11. Truth

2.2K 405 148
                                    

Third POV

Pencarian Mark telah berlangsung selama sebulan. Namun, nihil. Mereka masih belum mampu menemukannya. Kendati begitu, Juni dan Jaemin tidak menyerah. Mereka terus datang ke TPA Suwung meskipun tidak bisa setiap hari karena sejak minggu lalu mereka sudah mulai menghadapi UTS.

Mark juga bersikeras agar Juni tetap fokus pada kuliahnya. Padahal Juni tidak keberatan menghabiskan beberapa jam-nya demi menemukan Mark. Tapi pria itu malah marah dan tidak mengangkat telepon Juni selama dua hari. Alhasil, Juni mengalah.

Keributan itu sudah terjadi minggu lalu.

Dan hari ini, Juni telah melewati 3 harinya tanpa Mark.

Tiba-tiba saja pria itu mengiriminya pesan 3 hari lalu bahwa ia akan sibuk dengan dua temannya untuk menginvestigasi sesuatu dan tidak akan bisa dihubungi. Juni sempat mengetes apakah Mark sungguh-sungguh. Gadis itu menghubungi kontak Mark. Ternyata nomornya selalu sibuk, menandakan bahwa teman gaibnya tersebut memang benar-benar sedang melakukan panggilan dengan orang lain, yakni teman-temannya.

Sejujurnya Juni merasa kesepian. Dia sudah terbiasa ngobrol dengan Mark tiap hari. Sekarang rasanya Juni seperti kehilangan seorang teman.

"Lo langsung balik?" tanya Yeri saat perkuliahan siang itu berakhir.

Juni memasukkan buku-buku kuliahnya ke dalam tas lalu menoleh. "Enggak," gelengnya. "Mau pergi sama temen."

"Pasti si Jaemin lagi!" Yeri mencebikkan bibir. "Berasa direbut nih sobat gue satu-satunya."

"Apa sih, Yer," kekeh Juni. "Kan minggu lalu udah gue temenin nonton."

"Sekali doang dih! Itu juga lo ketiduran di pertengahan film," cibir temannya tersebut. Yeri masih dongkol mengingat janji nonton mereka waktu malam minggu minggu lalu. Juni kelelahan setelah mencari Mark, jadi saat nonton dengan Yeri dia malah ketiduran.

"Yah... diungkit-ungkit mulu! Kan udah minta maaf," protes Juni.

"Ya ya ya." Yeri memutar bola mata. "Lagian lo ngapain sih hampir tiap hari jalan sama Jaemin? PDKT lo?" selidiknya. Wajah Yeri mendekat, melihat tepat ke netra Juni, membuat Juni refleks mundur dan menjauhkan wajahnya.

"Mata lo PDKT!" Juni mendorong wajah Yeri dengan telapak tangannya. Entah mengapa dia jadi merasa sedikit gerah.

"Idiiih salting! Lagian gak pa-pa kali kalo kalian PDKT! Gue liatnya sih kalian cocok. Mana kadang si Jaemin suka liatin lo diem-diem gitu pula," goda Yeri, senang melihat pipi Juni yang memerah karena malu.

"Ngaco!" Bantah Juni, ngegas.

Yeri tertawa puas. Meskipun agak sedih waktu bermainnya dengan Juni berkurang, namun ia ikut senang sahabatnya tersebut sekarang mulai dekat dengan seorang laki-laki. Itu menandakan sebuah kemajuan. Dia sih sangat mendukung kalau Juni jadian dengan Jaemin. Jaemin tidak terlihat seperti pria aneh maupun jahat. Selama beberapa kali bertemu di gedung fakultas mereka, Jaemin memberikan kesan yang baik. Orangnya terlihat tidak banyak bicara, tapi dia suka tersenyum. Menurut Yeri sendiri, senyum Jaemin sangat manis. Jika saja Juni tidak sedang dekat dengan Jaemin, mungkin ia yang akan mendekati pria bersenyum manis tersebut.

"Ya udah gue balik duluan kalo gitu. Salam ya buat mas pacar!" pamit Yeri yang langsung berlari menghindari pukulan Juni.

"BUKAN PACAR ANJIR!" pekik Juni sebal sembari mengayunkan tangannya, berniat menggeplak sahabatnya yang menyebalkan itu. Sayang sekali Yeri berhasil menghindar.

Sepeninggal Yeri, Juni pun bergegas ke luar ruang kelas. Ia mengecek ponselnya. Masih tidak ada pesan dari Mark.

Tetapi ada sebuah pesan dari Jaemin.

7 DAYS of DATING [NCT DREAM]Where stories live. Discover now