31 - Pertarungan Anita x Dan x Killua

Mulai dari awal
                                    

Killua : (Mati kau! Kematian yang sepenuhnya!)

Lucia : Pfft. Kasihan sekali, sekarang kau seperti seekor kelinci yang diambang kematian (tersenyum licik)

Anita menutupkan matanya, tubuhnya gemetaran.

Lucia : Ah, kau gemetaran? Pffft. Kau bisa merasakan takut juga sekarang? Hahaha...

Lucia melihat Anita yang sudah pasrah, tiba-tiba teringat dengan Gon yang sedang mati-matian bertarung untuk menyelamatkan Anita.

Lucia : Oniichan, sudah lepaskan dia. Kalau kau membunuhnya, maka Gon akan marah padamu. Apa itu tidak apa-apa?

Killua : Gon?

Anita membukakan matanya, dilihatnya Killua mulai ragu-ragu dan secara perlahan-lahan jauhkan kukunya dari lehernya.

Lucia : Benar. Gon! Apa kau sudah lupa padanya?

Killua kembali tersadar sepenuhnya lalu berlari meninggalkan Anita dan Lucia untuk mencari Gon ke ruangan yang dimana Netero mengajak mereka bermain bola tadi.

Killua : Gon!!

Anita langsung merasa lega dan bangkit sambil memegangi lehernya.

Lucia : Kau beruntung! Kalau tidak kuhentikan, kau mungkin sudah mati di sana (tersenyum)

Anita merasa tersinggung. Dia tidak senang karena sudah ditolong oleh musuhnya. Dia pun langsung marah dan membentak Lucia.

Anita : Apa maumu?! Kenapa tidak membunuhku saja?!

Lucia hanya menatap Anita dengan muak.

Lucia : (Dasar wanita menyebalkan! Padahal sudah kutolong. Bukannya berterima kasih. Apa kubunuh saja dia sekarang? Tidak, tidak. Bisa-bisa Gon dan Killua akan membenciku. Sebaiknya aku abaikan saja dia)

Anita : Hei, apa kau bisu?! Kenapa tidak menjawabku, hah?! (marah)

Lucia menghela nafas dengan pelan dan menahan emosinya, lalu menjawab pertanyaan Anita dengan sedikit geram.

Lucia : (Dia memang menyebalkan!) Itu karena Gon masih bertarung demimu! Kau tidak mungkin tidak tahu tentang hal itu, kan?!

Anita : Memangnya kenapa dengan itu?!

Tiba-tiba Anita ambruk dan tergeletak di lantai. Lucia tidak kaget sedikitpun, dia malahan tersenyum senang.

Lucia : Aniki, terima kasih, aku sungguh tertolong. Wanita ini sungguh keras kepala dan menyebalkan. Kalau kau tidak membuatnya pingsan dengan jarummu itu, aku pasti sudah menebasnya tadi (tersenyum)

Lucia menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil melihat ke arah Illumi dan Hisoka yang tiba-tiba muncul dari arah belakang, dimana Anita berdiri membelakangi Illumi dan Hisoka tadi.

Illumi : Aku tidak bermaksud menolongmu, kebetulan saja aku berada disekitar sini.

Illumi mencabut jarumnya yang berisi Nen dari kepala Anita.

Lucia : Ah, apa dia mengganggumu dengan Hisoka? (menyeringai)

Illumi mengabaikan pertanyaan Lucia. Dia tahu Lucia sedang mencoba memancingnya, tapi dia tidak terprovokasi dengan mudah.

Hisoka hanya tersenyum licik sambil membasahi bibirnya dengan lidahnya. Lucia merasa jengkel, dia pun marah sambil menunjuk-nunjuk ke arah Hisoka.

Lucia : Hisoka kau juga menyebalkan! Aniki bilang ke Hisoka, jangan menyuruhnya memandangku seperti itu! Dasar menjijikkan! (mulai marah)

Illumi : Luci, kau pasti tahu ujian pada tahap ketiga itu tentang apa, kan?

Lucia : Ah, jadi kau mencariku hanya untuk itu?

Illumi hanya menatap Lucia dengan tanpa ekspresi apapun. Lucia langsung mengerti maksud dari tatapan itu dan mengambil sebuah botol kecil kosong yang berukuran 50cc dari dalam tasnya, lalu memberikannya ke Illumi.

Lucia : Darah.

Tanpa protes maupun membantah, Illumi langsung menggoreskan tangannya dan mengisi darahnya ke botol kecil itu.

Lucia : Pada ujian tahap ketiga, kita akan diberikan waktu 72 jam untuk masuk dan turun sampai ke dasar paling bawah dalam keadaan hidup-hidup dari sebuah menara yang sangat tinggi. Nama menara itu aku tidak tahu. Lalu, di dalam menara itu akan ada banyak sekali jebakan untuk menghambat kita sampai kita tiba di lantai dasar paling bawah dari menara itu. Infonya segini cukup, kan?

Illumi memberikan botol kecil yang sudah terisi penuh dengan darahnya ke Lucia.

Lucia : Wah, terima kasih (senang)

Lucia membuat sebuah tanda dengan menuliskan nama Illumi dengan spidol pada botol kecil itu. Illumi yang sudah mendapatkan informasi yang dia inginkan pun hendak pergi dari sana.

Illumi : Aku akan menemuimu lagi di bawah sana.

Lucia : Hmm, iya! Ah, tunggu sebentar.

Illumi dan Hisoka menghentikan langkah kaki mereka. Illumi menoleh ke arah Lucia, sedangkan Hisoka tidak menoleh sama sekali.

Lucia : Hisoka, apa ada kabar atau sesuatu dari mereka? Mereka tidak menanyai keberadaanku sekarang, kan?

Hisoka : Tidak.

Seperti biasanya, Hisoka selalu menjawab pertanyaan Lucia dengan singkat, padat dan jelas. Setelah itu, Hisoka dan Illumi pun pergi dan menghilang di dalam kegelapan. Tidak lama kemudian, dari kejauhan tampak Kurapika dan Leorio berjalan mendekati Lucia.

Kurapika : Lucia, sedang apa kau sendirian disini?

Leorio : Dimana Killua dan Gon?

Lucia : Ah, Kurapika! Paman!

Lucia tidak menjawab pertanyaan Kurapika maupun Leorio. Ketika mereka berdua tiba tepat berada di depan Lucia, mereka berdua tersentak kaget saat melihat Anita tergeletak di lantai, lalu dengan curiga melihat ke arah Lucia.

Lucia : Bukan aku yang membuatnya pingsan (tersenyum)

Kurapika : Ah, begitu ya.

Kurapika dan Leorio tersenyum lega. Leorio pun memindahkan tubuh Anita dengan hati-hati, lalu menyandarkan tubuh Anita ke sebuah bangku panjang yang berada disana.

Lucia : Aku haus, bagaimana kalau kita minum teh, yuk? (tersenyum)

Setelah itu, Lucia, Kurapika dan Leorio berjalan menuju ke cafe.

-Bersambung-

BANTU VOTE DAN SHARE YA 🙏😁

Hunter x Hunter [My version, Lucia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang