Don't Judge Book By It's Cover

1.1K 97 19
                                        

Note: karena My Secretary dan The Ugly Truth belum ada yang kelar, saya memutuskan untuk post ini dulu. Mungkin besok The Ugly Truth baru bisa saya update.

***

"Kembali sekarang juga atau aku akan melaporkanmu pada Paman Jiang." Wei WuXian menatap tajam pemuda yang sedang duduk bersama geng anak-anak tak jelas di kampus mereka. Yang diperingati hanya menatapnya tak acuh.

"Laporkan saja. Aku tidak peduli." Jiang Cheng, nama pemuda itu, menghembuskan asap rokoknya ke arah Wei WuXian. "Memangnya apa yang bisa dilakukan pak tua itu?"

"Jiang Cheng!"

"Apakah kau sudah selesai? Jika sudah silahkan pergi dari sini. Tak usah menunggu, aku akan pulang malam."

Wei WuXian memelototinya sekali lagi sebelum memutuskan untuk pergi. Usahanya sia-sia, percuma saja membujuk Jiang Cheng. Saudaranya itu tidak akan mendengarkannya. Jiang Cheng hanya akan mendengarkan Jiang YanLi.

Di sisi lain, Jiang Cheng mematikan rokoknya begitu Wei WuXian hilang dari pandangan. Ia melirik jam tangannya, pukul tiga lewat.

"Yo, Wen Chao, klub malammu buka kan sore ini? Bagaimana jika kita sekarang ke sana?" Nie HuaiSang, salah satu teman sepergaulan Jiang Cheng bertanya pada pemuda yang sedang menghisap vape di depannya.

"Buka. Ayo kita pergi, malam ini Jiao Jiao tampil."

"Jiang Cheng aku ikut mobilmu." Jiang Cheng mengangguk dan mengeluarkan kunci mobilnya, ia bersama Nie HuaiSang berjalan ke parkiran sementara Wen Chao akan pergi bersama kakaknya si Wen Xu.

Klub malam itu mulai di buka sejak jam empat sore, ketika mereka sampai Wen Chao segera membawa teman-temannya ke meja pribadinya yang terletak di tengah-tengah ruangan, menghadap ke arah panggung di mana penari telanjang biasa tampil.

Baru saja mereka tiba, para wanita-wanita penghibur segera datang menghampiri dan duduk di pangkuan mereka minus Jiang Cheng. Pemuda itu dengan dingin menolak salah satu gadis yang berniat duduk bersamanya. Wen Chao segera membawa si gadis ke sebelahnya dan menggodanya, membuatnya melupakan sikap Jiang Cheng.

Berbagai minuman keras dihidangkan. Jiang Cheng tak menyentuh satu pun, ia hanya meminum cola dingin. Klub itu semakin liar setelah penari telanjang terbaiknya bulan ini, Jiao Jiao, muncul dan mulai melakukan pertunjukannya. Jiang Cheng melihat wanita itu dengan tak tertarik.

Ini adalah kegiatannya setiap hari, kuliah, bermain dan berkunjung ke klub malam lalu pulang jam dua belas, bangun jam delapan pagi untuk kuliah dan berulang kembali. Terkadang juga Jiang Cheng akan menginap di rumah teman-temannya atau di hotel jika mereka memesan pelacur. Walaupun teman sepergaulannya seperti itu Jiang Cheng tidak mengikutinya.

Terkadang Jiang Cheng berpikir untuk berhenti datang ke klub malam dan melakukan sesuatu yang lain, tetapi ketika mengingat wajah kesal ayahnya ia tidak jadi melakukannya. Jiang Cheng suka melihat ayahnya kesal, dan itu adalah alasan kenapa dia melakukan semua ini.

Keluarga mereka adalah keluarga artis. Jiang FengMian adalah produser film ternama, Yu ZiYuan adalah bintang film besar. Kakaknya, Jiang YanLi adalah chef internasional yang sering diundang ke berbagai acara memasak. Wei WuXian dikenal sebagai pianis jenius yang sudah menuliskan lagunya sendiri sejak berumur tiga tahun. Lalu ada Jiang Cheng.

Ia adalah yang termuda, sekaligus yang paling tidak berbakat. Tidak, Jiang Cheng tahu dia memiliki bakat tetapi memilih untuk tidak menunjukkannya. Ia lelah dibanding-bandingkan dengan Wei WuXian, ibunya telah melakukan itu semenjak ia kecil. Jiang Cheng menghabiskan enam belas tahun hidupnya berusaha mengejar dan menyaingi Wei WuXian hanya untuk berakhir gagal. Di ulang tahunnya yang ke tujuh belas, Jiang Cheng menyerah dan memutuskan untuk berbuat kebalikan dari yang diharapkan orang tuanya.

Mo Dao Zu Shi DrabbleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora