Zacchio, Ulang Tahun

19.7K 2.1K 1.3K
                                    


∞∞∞∞∞∞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∞∞∞∞∞∞

DEVERRA

"Selamat, ulang tahun, kami ucapkan... Selamat panjang umur, kita kan doakan. Selamat, sejahtera, sehat sentosa... Selamat panjang umur dan bahagia."


Selamat ulang tahun,

Selamat panjang umur.


Jadi gimana sebuah hari ulang tahun bisa dirayakan untuk mereka yang udah gak ada?

Membayangkan aja gue gak pernah.

Dave pernah bilang, "Semakin dewasa, semakin banyak pemakaman yang harus kita hadiri. Semakin banyak yang pergi, semakin banyak orang yang kita kenal pamit lebih dulu."

Bagi gue wajar.

It sounds sad but we are all born to die.

Kita semua lahir untuk kemudian mati.

Jadi gue gak pernah menyesali sebuah kepergian yang sudah memang seharusnya. Kepergian yang sudah jadi takdir Tuhan. Kepergian yang bagi gue saat itu adalah keputusan semesta terbaik.

Gue lebih banyak menyesali kepergian dan kehilangan yang gak seharusnya.

Kepergian orang-orang yang pernah ada di hidup gue karena orang lain.

Kehilangan kesempatan-kesempatan baik yang seharusnya bisa jadi milik gue.

"Lo pernah kasih Zacchio hadiah ulang tahun?"

"Pernah."

"Apa?"

"iPod Nano. Warna biru."

Itu iPod yang masih ada sampai sekarang. iPod jadul berisi satu lagu yang selalu dia putar setiap kali dia lagi sendirian dan gak punya teman bicara.

"Selain itu?"

"Gak pernah kasih apa-apa lagi. That was my first and my last." Ketika gak praktek, dia lebih suka gue mengajaknya pergi keliling dengan mobil. Pendingin dimatiin, jendela dibuka, dan dia akan mengeluarkan sebelah tangannya. Dia bilang, dia paling suka ketika angin menabrak telapak tangannya.

Dia suka suara denyitan ban di aspal yang nyaring. Dia suka dengan hening yang ada di sekitar kita dalam perjalanan ini.

"Lo selalu pulang, padahal lo sibuk." ujarnya lagi tanpa melihat gue. "Gue kan udah bilang, gue gak apa-apa. Lo gak perlu ngurus gue, gue bukan anak kecil."

Dia selalu jadi si keras kepala yang seperti ini, dan gue akan selalu mengerti.

Karena gue udah mengenalnya dengan sangat dalam.

Maladivas.

"Gue balik bukan buat lo," mata gue masih fokus pada jalan, namun ujung mata gue meliriknya dengan sedikit seringai tipis. "Gue balik buat Zacchio. Besok dia ulang tahun."

SerangkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang