D*rkS*de*6*🔞

4.7K 227 60
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Dengan nafasnya yang terengah-engah, Woojin membuka pintu rumahnya.

Mata Woojin menelisik disetiap langkah kakinya. Seluruh ruangan telah ia telusuri namun tidak ada keberadaan sosok BangChan.

Woojin mengusap wajahnya kasar. Chan sudah pergi! Menghampiri pembunuh itu, yang bersembunyi di dalam rumah Chan.

Woojin Mengambil ponselnya dengan cepat, menekan sebuah Kontak yang berada di barisan paling atas dalam daftar 'sering dihubungi'.

"Minho! Kami punya buktinya dan sekarang aku butuh bantuanmu!"

Woojin menekankan suaranya. "BangChan membutuhkan bantuanmu!"

.
.
.
.
.
.

Jeongin mengeratkan genggamanya pada pisau pemberian Hyunjin. Matanya mengintai tajam dari balik pintu kamar Bangchan.

Jeongin menyeringai, Bangchan agak ceroboh dengan membiarkan cendelanya tidak terkunci. Membuat Jeongin bisa mudah masuk dan menyelinap ke kamar milik sang pemuda Bang itu.

hanya satu Hal yang tidak Jeongin kira...

Kalau dirinya akan melihat sebuah pemandangan erotis.

Ketika Bangchan melepas jaket serta kaos tipisnya, memperlihatkan kulit putih mulus layaknya bayi dan kedua nipplenya yang mamakai...

Plester?

Jeongin kembali menyeringai, menghampiri Chan yang tengah memunggunginya.

Pemuda Bang itu tidak menyadari keberadaan jeongin yang menghampirinya.

Sembari mengangkat sebuah pisau yang sangat tajam, mata jeongin pun berkilat tajam, "setelah menggoda ku kau menjajakan tubuhmu pada yang lain huh?!"

Tubuh Chan tersentak kaget. Ia menengadahkan sedikit kepalanya karna jeongin menempelkan mata pisau itu pada lehernya.

"Berapa kau dibayar?..." Chan berjinjit sedikit ketika tangan kiri jeongin mengusap perutnya.

Ah sial, Chan terjebak. Otaknya tidak bisa menghasilkan sebuah rencana apalagi ketika tangan jeongin naik ke dada kirinya.

"Apa kau dibayar dengan dua buah plester?!!"

jeongin menekan nipple kiri Bangchan. Membuat sang empunya terpekik kaget.

"Anghk!"

Nipple Chan sangat sensitive, apalagi saat ini kasusnya kedua nipple itu telah dimakan kasar oleh kekasihnya. Chan tentunya juga masih tidak bisa bergerak terlalu banyak.

"Ahnk!" Jeongin mendorong Chan ke ranjang kemudian menindihnya. "Hmmm kemana si pemberani." Pisau jeongin menyusuri pipi Chan.

Dengan perlahan membuat sebuah goresan kecil disana. Chan meringis, "anak kecil seharusnya tidak bermain dengan benda tajam jeong~."

Jeongin menyeringai "well, that's the brave!" Membawa tangan kirinya untuk mencekik leher Bangchan dengan kuat.

Sementara tangan kananya mengelus lekukan pinggul si pemuda Bang. "Apa anak kecil bisa melakukan ini?" Ringisan kecil keluar dari mulut Chan ketika jeongin mencubit nipplenya yang masih tertutupi plester.

"M-menyingkir!" Cengkraman pada leher Chan menguat. Jeongin tertawa senang melihat wajah Chan yang memerah.

Sangat lucu.

Membuat jeongin ingin menghancurkanya.

"Akan ku lepas asalkan kau tidak lagi memberontak hyungie~!" Chan kembali tersendat.

[5]🌷DarkSide|[JeongChan]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz