Jangan Kirim Naskah Ke Mayor

231 35 6
                                    

Pesan ini ingin aku sampaikan kepada para bestie yang masih baru di dunia literasi ya. Jangan kirim naskah ke mayor. Kenapa? Rugi, sis. Dunia literasi sekarang ini sudah sangat berbeda dengan era tahun 2019 dulu. Sejak pandemi COVID-19, kita mengalami perubahan yang besar dan beberapa perubahan itu sepertinya tidak bisa dikembalikan meski pandemi telah berakhir.

Saat pandemi kita dipaksa di rumah aja. Banyak toko buku yang jadi beralih ke penjualan online. Jika sistemnya online, perlu kalian ketahui tidak ada bedanya antara toko buku besar dan online shop biasa. Apalagi kalau kita mengaksesnya melalui pf jual beli online macam Shopee ya. Jadi apa bedanya kita masuk mayor dan nggak? Pembeli sama-sama nggak bisa lihat buku fisiknya. Mending kita SP Self publish) aja dan jual buku sendiri aja, kan? Apalagi gratis ongkir juga bikin kita nggak rugi kalau beli online dan bisa dapat banyak bonus.

Mayor biasanya cuman kasih royalti 10-15% aja. Kenapa? Karena banyak orang yang terlibat dalam produksi sebuah buku. Editor, layouter, cover designer, percetakan, distributor, dan karyawan toko bukunya. Laba dari 1 buku ini bakal dibagi-bagi ke semua orang itu makanya royalti penulis juga nggak bisa besar. Beda kalau kamu SP. Editor, layouter, dan kang cover dan biaya cetaknya bisa kamu talangin pakai duit PO. Terus nanti labanya bisa kamu nikmati sendiri 100% buat kamu.

Penerbit mayor sekarang ini kebanyakan mencari penulis yang udah pemes. Jadi pemes itu kan butuh efforts ya. Usahanya bukan hanya sehari, dua hari aja. Bahkan ada yang udah bertahun-tahun nulis tapi nggak pemes-pemes juga ada. Kayak aku contohnya (hahaha). Itu penerbit kok enak banget, dia menikmati usahamu yang udah pemes, tapi bayarin kamu cuman sedikit.

Untuk menerbitkan buku cetak itu butuh proses yang panjang. Pertama buku harus di edit dulu, habis itu dilayout, habis itu didesign covernya, coba dicetak terus di periksa lagi sama proofreader. Lama... 1 buku bisa makan waktu 3 bulan sampai 1 tahun loh. Waktu bukunya udah dicetak udah rada basi. Pembaca udah lupa sama bukunya, akhirnya nggak gitu laku. Royaltinya juga biasanya 3 bulan sekali. Bandingkan dengan menulis di platform deh, karyakarsa misalnya. Kamu nulis hari ini langsung kamu upload, 5 hari lagi udah bisa ditarik duitnya. Kalau di Bestory malah bisa langsung ditarik hari ini juga... Royaltinya 90% buat kamu.

Lalu kenapa kamu masih mengejar mayor aja dengan semua benefit di pf dan SP? Cuman karena gengsi biar buku majang di toko buku seluruh Indonesia? Mending buku itu mejeng di rak buku pembaca atau di toko buku aja? Yuk bestie, berhenti mengejar mayor dan coba nulis di pf mulai sekarang.

Saat Naskahmu DitolakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang