karena mual. Lagi-lagi Dian menertawai mereka.

"Oia kalian berdua jangan pernah mengungkit-ngungkit ini di depan keluarga gue ok!" peringat Deeva.

"Hmm," balas Bagas yang masih oleng.

Kini mereka menyusuri koridor rumah sakit mencari ruang ICU karena kata Omnya tadi jantung Ayahnya kumat dan sampai sekarang belum sadarkan diri di ruang ICU.

Ketika mereka tiba di depan ICU, Bundanya tiba-tiba memeluk Deeva menangis.

"Apa yang terjadi Bunda?" tanya Deeva yang juga sudah meneteskan air matanya.

Deeva mengalihkan pandangannya ke Omnya seolah bertanya apa yang terjadi, Wira yang mengerti maksud Deeva menjawab "Ayahmu sudah tidak sadarkan diri sedari pagi," ucap Wira menunduk menahan air matanya.

"Iya Va, waktu kamu bilang tumben jam segini Ayah gak sarapan ternyata Ayahmu sudah tidak sadarkan diri setelah mandi Nak," timpal Bundanya.

"Ayahmu tadi hanya sadar sebentar mencarimu, tapi dia hilang kesadaran lagi waktu Wira bilang gak lama lagi kamu datang."

Setelah 15 menit berlalu Dokter jantung keluar dari Ruang ICU.

"Bagaimana keadaan suami saya Dok?" tanya bunda Rosi.

"Pak Maulana sudah sadarkan diri dan beliau mencari Va, siapa yang dimaksud?" tanya dokter itu.

"Saya Dok," jawab Deeva.

BUKAN SALAH JODOH **END**Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang