Part 5 + Pengumuman

18 2 0
                                        

Assalamualaikum wr wb.

Maap kalo banyak typo yang bertebaran.

Happy reading to you all.

.............................................................................

"Bagiku mendapatkan cintamu adalah kemustahilan,
namun akan ku ubah kemustahilan itu menjadi kenyataan."

_antara rasa dan jarak.

Author pov.

Sang mentari perlahan undur diri dari indahnya langit yang menaungi pesantren Al Utsmani. Kilau senja masuk melalui jendela kamar Isya,membuat suasana menjadi berwarna orange. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Rofah masih betah di kamar ini, ia bercerita panjang dengan Isya. Setelah dari kolam ikan, mereka memutuskan untuk kembali ke kamar Isya.

"Kenapa yah mbak ketika kita lagi seneng, setelah itu Allah kadang kasih kita kesedihan." Senyum Rofah memudar. Isya hanya tersenyum hambar.

"Fah, kamu harus tau kalau kebahagiaan itu nggak akan abadi, pasti ada aja kesedihan setelah itu, entah dari mana pun asalnya. Bahkan dari alasan yang nggak kamu duga duga. Kamu serahkan semua ke Allah yah Fah. Skenario Allah itu lebih indah dari yang kamu bayangkan. Kamu cukup sabar, ikhtiar, tawakkal , huznudhon , berdoa dan usaha kamu inget itu yah Fah. Jangan pernah kamu bilang kalau Allah itu nggak adil ke kamu, karna kita nggak tau gimana skenario yang udah Allah rencanakan." Tutur Isya yang masih memeluk erat tubuh Rofah. Tangannya mengusap lembut puncak kepala Rofah

Perlahan air mata berjatuhan membasahi pipi chubby Rofah. "Loh kok nangis, udah nggak usah nangis. Semangat dek. Kamu masih sedih gara gara pindah pondok ? Hmm." Isya mengusap air mata yang berjatuhan di pipi Rofah.

"Hmmm, Rofah kuat Rofah kuat ya allah. Insyaallah Rofah ikhlas mbak, cuma emang sedikit berat aja ninggalin semua kenangan disana." Pandangannya entah kemana, ia selalu berusaha menguatkan dirinya sendiri. Ia menyeka air mata yang hendak turun membasahi pipinya.

"Semangat yah dek Fah." Melihat gurat kesedihan yang nampak di wajah Rofah, membuat Isya tak tega melihatnya. Ia sebenarnya ingin tau apa yang akan ia tinggalkan disana, sepertinya bukan hanya teman temannya saja. Sebuah ide cemerlang langsung muncul di otak Isya.

"Fah ikut mbak yuk." Rofah hanya memandangnya bingung."Udah nanti mbak kasih tau, sekarang ikut aja dulu." Isya berusaha menghiburnya, namun tetap saja sepertinya Rofah masih enggan untuk tersenyum ceria seperti sedia kala.

"Kok malah diem aja sih, ayo toh ning cantik." Isya mengulurkan tangannya. "Eh, i..iya Mbak Sya." Tangannya perlahan menerima uluran tangan Isya.

Dasarnya Isya yang nggak suka anak lambat, langsung saja ia menariknya paksa. "Eh eh mbak pelan pelan" Isya tak menghiraukan ucapan Rofah.

Perlahan mereka turun menuju pintu belakang rumahnya. Mereka berdua celingukan seperti maling yang akan mencuri perabotan. "Aman dek" Rofah membalasnya dengan acungan jempol.

Ternyata saat melewati dapur ada seorang mbak mbak ndalem yang sedang membuat minuman. "Loh ning, mau kemana. Bukannya nyai melarang njenengan keluar." Tanya Afifah, seorang mbak mbak ndalem tadi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antara Rasa dan JarakWhere stories live. Discover now