2

151 16 2
                                    

Kim Jiwon, gadis manis yang masih melanjutkan kuliahnya disalah satu universitas ternama di Seoul. Ia juga bekerja sambilan disalah satu cafe milik salah satu artis ternama di Korea Selatan.

Ia berasal dari keluarga yang kekurangan, sehingga untuk memenuhi pendidikannya, Jiwon menyanggupi bekerja setelah pulang kuliah.

Dia tahu, dia akan lelah. Tapi, demi membantu ekonomi keluarganya, dia harus tetap bersemangat.

"Sudah aku bilang, kan? Kamu tidak usah bekerja. Aku akan membiayai kuliahmu sampai selesai" kata Lee Jinki.
Jinki adalah sahabat terdekatnya. Yang selalu membantunya, dan menemaninya saat susah maupun senang. Jiwon menatap Jinki sambil mendecih lidahnya.

"Dan membiarkan aku berutang budi padamu?" tanya Jiwon.

Jinki menemui Jiwon yang sedang bekerja. Selama cafe sepi pengunjung, Jiwon bisa menemui sahabatnya sambil membereskan pekerjaannya.

"Kau tidak perlu membayar utangmu itu, Jiwon. Aku tulus membantumu" jawab Jinki.

"Tidak. Aku lebih suka membiayai kehidupan sehari-hariku dengan menggunakan uang hasil kerja kerasku. Jadi, terima kasih" tolak Jiwon halus.

Jinki menarik nafasnya. Jiwon menyalakan televisi, untuk menghilangkan sunyi di cafe.

"Wah, lihat.. Akhir-akhir ini Seoul tidak aman lagi. Ada pembunuhan di club milik Mr. Oh" kata Jinki.

Jiwon menatap Jinki sejenak dan menonton berita terbaru hari ini. Ia melihat mayat wanita yang disensor tanpa berbusana. Jiwon memandangnya dengan jijik.

"Dia adalah korban ke 15 di Seoul. Aku dengar ada korban di daerah lain juga" kata Luna.

Jiwon menelan ludahnya. Ia menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ia akan pulang sendiri, dan rumahnya yang jauh dari jalanan.

"Untung saja aku akan dijemput pacarku. Jiwon, bagaimana denganmu?" tanya Luna.

"Aku yang akan mengantarkannya, tenang saja" kata Jinki.

Luna tersenyum lega. Jiwon kembali bekerja saat pengunjung sudah kembali ramai. Jiwon menyapa mereka dengan hangat dan senyum yang manis.

Sampai ia mendapatkan pengunjung baru yang baru masuk. Seorang pria tingi dengan blazer hitam panjang sekaki. Tatapan matanya yang tajam, san memiliki aura yang menakutkan.

Jinki menelan ludahnya dan gemetaran melihat pria tersebut. Pria itu mendekati Jiwon, dan memesan Mocha Latte untuk 3 orang.

"Semuanya 175 won. Dengan atas nama siapa?" tanya Jiwon.

Meskipun ketakutan dan perasaan aneh, Jiwon tetap melayaninya dengan sepenuh hati.

"Kim Woobin" jawab Woobin sambil menyerahkan uang.

Jiwon mencatat namanya dan menerima uangnya sambil tersenyum. Woobin menatap Jiwon dan sedikit tersenyum. Ia langsung pergi mencari meja yang kosong bersama kedua temannya.

Luna menyiapkan pesanan Kim Woobin, sementara Jiwon menerima pesanan baru. Setelah selesai, Jiwon mengantarkan pesanan Woobin di mejanya.

''Maaf lama menunggu" sesal Jiwon. Ia meletakkan pesanan Woobin di meja. "Selamat menikmati. Jika ada tambahan, bisa panggil kami".

Woobin mengangguk. Ia melihat nametag Jiwon sebelum gadis itu meninggalkan mejanya.

"Kim Jiwon. Manis".

TO BE CONTINUED

All About Loveजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें